Bacaan Doa Iftitah Lengkap saat Sholat, Bahasa Arab dan Latin beserta Artinya

Kamis, 14 Juli 2022 | 13:34
Tribun Lampung

Ilustrasi Shalat - Bacaan doa iftitah saat sholat, lengkap!

Suar.ID - Bacaan iftitah, disebut juga istiftah, adalah doa yang dibaca ketika sholat, antara takbiratul ihram dan ta'awuz, sebelum membaca surat Al Fatihah.

Ada beberapa tuntunan bacaan doa iftitah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad dan para sahabat, berdasarkan riwayat-riwayat yang shahih.

Di mana kesemua lafaz doa ini bisa dipakai dan dibenarkan untuk dibaca pada sholat yang kita laksanakan, baik sholat wajib maupun sunnah, baik sendirian ataupun berjamaah.

Berikut ini bacaan doa iftitah bahasa Arab dan latin lengkap dengan artinya:

Pertama:

Dari Aisyah ra berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika memulai shalat beliau membaca:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إلَهَ غَيْرُكَ

Iklan untuk Anda: Siswi Jenius Jakarta Temukan Obat Bakar Lemak 17 Kg SehariAdvertisement by"Subhanakallahumma wabihamdka watabarokasmuka wataala jadduka wala ilaha ghoiruka". (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ad-Daru Quthni)

Artinya:

“Maha suci Engkau, ya Allah. Ku sucikan nama-Mu dengan memuji-Mu. Nama-Mu penuh berkah. Maha tinggi Engkau. Tidak ilah yang berhak disembah selain Engkau”.

Kedua:

Dari Abu Said Al-Khudri ra berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika shalat malam beliau bertakbir kemudian membaca doa:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إلَهَ غَيْرُكَ

“Subhanakallahumma wabihamdika watabarokasmuka wataala jadduka wala ilaha ghoiruka”.

Artinya:

"Maha Suci Engkau ya Allah dan dengan pujian-Mu, Maha Suci nama-Mu dan Maha Tinggi keagungan- Mu, tiada tuhan selain Engkau".

Kemudian dilanjutkan dengan membaca:

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا

“Allahu Akbaru kabiro”.

Artinya:

"Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya".

Kemudian dilanjutkan dengan membaca:

أَعُوذُ بِاَللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ مِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ

A’udzubillahis sami’il alimi minas syaithonir rojim min hamzihi wanafkhihi wanaftsihi” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i).

Ketiga:

Dari Jabir ra, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika memulai shalat beliau membaca:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إلَهَ غَيْرُكَ وَجَّهْتُ وَجْهِي لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Subhanakallahumma wabihamdka watabarokasmuka wataala jadduka wala ilaha ghoiruka. Wajjahtu wajhiya lilladzi fatoros samawatiwal ardh, hanifan wama ana minal musyrikin, inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil ‘alamin” (HR. Al-Baihaqi)

Keempat:

Dari Anas ra, ada seseorang yang masuk shaf shalat lalu dia membaca:

الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ

“Alhamdulillahi hamdan katsiron mubarokan fihi”.

Artinya:

"Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik dan penuh berkah".

Lalu setelah Rasulullah shallallhu alaihi wasallam selesai dari shalatnya, beliau bertanya siapakah tadi membaca kalimat doa seperti itu? Jamaah diam sejenak. Rasulullah shallallhu alaihi wasallam melanjutkan: “Siapa saja diantara kalian yang membaca doa tersebut maka sungguh dia tidaklah berkata yang sia-sia” …hingga akhir hadits. (HR. Muslim)

Kelima:

Dari Ibnu Umar ra berkata: “Ketika kami tengah melaksankan shalat bersama Rasulullah shallahu alaihi wasallam tiba-tiba ada salah seoarang diantara kami berkata:

الله اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ ِكَثِيْرًا وَ سُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

“Allahu akbaru kabiro, walhamdu lillahi katsiro wa subhanllahi bukrotan wa ashila”

Artinya:

"Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya. Segala puji yang sebanyak-banyaknya bagi Allah. Maha Suci Allah pada pagi dan petang hari."

Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata (setelah selesai shalat): Siapakah tadi yang membaca ini dan itu?”. Salah seorang dari jamaah berkata: “Saya, wahai Rasulullah”.

Rasul bersabda: “Saya ta’jub dengan doa itu, itu adalah doa yang dengannya pintu-pintu langit bisa terbuka”.

Ibnu Umar berkata: “Saya tidak pernah meninggalkan doa itu semenjak saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengatakan tentang (keutamaan) doa tersebut”. (HR. Muslim).

Keenam:

Dari Abu Hurairah ra berkata:

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam diam pada waktu antara takbir dan Al-Fatihah, lalu saya bertanya kepada beliau: “Apakah yang Engkau baca diantara takbir dan Al-Fatihah itu, ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Saya membaca:

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

“Allahumma ba’id baini wabaina khothoyaya kama ba’adta bainal masyriqi walmaghrib. Allahumma naqqini minal khotoya kama yunaqqos tsaubul abyadhu minad danas. Allahummaghsil khothoyaya bilma’i was tsalji walbarodi” (HR. Bukhari dan Muslim, dengan beberapa perbedaan kecil antara lafaz dari Bukhari dan Muslim).

Artinya:

"Ya Allah jauhkanlah aku dari dosa-dosaku sebagaimana engkaujauh kan antara timur dan barat.

Ya Allah bersihkanlah aku dari dosa-dosaku sebagaimana bersihnya pakaian putih dari kotoran.

Ya Allah cucilah aku dari dosa-dosaku dengan air, salju dan embun" (HR. Bukhari dan Muslim, dengan beberapa perbedaan kecil antara lafaz dari Bukhari dan Muslim).

Ketujuh:

Dari Ali bin Abi Thalib ra dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bahwa sanya beliau ketika shalat membaca:

وَجَّهْتُ وَجْهِي لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ. اَللّهُمَّ اَنْتَ الْمَلِكُُ لاَ اِلَهَ إِلاَّّ اَنْتَ رَبِّىْ وَاَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ذُنُوْبِيْ جَمِيْعًا لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلاَّ اَنْتَ وَاهْدِنِىْ لِاَحْسَنِِِ الْاَخْلَاقِ لاَ يَهْدِيْ لِاَحْسَنِهَا إِلاََّ اَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّيْ سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّيْ سَيِّئَهَا اِلاَّ اَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيُْر كُلُّهُ بِيَدَيْكَ وََالشَّرُّ لَيْسَ اِلَيْكَ اَنَا بِكَ وَاِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ

“Wajjahtu wajhiya lilladzi fatoros samawati wal ardh, hanifan wama ana minal musyrikin, inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil alamin, la syarikalahu wabidzalika umirtu wa ana minal muslimin. Allahumma antal malik, la ilaha illa anta robbi wa ana ‘abduka, zholamtu nafzi wa’taroftu bidzanbi, faghfirli dzunubi jami’a, la yaghfiruz dzunuba illa anta, wahdini liahsanil akhlaq la yahdi li ahsaniha illa anta, washrif ‘anni sayyi’aha la yashrifu ‘anni sayyi’aha illa anta, labbaika wa sa’daika, wal khoiru kulluhu biyadaika, was syarru laisa ilaika, ana bika wa ilaika, tabarokta wa ta’alaita, astaghfiruka wa atubu ilaika”.

Artinya:

"Aku hadapkan wajahku kepada Tuhan Yang menciptakan langit dan bumi, dengan lurus dan berserah diri sedangkan aku bukan bagian dari orang musyrik.

Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam.

Tiada sekutu baginya dan dengan itulah aku diperintahkan.

Dan aku termasuk bagian dari orang-orang muslim

Ya Allah, Engkau adalah Raja, tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau.

Engkaulah Rabbku dan aku adalah hamba-Mu.

Aku telah menzalimi diriku, dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah dosa-dosaku seluruhnya, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.

Tunjukilah aku kepada akhlak yang terbaik, tidak ada yang dapat menunjukkan kepada akhlak yang terbaik kecuali Engkau.

Dan palingkan/jauhkanlah aku darkejelekan akhlak dan tidak ada yang dapat menjauhkanku dari kejelekan akhlak kecuali Engkau.

Labbaika (aku terus-menerus menegakkan ketaatan kepada-Mu) dan sa’daik (terus bersiap menerima perintah-Mu dan terus mengikuti agama-Mu yang Engkau ridhai).

Kebaikan itu seluruhnya berada pada kedua tangan-Mu, dan kejelekan itu tidak disandarkan kepada-Mu. Aku berlindung, bersandar kepada-Mu dan Aku memohon taufik pada-Mu. Mahasuci Engkau lagi

Mahatinggi. Aku memohon ampun kepada-Mu bertaubat kepada Mu".

Madzhab Ulama Tentang Lafazh Doa Ifititah

Iftitah/Istiftah, doa Iftitah/doa Istiftah adalah empat istilah yang menunjuk satu makna yaitu dzikir yang dibaca sebagai pembuka shalat yang biasanya dibaca setelah setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca ta’awwudz dan surat Al-Fatihah, baik shalatnya sendirian ataupun berjamaah, menjadi imam ataupun menjadi makmum.

Di antara tujuh lafazh doa iftitah tersebut diatas yang masyhur, maka dalam pandangan madzhab Hanafi dan Hanbali, dan ini yang sering dipakai oleh Umar, Ibnu Mas’ud, Al-Auza’i, Ats-Tsauri bahwa lafazh doa iftitah yang mereka pilih adalah lafazh doa yang diriwayatkan oleh Aisyah ra, yang berbunyi:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إلَهَ غَيْرُكَ

Subhanakallahumma wabihamdka watabarokasmuka wataala jadduka wala ilaha ghoiruka.

Sedangkan dalam panilaian madzhab Syafi’i (Al-Majmu”; 3/321), walaupun semua redaksi doa tersebut bisa dibenarkan, namun mereka lebih memilih bahwa lafaz doa iftitah terbaik itu adalah seperti yang diriwayatkan oleh sahabat Ali bin Abi Thalib yang berbunyi:

وَجَّهْتُ وَجْهِي لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ. اَللّهُمَّ اَنْتَ الْمَلِكُُ لاَ اِلَهَ إِلاَّّ اَنْتَ رَبِّىْ وَاَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ذُنُوْبِيْ جَمِيْعًا لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلاَّ اَنْتَ وَاهْدِنِىْ لِاَحْسَنِِِ الْاَخْلَاقِ لاَ يَهْدِيْ لِاَحْسَنِهَا إِلاََّ اَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّيْ سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّيْ سَيِّئَهَا اِلاَّ اَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيُْر كُلُّهُ بِيَدَيْكَ وََالشَّرُّ لَيْسَ اِلَيْكَ اَنَا بِكَ وَاِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ

“Wajjahtu wajhiya lilladzi fatoros samawati wal ardh, hanifan wama ana minal musyrikin, inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil alamin, la syarikalahu wabidzalika umirtu wa ana minal muslimin. Allahumma antal malik, la ilaha illa anta robbi wa ana ‘abduka, zholamtu nafzi wa’taroftu bidzanbi, faghfirli dzunubi jami’a, la yaghfiruz dzunuba illa anta, wahdini liahsanil akhlaq la yahdi li ahsaniha illa anta, washrif ‘anni sayyi’aha la yashrifu ‘anni sayyi’aha illa anta, labbaika wa sa’daika, wal khoiru kulluhu biyadaika, was syarru laisa ilaika, ana bika wa ilaika, tabarokta wa ta’alaita, astaghfiruka wa atubu ilaika”.

Dan ada juga sebagian ulama yang membolehkan untuk menggabungkan banyak doa ifitah dalam satu waktu, semua lebih flexibel untuk dilakukan, sesuai dengan keinginan dan kondisi yang ada.

Baca Juga: Bacaan Doa Qunut Saat Sholat Subuh, Dilengkapi Huruf Latin dan Terjemahan

Tag

Editor : Rahma Imanina Hasfi