AKBP Ari Cahya alias Acay 'lolos' dari skenario Ferdy Sambo dalam kasus penembakan Brigadir J gara-gara dia sedang berada di Bali.
Suar.ID -AKBP Ari Cahya Nugraha sedang berada di Bali sehingga dia selamat dari permufakatan jahat Ferdy Sambo dalam kasus penembakan Brigadir J.
Dilaporkan Kompas.com, Acay, panggilan Ari Cahya, nyaris terlibat dalam skenario setelah penembakan Brigadir J.
Dia nyaris dilibatkan dalam pengondisian rekaman CCTV di sekitar rumah dinas Ferdy Sambo.
Ketika itu Acay sedang berada di luar Jakarta.
Tepatnya di Bali.
Tapi nasib baik Acay tidak menjalar ke beberapa anak buah dan koleganya yang terlibat dalam utak-atik CCTV.
Meski begitu, Acay tidak sepenuhnya lolos dari kasus tersebut.
Tapi hukuman yang bakal diterima Acay tergolong lebih ringan dibanding kolega yang lain.
Dia juga nggak sampai terseret masuk penjara.
Acay hanya dicopot dari jabatannya sebagai Kanit I Subdit III Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polrgi.
Dia dimutasi ke Yanma Polri.
Jumat (8/7) sore, Acay diminta Ferdy Sambo datang ke rumah dinasnya.
Tak butuh waktu lama, Acay bilang sanggup.
Kebetulan ketika itu dia sedang berada di kantornya di Bareskrim Polri.
Sejurus kemudian Acay langsung bertolak ke rumah dinas Ferdy Sambo bersama AKP Irfan Widyanto.
Meski begitu, Acay tak langsung menghampiri mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) itu.
Saat itu, Acay melihat Ferdy Sambo sedang merokok.
Wajah Ferdy Sambo juga terlihat memerah seolah sedang marah.
Setelah Ferdy Sambo menghabiskan rokoknya, barulah Acay menghampiri suami Putri Candrawathi dan menanyakan kenapa dia dipanggil.
Ferdy Sambo lalu mengajak Acay masuk ke rumah, di mana dia melihat sudah ada jasad orang yang tergeletak di situ.
Dari Ferdy Sambo, Acay akhirnya tahu itu adalah jasad Bridadir J yang oleh Ferdy Sambo disebut telah melecehkan istrinya.
"Kurang ajar dia sudah melecehkan Ibu (Putri Candrawathi)," kata Sambo seperti diungkap Acay saat memberikan keterangan sebagai saksi dalam sidang obstruction of justice dengan terdakwa AKP Irfan Widyanto di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Rabu (26/10/2022).
Nggak lama berselang,ambulans datang ke rumah dinas Sambo.
Namun, ternyata, petugas ambulans yang datang hanya satu orang. Sambo lantas meminta Acay untuk membantu mengangkat jenazah Yosua untuk dimasukkan ke mobil ambulans.
"Cay, tolong bantu angkat jenazah," kata Sambo.
Menurut penuturan Acay, ketika itu jenazah Brigadir J sudah dimasukkan ke dalam kantong.
Jasad anak buah Sambo tersebut lantas dibawa ke mobil ambulans menggunakan tandu.
AKBP Acay sempat diperintahkan oleh Brigjen Hendra Kurniawan untuk mengecek CCTV di sekitar TKP penembakan Brigadir J.
Ini terungkap dalam surat dakwaan tujuh terdakwa kasus obstruction of justice.
Menurut jaksa, sehari setelah penembakan Yosua atau Sabtu (9/7/2022), Brigjen Hendra menghubungi Acay lewat telepon.
Namun, Acay tidak bisa dihubungi.
Hendra memerintahkan anak buahnya, Kombes Agus Nurpatria, untuk menghubungi Acay.
Lagi-lagi, tak bisa terhubung.
Tak lama, ada panggilan telepon dari Acay ke ponsel Kombes Agus.
Ponsel itu lantas diserahkan Agus ke Brigjen Hendra.
Lewat sambungan telepon tersebut Hendra menanyakan soal perintah Sambo untuk mengecek CCTV.
"Cay, permintaan Bang Sambo untuk CCTV udah dicek belum? Kalau belum, mumpung siang coba kamu screening," kata Hendra.
Saat itu Acay menjawab bahwa dirinya sedang berada di Bali.
Acay juga mengatakan, dia akan mengutus anak buahnya bernama AKP Irfan Widyanto untuk menemui Brigjen Hendra dan Kombes Agus akan mengurus soal CCTV tersebut.
Rangkaian peristiwa ini tertuang dalam dakwaan jaksa.
Sementara, Acay membantah bahwa dalam pembicaraan antara dirinya dan Brigjen Hendra ada arahan soal CCTV.
Cerita versi Acay sedikit berbeda dengan dakwaan jaksa.
Dalam penuturannya di persidangan, Acay menyebut bahwa dirinya baru tiba di Bali pada Sabtu (9/7/2022) sekitar pukul 13.00 Wita.
Saat menunggu barangnya tiba dari bagasi pesawat, Acay menyalakan ponsel.
Dia mendapati bahwa ada panggilan tak terjawab (missed call) dari Brigjen Hendra dan Kombes Agus.
Acay lantas menelepon balik Brigjen Hendra dan Kombes Agus, namun keduanya tidak menjawab.
Oleh karenanya, dia melanjutkan perjalanan menuju hotel.
Saat itulah, ponselnya berdering yang ternyata panggilan dari Kombes Agus. Dia menanyakan posisi Acay.
Acay menjawab bahwa dirinya sedang berada di Bali. Tak lama, telepon beralih ke Brigjen Hendra.
Sama dengan Agus, Hendra juga menanyakan keberadaan Acay.
Mengetahui perwira menengah Polri itu tengah berada di Bali, Hendra sempat menyindirnya.
"Acay posisi di mana?" tanya Hendra.
"Saya di Bali, Jenderal," balas Acay.
"Woah, enak sekali. Kami di sini masih kerja, Acay di Bali liburan," sentil Hendra.
"Siap, Jenderal, tidak liburan. Saya ke Bali dalam rangka menghadiri resepsi teman nikah, sudah atas izin direktur," jelas Acay.
"Oh, ya sudahlah kalau gitu," kata Hendra lagi.
Hendra bertanya ke dirinya apakah ada anak buahnya yang bisa datang ke Kompleks Polri Duren Tiga hari itu untuk melakukan screening CCTV.
Namun, Acay mengaku sinyal ponselnya tidak stabil sehingga dia tak mendengar jelas arahan dari Hendra maupun Agus.
"Apakah saudara saksi masih ingat ‘Cay, permintaan Bang Sambo untuk CCTV sudah dicek belum?" kata jaksa dalam persidangan.
"Seingat saya tidak ada pembicaraan itu," jawab Acay.
"Atau ‘kalau belum mumpung siang kamu screening?'," lanjut jaksa lagi.
"Setahu saya tidak ada. Mungkin karena posisi kami di atas tol laut itu sinyal kurang bagus, saya tidak mendengar itu," klaim Acay.
"Yakin?" cecar jaksa.
"Yakin," jawab Acay.
Begitulah, Acay pun "selamat" dari skenario Ferdy Sambo terkait penembakan Brigadir J.