Penasaran Dengan Pendopo Royal Ambarukmo Tempat Kawinan Kaesang Pangarep? Ini Jadwal KRL Solo-Jogja Desember 2022 Untuk Ke Sana

Senin, 12 Desember 2022 | 13:41
Kompas.com

Pendopo Royal Ambarukmo, tempat kawinan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. Mau ke sana? Cek dulu jadwal KRL Solo-Jogja

Pendopo Royal Ambarukmo, tempat kawinan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono. Mau ke sana? Cek dulu jadwal KRL Solo-Jogja

Suar.ID -Pendopo Royal Ambarukmo tiba-tiba jadi perhatian.

Bagaimana tidak, di Pendopo Royal Ambarukmo itulah Kaesang Pangarep mengikat janji sehidup semati dengan Kaesang Pangarep.

Bagi kamu yang tinggal di sekitar Solo dan ingin melihat bentuk dan keunikannya, cek dulu jadwal KRL Solo-Jogja Desember 2022.

Keberangkatan dari Stasiun Palur

  • 06.15
  • 09.30
  • 15.25
Keberangkatan dari Stasiun Solo Jebres

  • 06.21
  • 09.36
  • 15.31
Keberangkatan dari Stasiun Solo Balapan

  • 05.05
  • 06.30
  • 08.17
  • 09.00 (khusus Sabtu, Minggu dan hari libur nasional)
  • 09.42
  • 11.20
  • 12.25
  • 14.30
  • 15.37
  • 16.33
  • 18.05
  • 19.10 (khusus Sabtu, Minggu dan hari libur nasional)
Keberangkatan dari Stasiun Purwosari

  • 05.11
  • 06.36
  • 08.23
  • 09.07 ( khusus Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional)
  • 09.48
  • 11.26
  • 12.31
  • 14.36
  • 15.43
  • 16.40
  • 18.12
  • 19.15 (khusus Sabut, Minggu, dan hari libur nasional)
Keberangkatan dari Stasiun Gawok

  • 05.18
  • 06.43
  • 08.30
  • 09.14 (khusus Sabtu, Minggu dan hari libur nasional)
  • 09.55
  • 11.33
  • 12.38
  • 14.43
  • 15.50
  • 16.47
  • 18.19
  • 19.26 (khusus Sabtu, Minggu dan hari libur nasional)
Keberangkatan dari Stasiun Delanggu

  • 05.24
  • 06.49
  • 08.48
  • 09.20 (khusus Sabtu, Minggu dan libur nasional)
  • 10.14
  • 11.39
  • 12.44
  • 14.49
  • 15.56
  • 16.53
  • 18.25
  • 19.45 (khusus Sabtu, Minggu dan libur nasional)
Keberangkatan dari Stasiun Ceper

  • 05.31
  • 06.56
  • 08.55
  • 09.27 (khusus Sabtu, Minggu dan hari libur nasional)
  • 10.21
  • 11.46
  • 12.51
  • 14.56
  • 16.03
  • 17.00
  • 18.32
  • 19.52 (khusus Sabtu, Minggu dan hari libur nasional)
Keberangkatan dari Stasiun Klaten

  • 05.40
  • 07.05
  • 09.04
  • 09.36 (khusus Sabtu, Minggu dan hari libur nasional)
  • 10.30
  • 11.55
  • 13.00
  • 15.05
  • 16.12
  • 17.10
  • 18.42
  • 20.01 (khusus Sabtu, Minggu dan hari libur nasional)
Keberangkatan dari Stasiun Srowot

  • 05.47
  • 07.12
  • 09.11
  • 09.43 (khusus Sabtu, Minggu dan hari libur nasional)
  • 10.37
  • 12.02
  • 13.07
  • 15.12
  • 16.19
  • 17.17
  • 18.49
  • 20.08 (khusus Sabtu, Minggu dan hari libur nasional)
Keberangkatan dari Stasiun Brambanan

  • 05.54
  • 07.19
  • 09.18
  • 09.50 (khusus Sabtu, Minggu dan hari libur nasional)
  • 10.44
  • 12.09
  • 13.14
  • 15.19
  • 16.26
  • 17.24
  • 18.56
  • 20.15 (khusus Sabtu, Minggu dan hari libur nasional)
Keberangkatan dari Stasiun Maguwo

  • 06.02
  • 07.27
  • 09.26
  • 09.58 (khusus Sabtu, Minggu dan hari libur nasional)
  • 10.52
  • 12.17
  • 13.22
  • 15.27
  • 16.34
  • 17.33
  • 19.05
  • 20.23 (khusus Sabtu, Minggu dan hari libur nasional)
Keberangkatan dari Stasiun Lempuyangan

  • 06.10
  • 07.34
  • 09.33
  • 10.05 (khusus Sabtu, Minggu dan hari libur nasional)
  • 10.59
  • 12.24
  • 13.29
  • 15.34
  • 16.41
  • 17.45
  • 19.13
  • 20.31 (khusus Sabtu, Minggu dan hari libur nasional)
Kedatangan di Stasiun Yogyakarta

  • 06.14
  • 07.38
  • 09.37
  • 10.09 (khusus Sabtu, Minggu dan hari libur nasional)
  • 11.03
  • 12.28
  • 13.33
  • 15.38
  • 16.45
  • 17.49
  • 19.16
  • 20.35 (khusus Sabtu, Minggu dan hari libur nasional)
Nilai Pendopo Royal Ambarukmo tempat kawinan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono

Kawasan Ambarrukmo sendiri memiliki keterkaitan dengan sejarah panjang dari berdirinya Kraton Yogyakarta.

Pesanggrahan Ambarrukmo memang bukan tempat sembarangan.

Kepemilikan Royal Ambarrukmo masih dipegang oleh keluarga Kraton Yogyakarta.

Perlu Anda ketahui, Royal Ambarukmo dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono V (1823-1855) dengan nama awalnya Pesanggrahan Arjopurno.

Tetapi pada tahun 1897 pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VII, pesanggrahan ini direnovasi oleh Pangeran Mangkubumi atas perintah dari Sultan Hamengkubuwono VII.

Kemudian namanya diganti menjadi Pesanggrahan Ambarukmo

Pesanggrahan ini memiliki nilai historis tinggi karena dulu merupakan tempat tetirah raja.

Bangunan yang kini sudah termasuk cagar budaya ini dulunya merupakan tempat bagi raja untuk menepi dari kesibukan pemerintah.

Desain Pesanggrahan Ambarrukmo juga dibangun dengan tata ruang yang mirip dengan keraton tempat raja tinggal sehari-hari.

Oleh karena itu, pesanggrahan biasanya juga dilengkapi bangunan yang mirip dengan bangunan di keraton.

Salah satu bangunan yang ada di pesanggrahan adalah balekambang atau bangunan yang berada di atas atau dikelilingi kolam air.

Bale Kambang adalah 'tajug' berbentuk segi delapan yang berdiri kokoh di tengah kolam, terinspirasi dari istana air Taman Sari.

Sebelumnya, lantai atas digunakan untuk meditasi oleh Raja dan kolam berfungsi untuk bersantai bagi istri, putri, dan anggota keluarga lainnya.

Balekambang sendiri mempunyai fungsi pertahanan.

Kolam air yang dibangun mengelilingi balekambang merupakan penghalang bagi musuh yang akan menyerang.

Tak sampai di situ, balekambang juga sebagai sarana hiburan dan rekreasi.

Pesanggrahan Ambarukmo sendiri seiring waktu dikembangkan menjadi lokasi hotel bintang 5, hotel bintang 4, dan pusat perbelanjaan Plaza Ambarrukmo.

Sampai dengan saat ini, keaslian arsitektur bangunan baik pendopo agung, Ndalem Ageng hingga Bale Kambang masih terjaga.

Bangunan utama, saat ini difungsikan sebagai museum Ambarrukmo. "Sekarang masih berdiri ada alun-alun, pendopo, ndalem ageng, sama balai kambang yang di belakang.

Setiap bagian dari keseluruhan kompleks memiliki fungsi yang berbeda dan menyampaikan makna filosofis tertentu dan juga doa-doa yang mewakili nilai-nilai agama, kepercayaan, dan norma budaya Jawa.

Di sebelah sana dulunya keputren, dan itu dulu keputran," ujar General Manager Royal Ambarrukmo Herman Courbois saat ditemui Kompas.com, Selasa (1/11/2022).

Kini, Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo yang juga merupakan kesatuan dari Pesanggrahan Kedhaton Ambarrukmo telah menjadi bagian salah satu cagar budaya dan terbuka untuk umum.

Bangunan ini juga menjadi salah satu pilar pelestari Kebudayaan terutama Kebudayaan Jawa, khususnya Yogyakarta.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya