Beberapa saat yang lalu ratusan mahasiswa terjerat pinjaman online ilegal. Bagaimana cara menghindarinya?
Suar.ID -Beberapa saat yang lalu sejumlah mahasiswa terjerat pinjaman online.
Kenapa bisa terjerat pinjaman online, mereka awalnya diiming-imingi bisnis yang menggiurkan.
Tapi alih-alih untung, ratusan mahasiswa itu justru buntung dan terlilit utang pinjaman online.
Bagaimana cara supaya terhindar dari pinjaman online ilegal?
Setidaknya ada lima tip supaya kita, mahasiswa terhindar dari pinjaman online ilegal, begitu kata Arin Setyowati, pakar ekonomi Universitas Muhammadiyah Surabaya, dilansir Kompas.com.
1. Belajar memisahkan kebutuhan dan keinginan
Pertama-tama, kata Arin, kita harus tahu mana kebutuhan dan keinginan.
Jika tidak dibiasakan memisahkan antara kebutuhan dan keinginan, urusan keuangan dijamin berantakan.
Ujungnya, ya pinjaman online solusinya.
2. Biasakan menabung
Kedua, kata Arin, kita harus terbiasa menabung.
Ini memang terkesan remeh temeh, tapi ternyata ini sangat berguna.
Menabung, sebut Arin, bisa menyelamatkan mahasiswa dari jeratan pinjaman online.
Nggak usah muluk-muluk, kita bisa memulai menabung dari nominal paling kecil.
Yang penting rutin dan disiplin.
3. Pahami kebijakan pinjaman online
ketiga, kita harus memahami kebijakan pinjaman online.
Ini penting, karena kita nggak tahu, potensi kita terjebak di dalamnya sangat tinggi.
Kebijakan ini termasuk skeman bunga tiap bulannya yang disesuaikan dengan jumlah pinjaman.
Dengan begitu, kita bisa berpikir panjang, jadi ambil pinjaman online apa enggak.
4. Lindungi data diri
Selanjutnya adalah melindungi data diri kita.
Sebagai mahasiswa kita haruspandai dalam melindungi data diri dengan teliti atas apapun permintaan akses data yang muncul dari setiap klik di gawainya.
5. Melek ekonomi
Arin menegaskan supaya kita melek ekonomi.
Harus tertanam dalam diri, setiap tawaran-tawaran yang menggiurkan berupa bunga besar hingga keuntungan yang bombastis adalah ketidakrasionalan dalam ekonomi.
Bagaimanapun, mahasiswa haruslah pintar dalam bersikap kritis, mau membaca dan melek akan literasi finansial.