Peran Putri Candrawathi Kembali Dipertanyakan Usai Kedapatan Buat dan Kuasai Rekening Ajudan-ajudannya, Pakar Curiga Istri Ferdy Sambo Punya Taktik Licik: Apakah Korupsi?

Minggu, 18 September 2022 | 12:33
kolase foto via grid.id dan tribunnewsbogor.com

Bak serigala berbulu domba, pakar curiga Putri Candrawathi punya taktik licik bikin rekening atas nama Brigadir J dan RR.

Suar.ID - Putri Candrawathi kini memang kedapatan membuat dan kuasai rekening atas nama para ajudannya.

Gegara hal tersebut, peran istri Ferdy Sambo dalam pembunuhan Brigadir J ini pun kembali dipertanyakan.

Terkait hal ini, pakar pun curigai Putri Candrawathi ini miliki taktik licik.

Ia pun sebut soal korupsi, apa nih?

Dilansir Kompas.com, sebelumnya terungkap fakta kalau Putri Candrawathi ini membuka rekening atas nama Bripka RR atau Ricky Rizal dan Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Hal ini juga dikonfirmasi langsung oleh kuasa hukum Bripka RR, Erman Umar di Lobi Bareskrim, Mabes Polri, Jakarta pada Selasa (13/9).

Murut laporan tim kuasa hukum Bripka RR ini Putri memang buatkan rekening atas nama ajudan suaminya pada tahun 2021 lalu.

Meski begitu, akses mobile banking, kartu, sampai buku rekening ini dikelola oleh Putri langsung.

Tentu saja hal ini pun buat banyak curiga menjadi curiga.

Tak terkecuali oleh Pakar Hukum Tindak Pidana Pencucian Uang dari Universitas Trisakti yang bernama Yenti Garnasih.

Melansir dari TribunBogor.com, Yenti Garnasihpun curigai soal adanya pembukaan rekening yang dilakukan oleh Putri atas naman ajudannya.

Terlebih ada transaksi di rekening Brigadir J 3 hari usai almarhum ini meninggal dunia.

Transaksi ini diketahui senilai Rp200 juta dan dikirim dari rekening Brigadir J ke Bripka RR.

Tribun Surabaya
Tribun Surabaya

Putri Candrawathi dan Brigadir J

“Ya itu ada pelanggaran ya tentu saja, kan kita tahu yang namanya bikin rekening itu harus atas nama dirinya, pakai KTP dia,” kata Yenti Garnasih.

Masih kata dia, selain itu kala pemilik ATM ini meninggal dunia, maka pihak bank seharusnya bisa ambil tindakan.

“Harusnya yang mengeluarkan uang di tanggal 11 sementara di tanggal 8 itu meninggal, itu harusnya ahli waris, nah ahli warisnya siapa,” jelas dia.

Tak sampai disitu, ia juga merasa curiga adanya modus Tindak Pidana Pencucian Uang atau TPPU dalam kasus ini.

“Modus-modus seperti ini kok jadi seperti modusnya TPPU ya, jadi orang-orang yang melakukan kejahatan itu biasanya minta KTP anak buahnya atau bahkan cleaning service, KTP-nya dipakai untuk buka rekening kemudian langsung diambil dia, baik rekeningnya maupun ATM-nya,” tutur dia.

Ia bahkan mengatakan kalau bisa jadi para ajudannya ini tak tahu kalau ada ATM atas nama dirinya.

“Bisa jadi yang dipinjam adalah KTP-nya saja, saya tidak tahu waktu bikin rekeningnya seperti apa,” ungkap dia.

Selanjutnya, ia pun beberkan kalau salah satu ciri yang paling penting untuk TPPU ini adalah adanya transaksi yang mencurigakan.

“Nah dalam hal ini dilihat yang mencurigakan apa.

"Seorang Yoshua punya rekening 4, kan enggak mungkin itu,” kata dia.

Kemudian, aliran dasar yang capai ratusan juta ini ke rekening tersebut juga seharusnya bisa ditelusuri.

“Rp 200 juta itu kita kan bisa dilihat itu rekening korannya, siapa saja yang masuk, dari mana saja yang masuk dan keluar ke mana.

"Artinya gini, bukan yang bersangkutan ya, tapi apakah uang yang masuk ke rekening itu apa, kalau polisi gajinya berapa, tiap bulan berapa, itu kan bisa dilihat,” tuturnya.

Ia juga duga kalau pihak PPATK ini sudah berikan analisis mengenai transaksi yang ada selama ini, baik masuk ataupun keluar.

Selain itu, Yenti juga tak menampik kalau modus yang dilakukan Putri dengan buat ATM atas nama ajudannya ini yaitu merupakan TPPU.

“Bisa jadi, makanya harus dilihat itu masuknya dari mana.

"Khawatirnya siapapun, pejabat-pejabat itu mungkin terlibat kejahatan kemudian meminta para anak buahnya untuk hanya meminjam KTP, kemudian menyuruh orang bikin KTP untuk penampungan hasil kejahatan, apakah itu korupsi dan lain sebagainya,” urainya.

Kata Yenti ini sepanjang transaksi ini tak cocok dengan penghasilannya, hal itu bisa jadi transaksi mencurigakan dajadi salah satu ciri khas dari TPPU.

“Karena untuk apa bersembunyi, ini nama orang lain, kemudian yang memasukkan orang lain pula, yang menggunakan nama dari orang lain dari yang selain nama dalam rekening itu, sudah bisa dilihat pasti ada sesuatu,” tegasnya.

Ia juga mengatakan kalau memang uang ini untuk keperluan rumah tangga, maka tetap harus dicari tahu sumber dananya.

“Justru yang kita kejar adalah dari mana sih uang itu yang untuk kebutuhan rumah tangga yang ratusan juta itu, di sana letaknya,” tambah dia.

Yenti lalu mengungkapkan kalau terbukti benar, nantinya bisa jadi pelanggaran pidana baru bagi Ferdy Sambo dan Putri.

Kompascom/Kristianto Purnomo

Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi

Saya kira ya, nanti kita lihat pelanggaran-pelanggaran seperti itu pasti ada pelanggaran pidananya menurut saya, karena terutama ini harus diseriusi adalah dari mana memasuki uang itu, tidak mungkin setor tunai, pasti dikirim dari rekening lain,” kata dia.

“Bagi kita yang paling penting itu, karena kita ingin para pejabat-penjabat itu juga harus memberikan contoh yang baik, mana mungkin menggunakan rekening orang malah untuk kepentingannya dia, itu sudah melanggar,” tandasnya.

Baca Juga: Adegan Reka Ulang Dalam Kamar, Putri Candrawathi Berbaring Kuat Maruf Duduk Di Depannya, Istri Ferdy Sambo Lalu Bilang Begini Sopir Pribadinya: Jangan Ribu-ribut, Selesaikan Saja Dengan Baik-baik

Editor : Aditya Eriza Fahmi

Baca Lainnya