Febri Diansyah: Ferdy Sambo Perintah Bharada E Hajar Brigadir J, Tapi Malah Menembak

Kamis, 13 Oktober 2022 | 13:01
Kompas.com

Menurut pengacara Febri Diansyah, Ferdy Sambo tidak menyuruh Bharada E menembak Brigadir J tapi menghajarnya. Tapi yang terjadi adalah penembakan Brigadir J.

Menurut pengacara Febri Diansyah, Ferdy Sambo tidak menyuruh Bharada E menembak Brigadir J tapi menghajarnya. Tapi yang terjadi adalah penembakan Brigadir J.

Suar.ID -Ternyata Ferdy Sambo tidak memerintahkan Bharada E, aliasRichard Eliezer, untuk menembak Brigadir J.

Yang ada, kata kuasa hukum Ferdy Sambo Febri Diansyah, kliennya itu menyuruh ajudannya tersebut untuk menghajar Brigadir J.

Dilaporkan Kompas.tv, Febri Diansyah mengatakan, Ferdy Sambo mengakui ada beberapa kekeliruan dalam peristiwa penembakan Brigadir j.

Kekeliruan itu, lanjut Febri, berada dalam fase yang dia sebut sebagai fase kegelapan atau kebohongan.

Ini adalah fase kedua dalam rangkaian peristiwa penembakan Brigadir J.

"Ketika kami bicara dengan Ibu Putri, ketika kami bicara dengan pak Ferdy, mereka mengakui bahwa ada kekeliruan yang terjadi dif ase kedua ini," kata Febri, Rabu (12/10).

"Tapijangan sampai fase kedua ini kemudian membuat kita bias dan mencampuradukkan kebenaran yang terungkap pada fase berikutnya."

Febri Diansyah lalu menjabarkan apa yang dia sebut sebagai fase pertama.

Itu adalah fase di mana ada tiga lokasi yang didugamenjadi tempat kejadian perkara (TKP).

TKP pertama di rumah Magelang pada 4 dan 7 Juli 2022.

TKP kedua di Rumah Saguling.

TKP ketiga di rumah dinas Ferdy Sambo.

"Ada rangkaian peristiwa lain yang bisa dijelaskan secara detail, tapi nanti akan kami sampaikan dalam proses persidangan," kata Febri.

"Putriditemukan oleh saksi S dalam keadaan tidak berdaya dan setengah pingsan atau nyaris pingsan di depan kamar mandi lantai 2."

Febri Diansyah juga menjelaskan soal Kuat Maruf yang mendapati tindak-tanduk mencurigakan Brigadir J.

Febri kemudian beralih pada situasi di rumah di Jalan Saguling.

Ia menggambarkan bagaimana ketika itu Ferdy Sambo emosional setelah mendengar laporan dari istrinya, Putri Candrawathi.

"Jadi ketika Ibu Putri menyampaikan laporan atau informasi tentang apa yang terjadi di Magelang, itu membuat FS atau suami Bu Putri menjadi sangat emosional," tutur Febri.

Ferdy Sambo kemudian memanggil Bripka Ricky dan Bharada E secara terpisah di rumah Siguling tepatnya di lantai 3.

Tapi ketika itu, "Bu Putri sudah masuk ke dalam kamar. RR dan RE melihat FS dalam kondisi yang sangat emosional dan menangis saat itu," lanjut Febri.

Setelah itu, Ferdy Sambo bersiap menuju lokasi bermain bulutangkis.

"Dari rumah Saguling FS rencananya adalah main badminton," kata Febri.

Tapi tiba-tiba Ferdy Sambo memerintahkan sopirnya mundur sebentar setelah lewat di rumah dinas di Duren Tiga.

"Dia kemudian memerintah sopirnya berhentimeskipun tidak ada rencana saat itu ke rumah Duren Tiga," lanjur Febri lagi.

Setelah masuk, Ferdy Sambo berniat meminta klarifikasi dari Brigadir J terkait kejadian di Magelang.

Ferdy Sambo kemudian menyuruh Bharada E menghajar Brigadir J, tapi yang terjadi malah penembakan, menurut Febri Diansyah.

"Adaperintah FS saat itu dari berkas yang kami dapatkan, 'Hajar, Chard!'. Namun yang terjadi, penembakan saat itu," kata Febri lagi.

Sebentar kemudian Ferdy Sambo memerintahkan ADC memanggilambulans dan menjemput Putri Candrawathi dengan mendekap wajahnya agar tak melihat peristiwa penembakan itu.

Ferdy Sambo juga memerintahkan Bripka RR untuk mengantarkan istrinya kembali ke rumah Saguling.

"Ini adalah fase pertama, peristiwa," kata Febri.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya