Polisi Senior Ini Terheran-heran Dengan Kasus Penembakan Brigadir J, Kok Bisa Bharada E Dibekali Pistol Glok: Prajurit Kok Menggunakan Pistol, Biasanya Kan Laras Panjang, Ada Izinnya?

Senin, 18 Juli 2022 | 10:30
Tribun

Mantan Kabareskrim Susno Duadji ikut menyoroti penembakan Brigadir J oleh Bharada E di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Mantan Kabareskrim Susno Duadji ikut menyoroti penembakan Brigadir J oleh Bharada E di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Suar.ID -Masih ingat dengan nama Susno Duadji?

Polisi senior yang juga mantan Kabareskrim itu ternyata ikut menyoroti penembakan Brigadir J alias Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat di rumah Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.

Yang disoroti Susno Duadji terutama kok bisa Bharada E dibekali senjata api jenis pistol Glock.

Bharada E sendiri disebut-sebut sebagai sosok yang menembak Brigadir J hingga tewas.

Menurut keterangan polisi, Bharada E menggunakan pistol jenis Glock-17 saat baku tembak dengan Brigadir J yang menewaskan Brigadir J.

Sekadar informasi, ternyata tidak semua anggota polisi bisa memegang senjata jenis tersebut.

Terlebih Bharada E adalah anggota polisi yang pangkatnya masih level tamtama.

Pertanyaannya, bolehkan seorang tamtama berpangkat Bhayangkara Dua alias Bharada memegang pistol Glock?

Sebelumnya, Polri mengatakan alasanBrigadir Jditembak mati oleh Bharada E di kediaman Kepala Divisi Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan pada Jumat (8/7/2022).

Menurut keterangan Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, Brigadir Jditembak mati karena diduga melakukan pelecehan dan menodongkan pistol kepada istri Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

"Yang jelas gininya, itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv Propam itu benar," ujar Ramadhan saat dikonfirmasi, Senin (11/7/2022).

Dia juga menegaskan,fakta itu diketahui berdasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memeriksa sejumlah saksi.

Saksi-saksi yang diperiksa polisi di antaranya adalah istri Irjen Ferdy Sambo dan Bharada E sendiri.

"Berdasarkan keterangan dan barang bukti di lapangan bahwa Brigadir J memasuki kamar pribadi Kadiv Propam dan melecehkan istri Kadiv Propam dengan todongan senjata,” ungkap Ramadhan.

Menurutnya,istri Irjen Ferdy Sambodisebut berteriak akibat pelecehan yang diduga dilakukan Brigadir J.

Via Tribun Manado
Via Tribun Manado

Mantan Kabareskrim Susno Duadji ikut menyoroti penembakan Brigadir J oleh Bharada E di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Teriakan permintaan tolong tersebut pun didengar oleh Bharada E yang berada di lantai atas rumah.

Karena Bharada E tiba-tiba datang, kata Ramadhan, Brigadri J jadi panik.

Ketika itulah Brigadir malah melepaskan tembakan kepada Bharada E yang ketika itu sudah berdiri di depan kamar.

"PertanyaanBharada E malah direspon oleh Brigjen J dengan melepaskan tembakan pertama kali kearah Bharada E," jelas Ramadhan lagi.

Masih menurut keterangan Ramadhan, Bharada E adalah anggota Brimob yang bertugas sebagai pengawal Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

Sedangkan Brigadir J adalah Anggota Bareskrim yang ditugaskan sebagai Supir dinas istri Kadiv Propam.

Selain menjelaskan kronologi, pihak kepolisian RI juga menjelaskan jenis senjata apa yang digunakan dalam baku tembak tersebut.

Menurut mereka, jenis senjata api yang digunakan kedua polisi itu saat baku tembak adalah pistol Glock-17 dan HS-9.

Soal dua jenis senjata itu, mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji pun bertanya-tanya.

Pertanyaan terutama ditujukan kepada Bharada E kok bisa-bisanya sudah memegang senjata laras pendek.

Susno Duadji pun menanyakan isu yang berembus tersebut ke Ex Kadivkum Polri, Irjen Pol Aryanto Sutadi.

Aryanto menyebut, selama ia bertugas di kepolisian, nyatanya prajurit memang diizinkan menggunakan senjata api tapi dengan izin.

Tribun Jambi

Mantan Kabareskrim Susno Duadji ikut menyoroti penembakan Brigadir J oleh Bharada E di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.

"Yang jadi pertanyaankan, seorang Bharada, prajurit kok menggunakan pistol, biasanyakan laras panjang, memang ada ijinnya?" terang Aryanto di akun youtube Polisi Ooh Polisi dengan judul "TRAGEDI DI RUMAH JENDERAL - KEJANGGALAN2 YANG MASIH JANGGAL".

Aryanto menjelaskan, selama menempati sejumlah jabatan di kepolisian, ia kerap kali didampingi oleh seorang ajudan.

Dan ia menerangkan, jika ajudannya tersebut memang dibekali dengan senjata api.

"Menurut penggunaan izin, setiap anggota prajurit memang sudah dikantongi revolver, namun belakangan memang diganti dengan Glock untuk ajudan ini," tegasnya.

Tak hanya itu yang menjadi pembahasan, namun yang menjadi isu ialah tentang kemampuan Bharada E yang mahir menembak.

"Kan seorang Bharada, masak sudah mahir menembak? Begitukan pernyataannya? Tapi yang saya dengar sendiri dari komandannya, Bharada E ini memang seorang penembak jitu, ya jadi pantas saja," tegasnya.

Sementara Ex Kabareskrim Polri, Komjen Pol Purn Dr Ito Sumardi menjelaskan, jika dengan ancaman kejahatan yang begitu besar saat ini, maka sangat wajar jika seorang ajudan dibekali dengan senjata api.

"Saya ini juga pernah menjadi ajudan ya, senjata saya dulu itu revolver, sekarang kejahatannya meningkat, jadi ancaman besar, senjata juga diganti," terangnya.

Ito menjelaskan, hal tersebut berdasarkan pengalamannya sebagai Kapolda hingga Kabareskrim yang selalu didampingi oleh ajudan.

"Nah jadi pertanyaannya Tamtama diberi glock, itu tidak ada masalah, yang penting itukan pertanggung jawabannya. Memang sangat jarang seorang Bharada itu mendampingi pimpinan, pasti Bharada E ini adalah orang terpilih," tegasnya.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Sumber : tribunnews

Baca Lainnya