Jenazah Eril Dimakamkan, Ini Ungkapan Cinta Ridwan Kamil untuk Sang Putra: Kami Mengikhlaskan

By Presi, Senin, 13 Juni 2022 | 13:10 WIB
Ridwan Kamil sampaikan ungkapan cinta dalam prosesi pemakaman Eril di Cimaung, Kab. Bandung, Senin (13/06). (YouTube Humas Jabar)

NOVA.id - Jenazah anak Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz (Eril) dimakamkan pada Senin (13/06) siang. Jenazah Eril dimakamkan di Desa Cimaung, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung.

Sebelum dimakamkan, jenazah Eril terlebih dahulu diazankan. Setelah itu, Ridwan Kamil menjatuhkan tanah ke liang kubur Eril, dan diteruskan oleh petugas makam.

Usai prosesi pemakaman Eril di Cimaung tersebut, Ridwan Kamil dan istrinya, Atalia Praratya, kemudian menaburkan bunga melati di atas makam sang putra.

Adik Eril, Camillia Laetitia Azzahra, juga ikut menabur bunga di atas makam Eril, yang kemudian diikuti kakek dan neneknya.

Dalam kesempatan itu, Ridwan Kamil turut menyampaikan perasaan cinta kepada sang putra.

"Izinkan saya menyampaikan sepenggal rasa cinta siapa itu Eril dan apa hikmah dari kepergian Eril," ujar Ridwan Kamil.

Berikut ini ungkapan hati Ridwan Kamil dalam prosesi pemakaman Eril di Cimaung.

14 hari bisa terasa pendek dalam hidup rutin yang sehari-hari, tapi 14 hari ini menjadi begitu panjang dalam kehidupan kami. Kami bertanya-tanya mengapa harus selama ini ya Allah? Mengapa tidak lebih cepat agar semua lekas berlalu supaya kami yang hidup tidak terlalu lama mengharu biru?

Baca Juga: Ratusan Pelajar Iringi Jenazah Eril Menuju Pemakaman Keluarga di Cimaung

Tapi waktu adalah rahasia Allah yang muskil bisa dipecahkan apalagi menyangkut tentang kelahiran dan kematian. Waktu adalah relatif, begitulah kata orang-orang yang arif. Dan akhirnya kami menerimanya dengan hati yang lapang, sebab kami bisa menemukan banyak sekali petunjuk yang terang.

Dalam rentang 14 hari yang sejujurnya sangat melelahkan, tapi kami pun mendapat banyak pelajaran dan menerima kearifan. Tentang hidup Eril yang secara kasat mata rasanya terlalu singkat, tapi setelah dicermati ternyata kehidupannya sangat padat penuh manfaat.

23 tahun mungkin belum cukup untuk menghasilkan karya-karya yang besar, namun terbukti ternyata memadai untuk menjadi manusia yang dicintai dengan akbar.