Bharada E mengakui kebohongannya terkait penembakan Brigadir J yang tewas di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo. Dia sudah menjelaskan yang sebenarnya.
Suar.ID -Salah satu fakta yang akhirnya terbongkar terkait penembakan Brigadir J adalah tidak adanya adu tembak.
Dan itu sudah diakui oleh Bharada E, salah satu tersangka dalam kasus tewasnya ajudan Irjen Ferdy Sambo tersebut.
Melalui kuasa hukumnya, Deolipa Yumara, bukan tanpa alasan Bharada E membuat pengakuan bohong selama pemeriksaan kasus Brigadir J.
Ternyata ada tekanan dari luar yang membuat Bharada E melakukan kesaksian sebaliknya.
Deolipa sekali lagi menegaskan, ketika itu Bharada E dalam posisi tertekan.
Itulah kenapa dia tidak berani keterangan-keterangan yang sebenarnya.
"Salah satunya disampaikan skenario tembak-menembak," kata Deolipa.
"Bharada E karena bela paksa, ditembak oleh Brigadir J, kemudian dia membelas. Itu salah satunya, ternyata tidak begitu kejadiannya..."
Tak hanya itu, menurut sang kuasa huku, sebenarnya Bharada E juga bukan polisi yang pintar dalam memainkan senjata api, seperti yang selama ini diberitakan.
"Dia dibilang jago tembak, nggak begitu juga kejadiannya," katanya.
"Jadi banyak hal yang tidak konsisten, ya, kalau kejahatan ya begitu, tidak konsisten kalau ditutup-tutupi."
Terlepas dari itu, Bharada E sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus penembakan Brigadir J yang tewas di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo pada Jumat, 8 Juli 2022 lalu.
Sekali lagi, Deolipa menegaskan bahwa Bharada E telah berbicara jujus terkait perintah melakukan tindak pidana pembunuhan.
"Dia diperintah oleh atasannya langsung," kata Deolipa, Minggu (7/8) kemarin.
"Atasan yang dia jaga."
Yang melegakan, Bharada E disebut telah memberitahukan semuanya soal tewasnya Brigadir J.
Dia bilang, tewasnya Brigadir J adalah pesanan dari sosok berpengaruh dalam kariernya.
Kita tahu, saat ini Bharada E ditugaskan sebagai ajudan termuda Irjen Ferdy Sambo.
"Perintahnya, ya, untuk melakukan tindak pidana pembunuhan," jelasnya.