Mantan Kabareskrim Polri Susno Duadji meminta supaya dokter forensik yang pertama mengautopsi jenazah Brigadir J diperiksa, bila perlu dinonaktifkan.
Suar.ID -Susno Duadji terus menyoroti perkembangan kasus penembakan Brigadir J di rumah Irfen Ferdy Sambo.
Mantan Kabareskrim Polri itu bahkan meminta untuk memeriksa dokter forensik yang pertama kali mengautopsi Brigadir J.
Menurut keterangan polisi, Brigadir J alias Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat tewas di rumah Irjen Ferdy Sambo setelah terlibat adu tembak dengan Bharada E.
Tapi menurut Susno Duadji, banyak kejanggalan dalam pengungkapan kasus pembunuhan ajudan Irjen Ferdy Sambo itu.
Terlebih, Susno juga menyoroti hasil autopsi pertama yang dilakukan di RS Polri Kramat Jati dan menyatakan penyebab kematian Brigadir J dikarenakan luka tembak.
Pihak keluarga Brigadir J sendiri menemukan banyak kejanggalan ketika membuka mayat korban, berbeda dengan hasil autopsi.
Karena itulah, Susno Duajdi mendesak Polri segera memeriksa dokter forensik yang pertama kali melakukan autopsi terhadap jenazah Brigadir J.
Dia yakin, dokter forensi yang pertama mengautosi mayat Brigadir J itu bekerja di bawah tekanan.
Tak sekadar memeriksa dokter forensik, Susno juga mendesak Polri membuka hasil visum pada Brigadir J ke publik.
"Dokter yang memeriksa dan memberikan autopsi itu harus diperiksa, bila perlu dinonaktifkan. Karena dia janggal, dan visumnya harus dibuka ke publik, apa visum yang dibuat dokter itu," kata Susno, dilansir Kompas TV, Sabtu (23/7).
"Jadi sorotan kita juga harus ke dokter yang memeriksa itu."
Kenapa harus memeriksa dokter forensi itu, menurut Susno, untuk mengetahui apakah dokter tersebut bekerja sesuai prosedur atau tidak.
Menurut Susno, jika dokter tersebut benar-benar melakukan tugasnya sebaik mungkin, tidak mungkin ada perdedabatan di khalayak.
Tak hanya itu, jika dokter itu melakukan tugasnya dengan baik, sejak awal penyebab kematian Brigadir J akan terungkap seterang-terangnya.
"Dia memeriksa itu di bawah tekanan atau meriksa beneran?" tanya Susno.
"Karena kalau memeriksa beneran publik tidak akan ribut, ini kena tembak peluru, luka sayat atau kena benda tumpul. Atau dokter-dokteran yang periksa."