Jadi Saksi Kunci Dan Sempat Mengaku Dilecehkan Brigadir J Sebelum Sang Ajudan Tewas Tertembak Di Kamarnya, Begini Kondisi Istri Irjen Ferdy Sambo Saat Diperiksa: Saat Beri Keterangan Terbata-bata

Sabtu, 16 Juli 2022 | 18:46

Terjawab kecurigaan keluarga soal luka sayatan di wajah Brigadir J

Jadi saksi kunci dan sempat mengaku dilecehkan oleh Brigadir J, begini kondisi istri Irjen Ferdy Sambo saat proses pemeriksaan.

Suar.ID -Bisa dibilang, istri Irjen Ferdy Sambo adalah saksi kunci dalam kasus tewasnyaBrigadir Polisi Nopriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumahnya.

istri Irjen Ferdy Sambo bahkan sempat mengaku dilecehkan oleh ajudan suaminya itu meskipun polisi tidak menemukan bukti pelecehan tersebut.

Keberadaanistri Irjen Ferdy Sambo sendiri sampai sekarang masih menjadi teka-teki.

Jumat (8/7) terjadi peristiwa berdarah di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir J.

Brigadir J diduga tewas setelah terlibat kontak senjata dengan Bharada E.

Tapi hingga sekarang, kasus penembakan tersebut masuk misterius: siapa sejatinya dalang dan pelaku penembakan tersebut?

Terkait kasus itu, bisa dibilang istri Irjen Ferdy Sambo adalah salah satu saksi kunci.

Menurutpsikolog anak, remaja, dan keluarga Lemhannas Novita Tandry, kondisi istri Irjen Ferdy Sambo terlihat baik-baik saja secara fisik.

Tapi secara psikologisi,istri Irjen Ferdy Sambo terguncang.

Hal itu disampaikan oleh Novita, perilaku tersebut meliputi kondisi Putri yang terus menangis selama pemeriksaan.

Apakah hal ini menyulitkan polisi untuk mengungkap seperti apa sebenarnya kronologi penembakan?

"Selama proses pendampingan nangis terus. Tingkat depresinya sedang ke berat," kata Novita, dilansir Tribunnews.com, Kamis (14/7) kemarin.

"Dan memang kelihatan sekali setelah kejadian apalagi perempuan di posisi itu, saksi juga korban tentu terguncang sekali, sebagaimana manusia normal."

Masih menurut Novita, peristiwa mulai penodongan, pelecehan seksual hingga baku tembak yang menewaskan Brigadir Yosua membuatistri Irjen Ferdy Sambo syok, terus menangis dan mengalami kesulitan tidur.

"Karena kan mendengar, melihat kejadian langsung ya tembak menembak. Membuatnya trauma, syok enggak bisa tidur, tentu sangat terguncang sekali," imbuh Novita.

Selama pendampingsn psikologis, istri Irjen Ferdy Sambo itu masih menunjukkan kondisi belum stabil dan sulit konsentrasi, sehingga keterangannya belum detail.

"Saat memberikan keterangan masih terbata-bata, menangis terus. Jadi belum bisa mendetail," imbuhnya.

Karena kondisinya ini,istri Irjen Ferdy Sambo masih membutuhkan perhatian dan pendampingan untuk pemulihan trauma.

Selainistri Irjen Ferdy Sambo, anak dan suaminya juga butuh pendampingan.

"Fokus saya adalah bagaimana memulihkan dia (korban) sebagai istri, sebagai ibu dari empat anaknya. Jadi pendampingan tidak hanya pada ibu, tetapi juga pada anak-anaknya. Karena, anak-anak masih sekolah, dan juga ada yang masih balita," terang Novita.

Namun, hingga saat ini masih belum diketahui dengan pasti bagaimana kronologi penembakan hingga menewaskan Brigadir Yosua.

Ia memaparkan, seorang korban akan menjalani tahapan pemulihan dari trauma yang disebut DABDA, yakni Denial (Penyangkalan), Angry (Marah), Bargaining (Tawar-menawar), Depression (Depresi), dan Acceptance (Penerimaan).

Adapun waktu proses pemulihan sangat tergantung pada kondisi korban.

"Kondisi korban sedang masuk posisi depresi, baru yang terakhir acceptance. Jadi sangat tergantung pada korban prosesnya," kata dia.

Terkini, bahkan kejanggalan semakin terasa lantaran ada dua wartawan yang mengalami intimidasi pasca meliput di TKP.

Indikasi tersebut terlihat dari adanya intimidasi pada jurnalis yang sedang meliput di wilayah itu.

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad