Sering Kecelakaan Maut di Tol Cipularang, Pakar Ungkap Ada Gelombang Magnet Pengganggu di Dekat Lokasi Kejadian, Hingga dapat Menimbulkan Halusinasi!

Senin, 27 Juni 2022 | 18:39
Kompastv

Sering Kecelakaan Maut di Tol Cipularang, Pakar Ungkap Ada Gelombang Magnet Pengganggu di Dekat Lokasi Kejadian, Hingga dapat Menimbulkan Halusinasi.

Suar.ID -Sering Kecelakaan Maut di Tol Cipularang, Pakar Ungkap Ada Gelombang Magnet Pengganggu di Dekat Lokasi Kejadian, Hingga dapat Menimbulkan Halusinasi.

Empat orang mengalami luka berat setelah terjadi kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92, Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (26/6/2023), sekitar pukul 21.00.

Kecelakaan "karambol" tersebut, dilaporkan melibatkan sekitar 17 mobil.

Kepala Induk PJR Tol Cipularang, AKP Denny Catur, mengatakan, pihaknya bersama Polres Purwakarta melakukan penyelidikan penyebab kecelakaan tersebut.

Menurut keterangan, Kepala Induk PJR Tol Cipularang, AKP Denny Catur, sampai saat ini, pihaknya baru mendata, ada empat orang yang mengalami luka-luka.

"Untuk sementara, baru empat orang yang terdata mengalami luka berat," kata dia ketika dikonfirmasi Tribun Jabar.

Sedangkan, beberapa orang lainnya hanya mengalami luka ringan.

Pihaknya berharap, tak ada korban meninggal akibat kecelakaan ini.

"Korban luka semuanya sudah mendapatkan penanganan medis dan dilarikan ke RS Thamrin dan RS Siloam Purwakarta," kata dia.

Pihak kepolisian dan Petugas PJR Tol Cipularang, sampai saat ini masih melakukan pendataan dan penyelidikan penyebab pasti kecelakaan ini.

Ketika dikonfirmasi, Kepala Induk PJR Tol Cipularang, AKP Denny Catur mengatakan, pihaknya bersama Polres Purwakarta masih melakukan penyelidikan penyebab kecelakaan tersebut.

Menurut dia, sampai saat ini, pendataan para korban masih terus dilakukan.

Salah satunya, pendataan ada tidaknya korban jiwa dalam kecelakaan ini.

"Pendataan masih terus dilakukan."

"Proses evakuasi kendaraan masih sedang berlangsung," kata dia.

Kompas.com
Kompas.com

Sering Kecelakaan Maut di Tol Cipularang, Pakar Ungkap Ada Gelombang Magnet Pengganggu di Dekat Lokasi Kejadian, Hingga dapat Menimbulkan Halusinasi.

Akibat dari kecelakaan ini, arus lalu lintas yang akan menuju ke Jakarta masih tersendat sepanjang 5 kilometer.

Sebelumnya pada 2019, juga terdapat kejadian serupa.

Kecelakaan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan terjadi di kilometer 92 tol Purbaleunyi, Senin (2/9/2019) sekitar pukul 12.30 WIB.

Delapan orang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut.

Kilometer 90-100 sendiri dikenal sangat rawan akan kecelakaan.

Pedangdut Saiful Jamil dan istrinya, pernah menjadi korbannya.

Menurut ahli, salah satu penyebabnya adalah keberadaan gelombang yang bisa mengganggu pengemudi.

Di luar kehebatan teknisnya, Cipularang juga menyimpan misteri.

Ada banyak cerita misteri di baliknya.

Ketik saja "misteri tol cipularang" di mesin pencari Google.

Tangkapan layar Tribun Jabar/Mega Nugraha
Tangkapan layar Tribun Jabar/Mega Nugraha

Sering Kecelakaan Maut di Tol Cipularang, Pakar Ungkap Ada Gelombang Magnet Pengganggu di Dekat Lokasi Kejadian, Hingga dapat Menimbulkan Halusinasi.

Maka, akan Anda temui ratusan ribu laman berkenaan soal itu.

Hal ini meninggalkan kesan, tol Cipularang angker.

Lepas dari keangkeran itu, tol Cipularang memang unik.

Lantaran, melintasi daerah yang patut diwaspadai.

Seksi 2 di ruas Purwakarta - Plered, secara geologis berada di wilayah batuan sedimen.

Mulai sekitar Km 83 yang masuk kawasan Purwakarta Selatan hingga sekitar 7 km berikutnya ke arah Bandung, badan jalan harus melintasi dua wilayah batuan lempung, yaitu Batuan Lempung Subang dan Batuan Lempung Jatiluhur.

Sedangkan selebihnya hingga ke Padalarang, berada di tanah batuan vulkanik.

Mendirikan suatu struktur bangunan di atas batuan sedimen yang terbentuk pada zaman tersier ini memang bukan perkara mudah.

Umur batuan muda, sekitar lima juta tahun, membuat sifat pergeserannya tinggi alias gampang longsor.

Longsoran-longsoran kecil bahkan sudah terjadi jauh sebelum pembangunan dilakukan.

Masalah mulai timbul ketika batuan lempung yang dikupas kemudian terpapar udara atau air hujan.

Kandungan mineral monmorilonit di dalam batuan akan mengembang.

Apalagi, kadar monmorilonit di dua wilayah itu tergolong tinggi, bahkan di atas 50%.

Batuan Lempung Subang dan Batuan Lempung Purwakarta seperti dibangkitkan dari tidur panjangnya.

Namun entah, keputusan yang belakangan diambil justru menimbun wilayah yang labil itu.

Timbunan setinggi 35 m dan menghubungkan dua bukit itu konon merupakan yang tertinggi di Indonesia.

Masalahnya, berdasarkan pengamatan Dr. Imam Sadisun, geolog dari Institut Teknologi Bandung, wilayah sekitar Pasir Munjul sebenarnya masih menyimpan potensi longsoran.

Bahkan sifatnya multiple succesive sliding, atau kumpulan longsoran kecil di dalam sebuah longsoran besar yang ujungnya di sistem lembah terbawah yaitu di sungai.

Yang jelas, hanya tiga bulan sejak diresmikan, prestasi Cipularang sudah tercoreng.

Ruas jalan di Km 91+400 wilayah Dusun Batu Datar didapati amblas sedalam 50 cm.

Akhir November 2005, terdapat tiga amblasan jilid dua, yaitu antara Km 91+600 – 91+925, yang berada di wilayah Pasir Honje.

Akibatnya, jalan tol itu sempat ditutup sementara.

Kabar ini tentu mengejutkan masyarakat pengguna jalan.

Karena, menyangkut keselamatan mereka.

Hal ini dibenarkan Dr. Adrin Tohari, geolog dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yang sempat mempelajari areal di sekitar lokasi amblasan.

“Patahnya kemungkinan akibat pergerakan tanah,"

"Tapi, tidak terdeteksi sebelumnya."

"Jadi ketika air menumpuk, terjadi lubang besar di dalam,” demikian analisisnya, melansir Intisari.

Jika tidak tersalurkan, akumulasi air memang bisa jadi biang kerok amblasan di wilayah batuan sedimen.

Apalagi, susunan batuan di TKP (tempat kejadian perkara) terdiri atas endapan vulkanik berupa tufa.

Lalu di bawahnya, aluvial purba (bekas aliran sungai purba).

Sedangkan paling dasar, barulah batuan lempung.

Air dalam volume besar, seperti di musim hujan, akan mentok dan terakumulasi dalam batuan paling dasar setelah terserap oleh tufa dan aluvial.

Dari sanalah mulai timbul pergerakan tanah.

Kejadian di sekitar wilayah batuan sedimen Cipularang tentunya tidak mencerminkan kondisi di Cipularang seluruhnya.

Secara umum, jalan tol dinyatakan layak digunakan.

Hanya saja, tetaplah terus berdoa dan taatilah peraturan lalu lintas.

Wilayah ini kebetulan termasuk daerah rawan kecelakaan.

Dari arah Bandung, jalannya menurun tajam dan berkelok seperti huruf “S”.

PT Jasa Marga memasang banyak rambu agar pengguna jalan mengurangi kecepatan dan lebih berhati-hati.

Perhatian lebih mesti diarahkan ke turunan seperti huruf "S" tadi.

Boleh percaya boleh tidak soal keangkeran di wilayah ini.

Tapi singkirkan dulu prasangka itu dancernapernyataan Agus Budi Wibowo, ahli radiestesi dari Jakarta.

Sepanjang jalur tol yang membentang mulai dari pintu tol Dawuan (di jalur tol Jakarta - Cikampek) hingga Padalarang, terdapat sejumlah potensi gangguan dari gelombang geopati.

Hal ini berasal dari tanah dan aliran air.

“Bisa saja (gelombang geopati itu) berpengaruh pada mereka yang melintas,” katanya.

Berdasarkan pengamatan Agus melalui peta kawasan itu, setidaknya terdapat dua gangguan yang berasal dari tanah dan sembilan berasal dari air.

Soal gangguan dari tanah, lokasinya antara Km 60 - 70 dan Km 86 - 90.

Sedangkan gangguan dari aliran air, umumnya membentang dari timur laut ke barat daya yang terbentang di jalan sepanjang 59 km itu.

“Gangguan terbanyak berasal dari tanah, air, atau ‘lainnya’, ada di antara kilometer 83 dan 93 seperti yang ada di peta."

"Untuk tahu persisnya, saya harus ada di lokasi,” jelas murid Romo Lukman, ahli radiestesi dari Purworejo ini.

Radiestesiadalahilmu yang mempelajari lokasi sumber medan magnet dari Bumi.

Gelombang medan magnetik yang umumnya berasal dari tanah, aliran air, atau bahkan supranatural, diyakini dapat mengganggu manusia.

Ilmu ini dapat juga dipakai mencari gangguan di rumah, atau pada tubuh, dalam pengobatan.

Menurut Agus, gangguan yang timbul di jalan raya bisa saja mengganggu pengendara.

Walau, mereka hanya melintas sekejap.

Efeknya bisa berupa rasa tidak nyaman, pusing, atau bahkan halusinasi.

Untuk menetralkan gelombang negatif, menurut Agus, di suatu lokasi perlu ditanam kumparan khusus terbuat dari tembaga murni.

Bagi pengguna jalan, kumparan sejenis bisa dipasang pada kaca spion kendaraan.

Alat itu biasanya digunakan sebagai penetral gelombang yang berasal dari getaran badan kendaraan.

Supaya, tidak mengganggu manusia di dalamnya.

Yang penting, saat melintas tol ini berhati-hati.

Pastikan semua dalam kondisi fit, baik mobil maupun pengemudinya.

Jika mengantuk, tidur sebentar di tempat peristirahatan.

Jaga kecepatan dan patuhi aturan kecepatan yang sudah ditetapkan pihak pengelola jalan tol.

Baca Juga: Kecelakaan Beruntun Terjadi di Tol Cipularang Libatkan 17 Kendaraan, Ternyata Terdapat Berbagai Kisah Mistis Menyelimuti Tempat ini, Salah Satunya Angkernya Gunung Hejo!

Tag

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber Intisari, Tribun Jabar