Keraton Solo Geger! Ada Oknum Polisi Todongkan Senpi, Sejarah Konflik Sejak 18 Tahun Lalu Gegara ini!

Minggu, 25 Desember 2022 | 21:03
Kolase: KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA dan TRIBUNSOLO.com/Ahmad Syarifudin

Kini geger Keraton Solo ada oknum polisi todongkan pistol, terungkap sejarah konflik sejak 18 tahun lalu gegara ini.

Suar.ID - Pada Jumat (23/12) malam, Keraton Solo, Jawa Tengah kembali geger.

Bagaimana tidak, ada oknum polisi yang menodongkan senjata api alias senpi ke cucu Raja Pakubuwono XIII.

Terungkap, sejarah konflik di Keraton Solo ini sudah terjadi sejak 18 tahun lalu.

Konflik ini pun terjadi gegara hal ini.

Sebelumnya kericuhan yang terjadi di Keraton Solo ini melibatkan 2 kubu.

Kedua kubu ini yaitu Sasonoputro yang mengatasnamakan Sri Susuhan Pakubuwono XIII dengan Lembaga Dewan Adat (LDA) atau kubu Gusti Moeng.

Dilansir TribunSolo.com, LDA sendiri adalah kerabat keraton yang berisi pada adik dan anak raja.

Sedangkan, Sri Susuhan Pakubuwono XIII adalah raja di Keraton Solo yang kini menjabat.

Gusti Moeng atau Gusti Kanjeng Ratu Wandasari ini adalah putri dari pasangan Sri Susuhan Pakubuwono XIII dengan Kanjeng aden Ayu Pradapaningrum.

KPH Eddy Warabhumi yang adalah suami Gusti Moeng ini akui kalau ada anggota kepolisian yang terlibat dalam konflik internal Keraton Solo ini.

Ia pun akui kalau anggota Polri ini menodongkan senpi ke cucu Raja Pakubuwono XIII.

Eddy juga mengaku kalau telah lama bersurat ke Propam untuk tindak oknum polisi yang menurutnya sebabkan insiden ini.

Ia ungkap bila memang benar oknum ini adalah anggota kepolisian maka perlu adanya tindakan gegara telahsalah menggunakan wewenang.

KOMPAS.com Fristin Intan Sulistyowati/TRIBUNSOLO.com Ahmad Syarifudin
KOMPAS.com Fristin Intan Sulistyowati/TRIBUNSOLO.com Ahmad Syarifudin

Terjadi kisruh di Keraton Solo, cucu raja Keraton Solo (kanan) ditodong Pistol, hingga empat orang dilarikan di rumah sakit. Kondisi di kawasan Keraton Kasunanan Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (23/12/2022).

"Saya bersurat berkali-kali ke Propam," aku Eddy, lewat video wawancara yang dikirimkan ke TribunSolo.com.

Menurut pengakuan Eddy ini oknum ini telah 5 tahun tinggal di kawasan tersebut.

Sehingga jalin hubungan dengan pembantu Sri Susuhan Pakubuwono XIII.

"Yang 5 tahun di sini tidak pernah dipindah.

"Yang dua berhubungan dengan pembantunya Sinuhun kemudian kawin," jelasnya.

Cucu Raja Keraton Solo Ditodong

BRM Suryo Mulyono, cucu Sri Susuhan Pakubuwono XIII akui ditodong senpi.

Ia pun ungkap yang menodong senpi ini adalah anggota polisi.

"Saya diginiin (mengisyaratkan tangan seperti ditodongi senjata api)."

"'Isoh meneng ra mas?' Ditodong didorong. 'Ojo peh aku nganggo klambi biasa terus kowe nyepelekke aparat'

(Bisa diam tidak mas, jangan karena saya tidak memakai seragam lantas anda menyepelekan aparat)," tuturnya mengikuti perkataan oknum tersebut.

Sejarah dan Akar Masalah Konflik

Melansir dari Tribunnews.com, peristiwa yang terjadi di Jumat malam ini dipicu oleh konflik Keraton Solo yang sampai saat ini masih berlangsung.

Konflik ini awalnya usai meninggalnya Pakubuwono XII pada 12 Juni 2004 atau sekitar 18 tahun lalu.

Kendati begitu, kala itu Pakubuwono XII ini tak memiliki permaisuri serta mengangkat putra mahkota.

Akibatnya terjadi perebutan takhta di antara anak keturunan Pakubuwono XII.

Kedua kubu pun mengklaim sebagai pewaris takhta dan deklarasikan diri sebagai raja Keraton Solo.

Kubu ini yaituHangabehi putra tertua dari selir ketiga Pakubuwono XII mendeklarasikan diri sebagai raja pada 31 Agutsus 2004.

Sedangkan Putra Pakubuwono XII dari selir yang berbedar, Tedjowulan pun nekat juga deklarasikan diri sebagai raja pada 9 November 2004.

Namun di tahun 2012 lalu, Jokowi sebagai Walikota Siki dan anggita DPR Mooryati Sudibyo pun damaikan sua kubu anak raja ini di JaKarta.

Hasilnya pun keduanya akhirnya mau sepakatberdamai dan tanda tangani akta rekonsiliasi.

Hangabehi anak putra tertua Pakubuwono XII pun tataeep jadi raja.

Namun Tedjowulan jadi mahapatih dengan gelar KGP (Kanjeng Gusti Pangeran Haryo) Panembahan Agung.

(KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati)
(KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati)

Kondisi dikawasan Keraton Kasunanan Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (23/12/2022).

Tapi, sejumlah keturunan Pakubuwono XII menolak rekonsiliasi didirikannya Lembaga Adat Keraton.

Lembaga ini pun berhentikan sang raja gegara Hangabehi beberapa kali lakukan pelanggaran.

Dewan adat pun larang pendukungnya memasuki keraton.

Baca Juga: Rena Dyana Dikaitkan Dengan Video Asusila Wanita Kebaya Hijau, Netizen Sebut Sang Model Pernah Siaran Langsung Di Tempat Yang Sama

Editor : Aditya Eriza Fahmi

Baca Lainnya