Suar.ID - Peristiwa 30 September memang telah usai sejak 57 tahun yang lalu.
Namun peristiwa ini masih dikenang dan diceritakan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menghormati keberanian 7 Tentara yang gugur pada malam tersebut.Meskipun kasus ini telah usai dan PKI sudah dibubarkan, namun masih banyak misteri dan juga rahasia yang masih menjadi tanda tanya warga hingga saat ini.Seperti apa nasib para petinggi PKI setelah tragedi tersebut?Berikut ini adalah nasib 3 petinggi PKI setelah tragedi 30 September 1965:1. D.N. Aidit
Potret D.N. Aidit. Keluarga Aidit lekat dengan dunia pendidikan Islam. Selepas sekolah ia dan adik-adiknya belajar mengaji bersama seorang guru bernama Abdurrachim. Orang-orang di Jalan Belantu mengenal Achmad Aidit sebagai tukang azan.
Petinggi PKI ini diketahui melarikan diri dari Jakarta setelah pemberontakannya gagal. Aidit pergi ke daerah basis-basis PKI di Yogyakarta dan dari sana Ia berkeliling ke Semarang dan Solo untuk menemui pengurus PKI daerah. Pelarian Aidit terhenti pada tanggal 22 November 1965 saat Ia ditangkap oleh pasukan Brigade Infanteri 4 di kampung dekat Stasiun Balapan Solo.Aidit sempat meminta untuk dipertemukan kepada Soekarno untuk menyerahkan pengakuan tertulisnya atas peristiwa 30 September.Namun permintaanya ditolah dan pada tanggal 23 November 1965, D. N. Aidit dieksekusi di dekat sebuah sumur tua di belakang markas TNI Boyolali.2. M. H. Lukman
M.H. Lukman
Muhammad Hatta Lukman (M.H.Lukman) adalah wakil ketua DPR gotong royong PKI.Bersama dengan D. N. Aidit dan Nyoto, Lukman dikenal sebagai trumfire atau Tiga pemimpin PKI yang paling berpengaruh sebelum kehancuran partai tersebut di tahun 1965.Tidak banyak data mengenai akhir hidup M. H. Lukman, namun dari beberapa sumber diberitakan bahwa beberapa hari setelah pemberontakan yang gagal tersebut, M. H. Lukman diculik oleh sekelompok tentara dan diam-diam di eksekusi mati pada pertengahan tahun 1966.3. Nyoto
Aidit dan Njoto atau Nyoto
Nyoto adalah salah satu wakil PKI yang menjadi menteri Soekarno dalam kabinet Dwikora pada tahun 1965.Ia adalah salah satu sosok yang dipercaya oleh Soekarno untuk menulis pidato-pidato kenegaraan yang akan Soekarno bacakan. Hubungan Nyoto dan D. N. Aidit merenggang pada awal tahun 1965 setelah isu perselingkuhannya dengan wanita Rusia menyebar di kalangan partai.Meskipun merupakan salah satu petinggi PKI, Nyoto tidak terlibat dalam peristiwa pemberontakan 30 September.Hal ini dikarenakan D. N. Aidit berniat memecat Nyoto setelah isu perselingkuhannya berhembus sehingga Ia tidak diikut sertakan dalam rapat rencana G30S PKI.Walau tidak terlibat, namun Nyoto tetap ditangkap oleh anggota TNI pada 11 Desember 1965 dan dieksekusi mati beberapa hari setelahnya.
Baca Juga: Bagaimana Kondisi Rumah 7 Jenderal Korban G30S PKI Saat Ini?