Ada kesalahan elementer yang dilakukan gerombolan Ferdy Sambo dalam menghapus jejak penembakan Brigadir J sehingga bisa diendus jejaknya.
Suar.ID -Komisioner Komnas HAM menjelaskan soal asal-usul foto kondisi mayat Brigadir J setelah dieksekusi gerombolan Ferdy Sambo.
Dia juga menjelaskan bagaimana proses penyidikan terkait dugaan obstruction of justice penembakan Brigadir J.
Anam menampilkan sejumlah foto di sekitar lokasi kejadian, melalui kanal YouTube Humas Komnas HAM RI yang tayang pada Jumat (2/9) kemarin.
Di antara foto-foto itu terdapat foto kondisi mayat Brigadir J setelah ditembak mati oleh Ferdy Sambo di rumah dinasnya.
Menurut Anam, foto tersebut diperkirakan diambil kurang dari satu jam setelah kejadian.
TerkaitObstruction of Justice penembakan Brigadir J, Komnas HAM membagi penyidikan menjadi dua klaster: menghilangkan barang bukti dan skenario.
Di klaster pertama, Komnas HAM menemukan beberapa fakta.
Pertama, diduga adanyaupaya menghilangkan atau mengganti barang bukti handphone oleh pemeliliknya sebelum diserahkan kepada penyidik.
"HP (handphone) dihilangkan," kata M Choirul Anam.
Kedua, Komnas HAM juga menemukan adanya tindakan penghapusan jejak komunikasi berupa pesan, panggilan, telepon, dan data kontak.
"Jadi kalau diawal ada pertanyaan kepada Komnas HAM seperti bagaimana Whatsapp grup? komunikasi Whatsapp grup terputus. Baru muncul kembali salah satunya pukul 22.00 WIB atau 23.00 WIB. Pukul 22.00 WIB ke bawah tidak terekam (komunikasi), karena memang terhapus," kata Anam.
Ketiga, penghapusan foto TKP.
Di titik inilah Komnas HAM menelusuri jejaknya hingga menemukan foto-foto di TKP setelah kejadian.
Salah satunya adalah foto kondisi mayat Brigadir J yang tergeletak di lantai di dekat gudang.
"Jadi beberapa foto yang kami temukan khusunya yang tanggal 8 itu, itu ditemukan di recycle bin di tempat sampah, di mekanisme tersebut jadi bukan diambil dari barang yang nggak dihapus, tapi itu kita ambil dari barang yang dihapus," ujar Anam.
"Sehingga kita tahu bagaimana posisi dan bagaimana itu terjadi disaat setelah peristiwa pada tanggal yang sama kurang dari 1 jam."
Keempat, adanya perusakan atau penghilangan CCTV atau decoder di TKP dan sekitarnya.
"Jadi decoder dan CCTV itu juga dihilangkan," ucapnya.
Kelima, adanya pemotongan atau penghilangan video CCTV yang menggambarkan peristiwa secara utuh sebelum, saat, dan setelah kejadian.
Keenam, adanya perintah untuk membersihkan TKP.
"Ini juga ada, misalnya darah dibersihkan, ini dibersihkan, dan dikonsolidasikan semua yang ada di dalam situ," katanya.
Anam pun lantas menunjukan sejumlah foto penting yang ditemukan di lokasi, selain foto kondisi jenazah Brigadir J.
Komnas HAM menemukan foto bekas tembakan di lantai.
Menurutnya, foto tersebut menunjukan bila ada peluru recoset.
"Ini salah satu titik di mana tembakan recoset itu ada, ini di lantai, ini tembakan yang nantinya akan menjadikan titik recoset. Ini matul ke satu bidang yang lain," kata Anam.