Peristiwa G30S: Kolonel Abdul Latief Merasa Dikhianati oleh Soeharto

Sabtu, 03 September 2022 | 16:32
Kompas.com | Kibrisdpr.go.id

Kolonel Abdul Latief dan Soeharto

Suar.ID - Hingga saat ini, Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) masih menyisakan begitu banyak misteri.

PKI dianggap dalang di balik peristiwa berdarah itu.

Malam tanggal 30 September 1965, enam jenderal Angkatan Darat serta satu ajudan diculik dan dibunuh oleh PKI.Para jenderal itu adalah Jenderal Ahmad Yani, Letjen Suprapto, Mayjen S Parman, Mayjen MT Haryono, Mayjen D I Pandjaitan, Mayjen Sutoyo Siswomiharjo, dan Pierre Tendean.

Seperti yang kita ketahui, Soeharto yang merupakan salah satu jenderal TNI saat itu tidak diculik dan dibunuh oleh PKI seperti jenderal-jenderal lainnya.

Apa yang membuat Soeharto tidak diculik dan dibunuh oleh PKI?Mengutip dari Kompas.com, Soeharto disebut-sebut mengetahui akan rencana penculikan sejumlah jenderal yang diyakini sebagai Dewan Jenderal yang akan melakukan kudeta pada Presiden Sukarno.

Hal itu berdasarkan kesaksian salah satu pelaku yaitu Kolonel Abdul Latief dalam persidangan.

Dikutip dari buku John Roosa berjudul Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto, Latief bersaksi bahwa ia memberi tahu Soeharto soal rencana penculikan sejumlah jenderal.

"Sehari sebelum kejadian itu saya melapor langsung kepada Bapak Mayjen Suharto, sewaktu beliau berada di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) sedang menunggui putranya yang ketumpahan sup panas."

"Dengan laporan saya ini, berarti saya mendapat bantuan moril, karena tidak ada reaksi dari beliau," kata Latief.

Tak hanya sekali, Latief bahkan sebelumnya pernah membahas soal isu adanya "Dewan Jenderal" di rumah Soeharto.

Latief bercerita lebih lanjut, la menyatakan bahwa ia juga sudah membicarakan masalah Dewan Jenderal dengan Suharto satu hari sebelumnya di kediaman Suharto di Jalan Haji Agus Salim.

Saat itu Soeharto masih menjabat sebagai Panglima Kostrad.

Pada pertemuan di rumah Soeharto itu Latief melaporkan adanya isu soal Dewan Jenderal yang akan melakukan kudeta.

Menurut Latief, Soeharto telah mengetahui hal itu dari mantan anak buahnya dari Yogyakarta yang bernama Subagiyo.

"Tanggapan beliau akan dilakukan penyelidikan," kata Latief.Soeharto sendiri menjadi pahlawan setelah ramainya peristiwa G30S.

PKI dianggap sebagai dalang.

Soeharto yang saat itu menjabat Panglima Angkatan Darat meminta Soekarno memberi kuasa untuk mengatasi keadaan.

Permintaan itu kemudian disebut sebagai Supersemar (Surat Perintah 11 Maret).

Peristiwa itu menjadi jalan Soeharto menjadi presiden selanjutnya menggantikan Soekarno.Soeharto selanjutnya menumpas PKI.

Setidaknya 500.000 orang yang dituduh PKI atau simpatisannya, dihabisi di berbagai penjuru Indonesia.

Ada juga yang dipenjara selama puluhan tahun seperti Latief, yang merasa dikhianati oleh Soeharto.

"Jadi siapa yang sebenarnya telah mengakibatkan terbunuhnya para jenderal tersebut? "

"Saya yang telah memberi laporan lebih dulu kepada Jenderal Soeharto?"

"Atau justru Jenderal Soeharto, yang sudah menerima laporan, tetapi tidak berbuat apa-apa?" kata Latief dalam kesaksiannya.

Dia juga mengatakan sama sekali tidak ada langkah-langkah untuk menambah penjagaan.

"Sebaliknya, setelah Peristiwa G30S meletus, selain menghantam G30S dan juga membantai ribuan rakyat yang sama sekali tidak tahu apa-apa, mereka bertiga (Soeharto, Umar Wirahadikusumah, dan Basuki Rachmat) kemudian malahan bersama-sama menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno," kata Latief.

Baca Juga: Baru Terungkap! Ternyata Ini Alasan Hotman Paris Tak Mau Jadi Pengacara Ferdy Sambo: Ada Alasan Tertentu...

Editor : Adrie Saputra

Baca Lainnya