Suar.ID - Mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo disebut mempunyai kekuasaan yang sangat besar di internal polri.
Bahkan Ferdy Sambo juga disebut memiliki kekuasaan di institusi setara dengan jenderal bintang lima.
Hal itu dikatakan oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan atau Menko Polhukam, Mahfud MD menanggapi kasus pembunuhan Brigadir J.
Mahfud MD mengatakan meski Ferdy Sambo menyandang bintang dua, namun kekuasaannya layaknya jenderal bintang lima.
"Begitu sensitif dan rumit karena yang melakukan itu adalah pejabat tinggi polri,"
"Yang sebenarnya kalau dihitung bintangnya itu seperti bintang lima," katanya dalam sebuah wawancara dilansir Jumat (19/8/2022).
Karena memiliki kekuasaan besar, dikatakan oleh Mahfud MD, anak buah Ferdy Sambo yang memiliki pangkat lebih tinggi juga takut padanya.
Sehingga Ferdy Sambo mempunyai kewenangan membuat aturan, memerintah hingga menghukum.
"Kadiv Propam itu bintang dua, tapi anak buahnya yang bintang tiga, kepala bironya itu ada tiga yang seluruhnya tunduk ama ini (Ferdy sambo),"
"Dia yang meriksa atas perintah ini. Apakah ini diteruskan atau enggak. Terus ini ditindak di sini mau dihukum apa terserah sini (Ferdy Sambo),"
"Sehingga rasa-rasanya kalo di Polri itu ya pak Sambo itu memang praktis bintang lima," ucapnya.
Adapun menurut Mahfud, rekayasa skenario penembakan Brigadir J dapat terjadi lantaran banyak orang yang takut pada Ferdy Sambo.
"Karena semuanya takut pada dia artinya bisa ditembak pada dia dengan alasan apapun," ucapnya.
Memiliki kekuasaan penuh dalam institusi Polri akhirnya membuat Ferdy Sambo bisa merekayasa cerita dan membuat banyak orang percaya.
"Nah itu yang menyebabkan ketika dia melakukan kejahatan lalu dia membuat rekayasa seakan-akan orang hampir percaya semua," terangnya.
Lebih lanjut Mahfud MD mengatakan skenario pembunuhan Brigadir J melibatkan 36 orang di institusi Polri.
"Padahal itu karangan melibatkan 36 orang yang mengatur skenario,"
"Itu yang sekarang sedang ditahan 31, aslinya sekarang bertambah jadi 36," tuturnya.
Di sisi lain Mahfud MD mengatakan pengungkapan kasus Brigadir J ini tidaklah mudah.
Hal itu lantaran di dalam internal Polri terdapat kubu yang pro terhadap Ferdy Sambo.
Dikatakan oleh Mahfud MD, Kapolri pun agak kesulitan untuk mengungkap yang sebenarnya sehingga presiden sampai turun tangan.
"Itu semua karangan dan orang gak akan berani. Membayangkan di tingkat polri saja susah sehingga kapolri juga tidak mudah,"
"Yang satu diam-diam temennya Sambo. Tidak setuju begini begitu kan. Maka kita dorong dari sini dari presiden,"
"Makanya presiden marah banget ini dan saya tahu fakta-faktanya harus mengarah ke sana. Sehingga saya katakan jangan sekali-kali terjebak pada skenario itu tembak-menembak. Itu bohong," tegasnya.