Peristiwa G30S: Ada Militer yang Tidak Setia kepada Soekarno

Rabu, 07 September 2022 | 20:02
ist/ Tribun Jabar

Soekarno dan tongkat komando miliknya

Suar.ID - Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) menyisakan banyak pertumpahan darah.

Peristiwa G30S sendiri awalnya dipicu dari kabar adanya sekelompok jenderal yangingin mengudeta Presiden Soekarno.

Peter Kasenda dalam buku "Kematian DN Aidit dan Kejatuhan PKI" (2016) menulis, PKI mendapat informasi ini dari rekan mereka di militer yang merupakan simpatisan PKI.

Militer saat itu terbelah menjadi beberapa faksi yang saling memperebutkan pengaruh dan kekuasaan.

Seperti yang diketahui, PKI pada saat itu adalah salah satu partai yang cukup diperhitungkan.

Kader-kadernya bahkan menduduki kursi dewan dan kursi pejabat.

Meski adafaksi militer yang simpati ke PKI, ada juga faksi-faksi yang justru anti terhadap PKI.

Ada militer yang setia kepada Soekarno, dan ada yang tidak.

Dalam faksi yang tidak loyal inilah diyakini Dewan Jenderal bersarang.

Ideologi di dunia berkembang setelah Perang Dunia II berakhir pada 1945.

Negara-negara pemenang saling bersaing memperebutkan pengaruh.

Persaingan yang dikenal dengan Perang Dingin ini membelah dunia menjadi dua.

Surya.co.id

Soeharto saat pecahnya G30S/PKI.

Ada Uni Soviet dengan paham komunisnya.

Lalu ada Amerika Serikat dengan paham kapitalisnya.

Pada 1960-an, Soekarno dan PKI condong ke Uni Soviet dan antibarat.

Dewan Jenderal diyakini sejalan dengan Amerika Serikatdan ingin menyingkirkan Soekarno.

Atas dasar keyakinan ini, para perwira militer yang loyal kepada Soekarno bergerak secara diam-diam untuk mencegah kudeta.

Para perwira militer itu antara lain Kolonel Abdul Latief (Komandan Garnisun Kodam Jaya), Letkol Untung (Komandan Batalion Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa), dan Mayor Sujono (Komandan Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan di Halim).

Mereka didukung oleh Sjam Kamaruzaman, Kepala Biro Chusus (BC) PKI yang merupakan badan intelijen PKI.

Daftar jenderal yang jadi sasaran disusun oleh Sjam bersama para perwira militer.

Para perwira militer itu berencana "menculik" para jenderal dan membawanya ke hadapan Presiden Sukarno.

Sayangnyarencana itu gagal total, karena tidak dilakukan dengan matang.

Para jenderal malah dibunuh.

Baca Juga: Nathalie Holscher Disebut Hamil Anak Kedua Usai Cerai Dan Pulang ke Rumah Sule, Ternyata Ini Faktanya

Tag

Editor : Adrie Saputra