Suar.ID - Seorang bocah mengalami sebuah kondisi pilu.
Bagaimana tidak, sang bocah ini mendadak matanya berubah juling gegarapenggunaan gadget.
Usut punya usut, karena kelalaian orangtua yang terlalu dini kenalkan pada gadget, mata bocah ini pun alami gangguan hingga terpaksa dilakukan operasi.
Mulanya, sang ibu pun sempat menganggap mata juling sang anak ini cuma candaan belaka hingga ia pun sampai marah.
Lalu seperti apakah kisahnya?
Di era modern seperti sekarang ini, gadget memang jadi salah satu kebutuhan primer banyak orang.
Tak cuma digunakan sebagai alat komunikasi, gadget ini juga dipakai untuk mendapatkan hiburan di kala penat.
Namun, penggunaan gadget ini harus diatur sesuai porsinya agar tak malah timbulkan efek buruk terutama bagi anak-anak.
Seperti apa yang dialami oleh seorang bocah yang bernama Luth Harraz Mohamad Fazrin purta dari Nurul Afeizah.
Dilansir Tribunnewsmaker.com, Nurul sendiri takmenyangka kalau putranya yang kini berusia 5 tahun ini matanya berubah juling gegara penggunaan gadget.
Awalnya, Nurul ini mengira mata juling anaknya ini hanya pura-pura karena ia tahu betul kalau Luth ini sebenarnya lahir normal.
"Luth lahir normal seperti anak-anak lain.
"Tapi karena pembatasan sosial imbas pandemi, banyak di rumah, jadi dia hanya main gadget dan menonton televisi saja,"ujar Nurul seperti dikutip TribunStyle.com darimStarpada Jumat, 8 Juli 2022.
Luth sendiri dikenalkan dengan gadget sejak dirinya berusia 2 tahun.
Sang ibu, Nurul pun merasa lalai gagara terlalu awal kenalkan gadget pada putranya ini.
Diketahui, wanita berusia 28 tahun ini terpaksa melakukannya agar sang anak ini bisa diam dan tak ganggu dirinya serta suamianya yang bekerja dari rumah atau WFH.
Ditambahl lagi kala pandemi, suami Nurul ini kehilangan pendapatan gegara tak bisa bekerja.
"Saya dan suami terlalu sibuk cari uang pada saat itu, jadi anak terabaikan,"lanjutnya.
Nurul sendiri mulanya menduga kalau Luth ini cuma bercanda dengan membuat matanya juling.
"Tahun lalu saya tidak menyadari mata Luth juling karena saya kira dia cuma bercanda.
"Saya bahkan selalu marah saat dia seperti itu.
"Karena saya marah, dia jadi stress dan bilang kalau dia tidak bercanda, matanya memang seperti itu,"kenang Nurul.
Luth pun mulai tahun ini sudah kembali bersekolah offline.
Gegara kondisi matanya ini, Luth pun jadi makin kesulitan belajar.
"Tahun ini dia kembali sekolah (offline), mungkin harus fokus karena banyak menulis dan sebagainya,julingnya menjadi semakin buruk, bagian hitam matanya bisa hilang di balik pangkal hidung,"tambahnya.
Nurul pun tak ingin masa depan anaknya ini bermaslaah dengan kesehatannya.
Lebih-lebih, ia mengaku khawatir anaknya ini malah diejek teman-temanya karena matanya yang juling.
Akhirnya, Nurul berusaha dapatkan pengobatan terbaik bagi sang anak.
Kendati mata Luth ini tak bisa kembali pulih seratus persen, Nurul pun tetap bersyukur karena kondisi anaknya ini sudah lebih baik.
"Dokter mengatakan bahwa jika dia tidak dirawat dari awal, matanya bisa juling permanen.
"Jadi perawatan bermula pada Januari lalu.
"Karena di Ipoh tidak ada pakar mata untuk kasusjuling, Luth kemudian dirujuk keKuala Lumpuruntuk dilakukan operasi.
"Walaupun dia tak akan pulih seratus persen seperti semula, tapi saya bersyukur mata Luth masih bisa diobati.
"Tapi Luth perlu memakai kacamata untuk menonton televisi maupun belajar untuk tiga tahun,"tutur Nurul.
Di akhir, Nurul pun berikan pesan pada orangtua lain agar lebih bijak saat ingin berikan gadget pada anaknya.