Sempat Viral Video Perundungan Siswa SMP di Bandung, Terungkap Fakta-faktanya, Berawal dari Permainan!

Senin, 21 November 2022 | 15:03
TribunJabar.id

Fakta-fakta viral perundungan siswa SMP di Bandung, salah satunya berawal dari permainan tebak-tebakan.

Suar.ID - Belakangan warganet dibuat heboh dengan viralnya video perundungan siswa SMP di Bandung.

Banyakyang mengecam akan kalakuan perundungan siswa ini.

Kini terungkap beberapa fakta viralnya video perundungan siswa SMP ini.

Salah satunya, perundungan ini berawal dari permainan tebak-tebakan.

Sebelumnya, dalam video viral ini nampak korban dipakaikan helm di dalam kelas.

Kemudian, ia pun ditendang kepalanya dari belakang hingga jatuh ke lantai.

Tak sampai disitu, korban ini pun juga masih ditendang berkali-kali oleh siswa lainnya.

IST/TribunJabar
IST/TribunJabar

Terungkap kondisi SMP Plus Baiturrahman Bandung yang dibully teman hingga pingsan.

Diketahui, aksi perundungan ini terjadi di SMP Plus Baiturrahman, Bandung, Jawa Barat.

Dilansir Tribunnews.com, berikut ini beberapa fakta yang berhasil didapat mengenai video perundungan siswa SMP ini.

Kronologi

Kepala Sekolah SMP Plus Baiturrahman, Saefullah Abdul Muthalib pun jelaskan kronologi perundungan yang terjadi pada Kamis (17/11) ini.

Usut punya usut, perundungan ini terjadi kala jam ketiga pelajaran dan dilakukan saat tak ada guru di kelas.

"Kebetulan guru jam ke tiga itu sedang ke luar kelas sebentar, ketika itu anak-anak membuat game," ujarnya pada Sabtu (19/11/2022) dikutip dari TribunJabar.com.

Saefullah kemudian ungkap permainan yang dilakukan oleh siswanya kala itu adalah tebak-tebakan.

Cara mainnya sendiri yaitu siswa yang memakai helm akan dipukul dari belakang.

Ia pun menebak siapa orang yang memukulnya.

"Kemudian menebak siapa (yang memukul) itu permainannya.

"Tapi lama kelamaan bukan dengan tangan, tapi dengan kaki salah seorang (siswa) sampai tiga kali pukulan dengan kaki," jelasnya.

Karena alami pukulan berkali-kali di bagian kepala, korban pun akhirnya terjatuh di lantai.

Ia pun bantah bila korban ini alami pingsan saat itu.

"Tidak (pingsan) memang ada yang menginformasikan pingsan.

"Tapi tadi saya tanya katanya tidak pingsan anak itu, setelah ditendang kemudian dia jatuh itu bukan pingsan, pusing mungkin," tambahnya.

Pihak sekolah sendiri atas kejadian ini pun berikan sanksi pada para siswa yang lakukan perundungan.

Sanksi ini yaitu berupa teguran dan belajar daring.

"Kita ada pemberian efek jera kepada pelaku itu melalui teguran, nasihat, dan mungkin tidak akan melakukan pembelajaran bersama siswa lainnya," terangnya.

Sekolah sendiri masih berikan kesempatan pada para siswa yang lakukan perundungan.

Sanksi yang diberikan pun bukan sanksi terberat sekolah.

"Jadi setelah adanya ini kita akan lakukan pembelajaran secara daring karena ini kan baru.

"Jadi untuk sementara mereka yang menjadi pelaku itu masih dikasih kesempatan belajar tetapi dari rumah," ujarnya.

TribunJabar.id/Nazmi Abdurahman
TribunJabar.id/Nazmi Abdurahman

Kepala Sekolah SMP Plus Baiturahman, Kota Bandung, Saefullah Abdul Muthalib.

Saefullah juga jelaskan kalau sekolah telah lakukan mediasi antara orangtua korban dan pelaku.

Sampai saat ini sendirikorban masih belum bisa bersekolah karena merasa trauma.

"Kami memberikan peringatan kepada pelaku untuk tidak mengulangi lagi dan keluarga korba pun menerima asal tidak mengulangi lagi.

"Mudah-mudahan saja ini tidak terjadi lagi," pungkasnya.

Polisi lakukan pemeriksaan

Kapolsek Ujungberung, Kompol Karyaman pun jelaskan kalau pelaku, korban, dan saksi ini sudah jalani proses pemeriksaan.

Ia berharap aksi perundungan ini pun bisa segera terungkap.

"Ini dalam proses penyelidikan, untuk perkara ini, mudah-mudahan tidak ada hambatan, mudah-mudahan selanjutnya bisa ke proses penyidikan untuk membuat terang perkaranya," katanya pada Sabtu (18/11/2022) dikutip dari TribunJabar.com.

Dari hasil pemeriksaan pun baru ada satu terduga pelaku dalam kejadian ini dan polisi akan terus lakukan pengembangan.

"Saksinya sementara ini ada empat atau lima orang dari hasil sementara ya, atau interogasi sementara.

"Sementara ini baru satu orang (terduga pelaku), mungkin yang jadi saksi juga bisa saja hasil pengembangan bisa saja jadi tersangka, ke depannya," terangnya.

Sedangkan, kondisi korban kini sudah membaik dan dinyatakan tak alami luka fisik serius.

Korban yang sempat jatuh di lantai ini alami pusing kala kejadian dan dilarikan ke rumah sakit.

"Alhamdulillah korban tidak serius lukanya. Akibat dari pukulan tersangka itu, (korban) mengalami pusing.

"Sehingga pada Jumat kemarin tanggal 18 November, yang bersangkutan dibawa ke RS, untuk pemeriksaan secara medis, dan kita sudah minta visum et repertum," jelasnya.

Keluarga korban minta pelaku dikeluarkan

Yudarmi, ayah korban ini pun jelaskan kalau anaknya ini sering alami perundungan di sekolah.

Ia mengatakan kalau dari sekian banyaknya aksi perundungan, aksi uang terakhir inilah yang terparah.

"Kalau yang sudah membahayakan, baru ini saja.

"Kalau biasa-biasa diludahi, dicoret bajunya penuh tinta, sudah sering, teman-temannya ngomong juga," ujar Yudarmi pada Sabtu (19/11/2022) dikutip dari TribunJabar.com.

Orangtua korban juga mengungkapkan kalau anaknya ini memang pendiam.

Sehingga tak pernah berbicara bila mendapatkan perundungan dari teman.

"Anak saya memang pendiam tidak ngomong, seperti divideo dia diam saja tidak melawan sama sekali," lanjutnya.

Kini kasus ini pun dibawa ke jalur hukum usai keluarga korban melaporkan hal ini ke Polsek Ujungberung.

Ia pun meminta mengeluarkan pelaku perundungan dari sekolah.

"Tadi saya sudah ngomong kepada Kepala Sekolah, saya mengajukan dua pilihan, pertama anak ini (pelaku) di keluarkan, atau anak saya (korban) saya tarik dan saya akan lanjut (proses hukum) dan tadi pihak sekolah sudah membuat keputusan, anak ini (pelaku) di rumahkan saja, jadi belajarnya di rumah saja sampai selesai karena paling kelas tiga cuma beberapa bulan lagi," ucapnya.

Baca Juga: Viral! Pria Ini Bikin Heboh Netizen karena Gergaji Palang Pintu Rel Kereta Api yang Sudah Tertutup

Tag

Editor : Aditya Eriza Fahmi