Berikut Profil Dokter Achmad Yurianto, Eks Juru Bicara Penanganan Covid-19 Yang Baru Saja Wafat, Sempat Tuai Kontroversi Soal Miskin dan Kaya

Minggu, 22 Mei 2022 | 11:02
istimewa

Tak lagI jadi Jubir Penangangan Kasus Corona, begini nasib Achmad Yurianto kini.

Suar.ID- Sosok Achmad Yurianto dikabarkan meninggal dunia pada hari Sabtu, 21 Mei 2022 pada pukul 18.58 WIB.

Seperti diketahui,Achmad Yurianto sempat begitu akrab di benak masyarakat saat didapuk menjadi juru bicara tim penanganan covid-19.

Wajahnya hampir setiap hari menghiasi layar kaca untuk memberikan update terbaru dalam proses penanganan kasus covid-19 di tahun 2020 lalu.

Hampir seluruh lapisan masyarakat tak asing dengan sosok Pak Yuri yang setiap hari melakukan konferensi pers dari kantor KSP (Kantor Staff Presiden).

Berikut ini profil tentang Achmad Yurianto yang juga sempat tuai kontroversi tentang si miskin dan kaya seperti dikutip dariTribunners

Sejak ditunjuk Menkes menjadi Jubir Pemerintah untuk Gugus Tugas Covid-19, Yuri menggelar press conference (prescon) dari kantor KSP.

Baru di awal Maret 2020, ia bergeser ke Graha BNPB, markas Gugas Covid-19, yang dikomandani Letjen TNI Doni Monardo.

Hampir satu bulan sejak Maret 2020, Yuriibarat burung elang yang terbang sendiri (solo flight) dalam melakukan presscon.

Tidak ada tim yang lkhusus membantunya dalam memberikan kabar terbaru dari penanganan kasus covid-19.

Bahan-bahan pun hanya didapat dari kantornya di Kemenkes.

Pendek kata, ia tidak didampingi ada tim yang menyiapkan prescon secara baik dan profesional.

Setiap hari berbicara di hadapan para wartawan, ditayangkan televisi, dengan topik yang itu-itu saja, mendatangkan persoalan tersendiri.

Jika Anda melihat penampilan Yuribegitu tenang dengan tutur kata terstruktur, tidak demikian yang senyatanya.

Tiba saat Yurimenyebut kalimat majemuk yang kompleks dan menimbulkan multi tafsir di sebagian masyarakat.

Jika Anda masih ingat, pasca Yuriberbicara dikotomi kaya dan miskin, responmasyarakat di media sosial justru kontra produktif.

Yang muncul ke permukaan justru kesan bahwa pemerintah lebih memperhatikan kelompok kaya dibanding kelompok miskin.

Padahal, bukan semacam itu dimaksud oleh Achmad Yurianto khususnya, juga pemerintah pada umumnya.

Dok BNPB via Kompas.com
Dok BNPB via Kompas.com

Mantan juru bicara pemerintah untuk penanganan covid-19 Achmad Yurianto.

Justru misi yang hendak disampaikan sebaliknya .

Yakni, bahwa orang-orang kaya harus melindungi orang lain sebab pembawa virus ke dalam negeri justru orang-orang kaya yang baru bepergian ke luar negeri.

Akan tetapi, berhubung stigma masyarakat mengenai dikotomi kaya-miskin sudah begitu melekat, menjadi sangat susah meluruskannya.

Jika kemudian pemerintah memberi atensi kepada orang-orang yang bepergian ke luar negeri, jelas maksudnya bukan bentuk perhatian lebih kepada orang kaya.

Sebaliknya, justru untuk melindungi supaya tidak makin banyak warga yang terpapar.

Bisa dibayangkan, betapa Yurikelabakan menghadapi respon masyarakat yang sudah terlanjur gaduh.

Ditambah ia harus tetap memutar otak antara tugas rutin menyampaikan informasi perkembangan covid-19terkini, dengan persepsi keliru yang terlanjur merebak di masyarakat.

Matahari tak bisa diputar arahnya hingga datang sekelompok profesional yang juga relawancovid-19.

Mereka tak bisa membiarkanAchmad Yurianto menjalankan tugas yang berat ini sendirian.

Sampai akhirnya Muncullah Tb Arie Rukmantara (Unicef Indonesia), yang berinisiatif mengkoordinir media center agar lebih tertata.

Ia kemudian berperan sebagai script writer untuk Achmad Yurianto–dan kemudian—juga untuk dr Reisa Broto Asmoro.

KOMPAS.com/Ihsanuddin
KOMPAS.com/Ihsanuddin

Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto.

Achmad Yurianto sendiri mengawali kariernya di dunia militer tahun 1987 sebagai perwira utama kesehatan daerah militer Kodam V/Brawijaya.

Dari sana dia berpindah-pindah tempat penugasan.

Di antaranya sebagai dokter Batalyon Infantri 745/Sampada Yudha Bakti untuk misi di Dili, Timor Timur tahun 1991.

Cukup lama berkiprah sebagai dokter militer, terakhir adalah tahun 2011 ketika ia menjadi Kepala Dinas Dukungan Kesehatan Operasi Pusat Kesehatan TNI.

Setelah itu dia diminta menangani Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan sebagai Kepala.

Tahun 2019, dia diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

Kini, tugas Achmad Yurianto pun telah purna.

Selamat jalan dalam damai, terima kasih atas jasamu yang telah berkontribusi untuk bangsa ini.Artikel ini telah tayang diTribunnews.comdengan judul Awal Kisah Corona Punya Jubir, Egy Massadiah: Selamat Jalan Pak Yuri,https://www.tribunnews.com/tribunners/2022/05/21/awal-kisah-corona-punya-jubir-egy-massadiah-selamat-jalan-pak-yuri?page=all.Editor: Wahyu Aji

Editor : Devi Nirmala Muthia

Sumber : Tribunners

Baca Lainnya