Suar.ID - Kasus kematian Brigadir Yosua hingga kini belum menemui titik terangnya.
Motif hingga kronologi pembunuhan ajudan Ferdy Sambo tersebut hingga kini masih menjadi misteri.
Jaksa Penuntut Umum (JPU) mengungkapkan Putri Candrawathi berbohong soal pertanyaan tidak selingkuh dengan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Hal itu terungkap dari hasil tes poligraf terhadap terdakwa.
Hasil tes poligraf itu diungkap JPU saat sidang kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua di PN Jakarta Selatan pada Senin (12/12). Awalnya, JPU mempertanyakan hubungan Putri dengan Brigadir Yosua.
Lalu, Putri pun menjawab hubungannya dengan Brigadir Yosua hanya sebatas atasan dan sopir. Bahkan, dia telah menganggap Brigadir Yosua sebagai anak kandungnya.
"Saudara punya hubungan apa sama Yosua?" tanya JPU. "Maksudnya?," jawab Putri.
"Ada hubungan yang lebih dari sekedar ajudan dengan atasan?" tanya JPU.
"Yosua adalah driver saya yang saya anggap sebagai anak kandung," jawab Putri.
Lalu, JPU kembali mempertanyakan apakah ada hubungan spesial antara Putri dengan Brigadir J. Lalu, Putri kembali membantah soal asmara antara keduanya seperti yang ditanyakan oleh JPU.
Selanjutnya, JPU pun mempertanyakan Putri soal salah satu pertanyaan hasil poligraf yang telah dilakukannya beberapa waktu lalu. Lalu, Putri mengaku tidak ingat terkait pertanyaan tersebut.
"Baik, saudara pernah dites poligraf?" tanya JPU. "Iya pernah," jawab Putri.
"Anda tahu pertanyaannya apa?" tanya JPU. "Saya lupa," jawab Putri.
"Lupa, bisa lebih digali lagi mungkin ingatannya? Coba tenang dulu" cecar kembali JPU. "Untuk pertanyaan saya lupa," jawab Putri.
Berikutnya, JPU pun mengingatkan bahwa salah satu pertanyaan poligraf yang diajukan kepada Putri adalah salah satunya soal perselingkuhan. Saat itu, JPU mengungkap Putri menjawab tidak berselingkuh.
"Baik, coba saya ingatkan, dalam pertanyaan apakah anda berselingkuh dengan Yosua di Magelang pada saat itu anda menjawab apa?" tanya JPU.
"Tidak," jawab Putri.
"Anda tahu hasilnya?" tanya JPU. "Tidak," jawab Putri.
"Tidak tahu juga? Tidak ada yang ngasih tahu anda?" tanya JPU.
"Tidak," jawab Putri.
Menurut JPU, jawaban Putri tersebut pun terindikasi bohong tidak berselingkuh dengan Brigadir J berdasarkan alat poligraf. Namun, Putri mengaku tidak mengetahui hasil poligrafnya tersebut.
"Di sini indikasi berbohong, bagaimana dengan itu?" tanya JPU.
"Saya tidak tahu itu," jawab Putri.
"Anda tidak tahu sama sekali?" tanya JPU.
"Tidak," jawab Putri.
Ketika bersaksi di persidangan Putri Candrawathi menegaskan jika Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat melakukan kekerasan seksual hingga menganiaya dengan cara membanting Putri sebanyak tiga kali.
Awalnya, hakim ketua, Wahyu Iman Santoso bertanya kepada Putri mengenai seorang anggota kepolisian yang mendapat kehormatan saat dimakamkan.
Namun, Putri mengaku tidak mengetahui secara persis syarat-syarat anggota polisi yang tewas dan dimakamkan secara kedinasan.
"Tahu enggak syarat-syaratnya apa supaya mereka dapat kehormatan pada saat pemakaman?" tanya hakim.
"Saya tidak tahu persis," jawab Putri.
"Saudara tidak tahu persis, saya sampaikan, untuk mendapatkan seperti itu berarti yang bersangkutan tidak boleh mendapatkan cemar sedikit pun atau noda dalam catatan karirnya, faktanya almarhum Yosua dimakamkan dengan kebesaran dari kepolisian," ungkap hakim.
"Kalau seandainya dia, seperti yang saudara sampaikan melakukan pelecehan seksual Kepada saudara tentunya dia tidak akan mendapatkan hal itu," sambungnya.
Selanjutnya, hakim juga menyebut jika Mabes Polri sendiri menghentikan laporan mengenai adanya pelecehan seksual yang diisukan kubu Ferdy Sambo selama ini.
"Kedua, apa yang saudara sampaikan mengenai dalil pelecehan tadi sampai hari ini pada akhirnya Mabes Polri membatalkan Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) mengenai hal itu," ungkap hakim.
Terkait itu, Putri tetap bersikukuh jika dirinya merupakan korban pelecehan seksual. Bahkan, Putri menyebut jika Yosua telah menganiaya dirinya dengan membanting sebanyak tiga kali.
"Mohon maaf yang mulia, mohon izin yang terjadi memang Yosua melakukan kekerasan seksual, pengancaman, dan penganiayaan membanting saya 3 kali ke bawah itu yang memang benar-benar terjadi," ucap Putri.
Kalaupun Polri melakukan pemakaman seperti itu saya tidak tahu mungkin bisa ditanyakan ke institusi Polri kenapa bisa memberikan penghargaan kepada orang yang telah melakukan pemerkosaan, penganiayaan serta pengancaman kepada saya selaku Bhayangkari," sambung Putri.
Putri Candrawathi menceritakan soal viral foto Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J menyetrika baju anaknya saat di rumah Magelang, Jawa Tengah. Istri Ferdy Sambo itu mengakui bahwa foto itu diambil dirinya.
"Kalau itu (foto diambil) tanggal 3 Juli. Yosua yang waktu itu membuat menyetrika baju anak kami," kata Putri.
Putri menyatakan bahwa Brigadir J baru pertama kali menyetrika baju anak-anaknya seperti viral foto di media sosial. Sejatinya, dia yang mau menyetrika baju anaknya tersebut.
"Sebenarnya saya waktu itu meminta tolong Susi untuk mengambilkan papan setrika itu saya menyetrika Yang Mulia, terus Yosua lewat terus bilang 'ibu izin biar saya aja yang menyetrika masak Ibu'," jelasnya.
Lalu, Putri melarang Brigadir J tak menyetrika baju anaknya tersebut. Namun saat itu, ajudan Ferdy Sambo itu memaksa agar dirinya yang mengerjakan tugas tersebut.
"Saya bilang 'sudah tidak apa-apa Yos karena ini punya anak saya yang perempuan, saya sedang membantu anak-anak untuk tanggal 4. Dia bilang 'biar saya saja Ibu, saya biasa menyetrika baju, biar Ibu bisa mengerjakan yang lainnya' akhirnya saya serahkan ke Yosua untuk menyetrika," ujarnya.
Putri Candrawathi juga mengatakan, Yosua selalu mendampingi dirinya saat berpergian ke Magelang, Jawa Tengah.
Awalnya majelis hakim bertanya seberapa sering korban menemani Putri pergi ke Magelang selama korban menjadi pendamping Putri.
"Kurang lebih tiga kali yang mulia," kata Putri.
Ia mengaku, selama berpergian ke Magelang, dirinya selalu lewat jalan darat alias menggunakan mobil dan didampingi ajudan.
"Yang pasti saya, kalau anak saya yang nomor dua pasti didampingi Dek Ricky. Pastinya siapa saja yang ikut saya lupa yang mulia. Tapi pasti ada ADC (ajudan)," ungkap dia.
Hakim pun bertanya kembali apakah Yosua selalu mendampinginya.
"Iya," imbuh Putri.
Baca Juga: Perlakuan Brigadir J Di Ruang TV Dibongkar Putri Candrawathi: Jangan, Nanti Kalau Saya Sudah Kuat