Suar.ID - Kasus pencurian cokelat di Alfamart yang dilakukan oleh seorang ibu bernama Mariana Ahong sedang ramai diperbincangkan.
Mariana Ahong sempat bikin heboh lantaran aksinya saat mengutil cokelah ketahuan oleh pegawai Alfamart.
Pihak Alfamart sampai menunjuk Hotman Paris sebagai kuasa hukum karyawannya.
Namun setelah mediasi, kasus Mariana Ahong justru berakhir damai.
Bak nasibnya mujur, Mariana Ahong tidak ditahan meski sudah dilaporkan.
Anak Hotman Paris Hutapea yakni Frank Hutapea pun buka suara terkait mengapa Mariana Ahong tidak ditahan.
Melalui Instagram Storiesnya dilansir pada Rabu (17/8/2022), Frank Hutapea beri penjelasan.
"Banyak yang tanya, kenapa si ibu bermobil merci gak pakai baju oren? Kenapa kalau orang kaya skenario nya maaf-maafan?" tulis Frank.
Unggahan Frank Hutapea soal kasus pencurian cokelat di Alfamart
Frank menceritakan Mariana sempat menangis histeris setelah dijemput pihak polres.
Sebab usai ALfamart membuat laporan kasus pencurian, Mariana Ahong langsung dijemput pihak Polres.
Saat itu Mariana datang ke Polres bersama dengan suami dan anak bungsunya.
Setibanya di Polres, Mariana menangis dan mengaku salah.
Ia juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.
"Tidak ada anak yang tega melihat seorang ibu nangis-nangis histeris seperti itu, apalagi dihadapan putri bungsu nya,"
"Saya rasa semua bisa menebak kenapa seseorang bermobil merci bisa sampai mencuri coklat dan shampo? Semoga keluarga bisa memberikan pertolongan," kata Frank mengutip Tribunstyle.
Kasus pencurian coklat di Alfamart Tangerang berujung damai.
Kendati berakhir damai, Frank yakin Mariana Ahong akan menanggung malu atas kejadian ini.
Ia juga menyebut keluarga Mariana bakal kena getahnya.
"Mungkin sudah dimaafkan, tetapi dia dan keluarganya masih harus menanggung malu di kehidupan sehari-hari." sambungnya
"Kasihan anggota keluarganya yang tidak melakukan apa-apa tetapi juga harus sama sama menanggung malu," sambungnya.
Meski Mariana Ahong tidak ditahan, Frank menegaskan kalau hukuman sosial bakal lebih kejam daripada hukuman tahanan.
"Percayalah... hukuman sosial nitizen di Indonesia lebih kejam dari hukuman tahanan. Kalau saya jadi dia mungkin ga keluar kamar 5 tahun," tutupnya.