Rekaman Tetangga jadi Bukti Kekejaman! Nasib Pilu Balita 3 Tahun Disiksa Orangtua Selama 2 Tahun, Cuma Dikasih Makan Mie Instan Mentah

Senin, 25 April 2022 | 09:34
Pixabay

Ilustrasi bayi menangis

Suar.ID - Anak adalah buah cinta dari orangtuanya yang selayaknya dirawat dengan penuh cinta.

Namun, berbeda dengan 2 orangtua ini yang sampai hati menyiksa darah dagingnya sendiri.

Teganya RM (46) dan IR (28) sampai hati menyiksa anaknya yang masih balita.

RM (46) dan IR (28) adalah warga Jalan Yos Sudarso Kelurahan Selumit Pantai Kota Tarakan, Kalimantan Utara.

Akibat perilaku kejinya itu, keduanya dibekuk Unit Reskrim Polres Tarakan, Sabtu (24/4/2022).

RM dan IR adalah orangtua dari bocah perempuan berusia 3 tahun 3 bulan, yang terus menerus mengalami penganiayaan selama 2 tahun belakangan.

Menurut Kasat Reskrim Polres Tarakan Iptu Muhammad Aldy, keduanya saat ini sudah menjadi tersangka kasus penganiayaan anak, dengan ancaman Undang-undang Perlindungan Anak dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

"Ibunya atas nama IR kita ancam dengan 5 tahun penjara, sementara suaminya kita ancam dengan 10 tahun penjara," ujarnya, Minggu (24/4/2022).

Aldy mengatakan, sejak ibu kandung balita perempuan tersebut menikah lagi, selama itu pula, si bocah malang tersebut, menjadi pelampiasan emosi.

Anak ini mengalami nasib pilu.

Selain tidak pernah diurus oleh ibunya, anak itu selalu mendapat cubitan sampai kulitnya membiru.

Tak jarang iapun menerima pukulan, serta tamparan.

"Sejak dua tahun belakangan penyiksaan dilakukan. Ayah tirinya ini sering melakukan kekerasan, tapi ibu kandungnya juga tidak membela, malah menjadi pelaku juga. Si anak mendapat kekerasan setiap melakukan perbuatan yang tidak disukai kedua orang tuanya," jelasnya.

Pixabay
Pixabay

ilustrasi bayi

Kedua orang tuanyapun bahkan tidak mau repot-repot mengurusnya.

Si bocah hanya dibiarkan di dalam rumah, tidak pernah diajak keluar untuk bermain.

"Namanya anak kecil, dia buang air di celana seharusnya wajar. Tapi tidak bagi kedua orang tuanya, itu menyulut emosi dan membuat si anak mendapat penyiksaan," imbuhnya.

Fakta miris seputar kondisi si bocah pun terungkap.

Aldy menyebut kisah hidup bocah itu sangat memprihatinkan.

Di usia 3 tahun 3 bulan, berat badannya hanya sekitar 7 kilogram.

Dokter di Rumah Sakit Dr.Jusuf SK Kota Tarakan mengatakan, anak tersebut mengalami gizi buruk dan stunting.

"Dari keterangan tetangganya dan para saksi yang kami periksa, anak itu hanya dikasih makan mie instan mentah. Kita masih dalami ini," kata Aldy lagi.

Aldy mengatakan, dengan kondisi bocah yang terlihat kurus, tidak menutup kemungkinan bahwa dia tidak hanya mengalami kekerasan secara fisik.

Tapi juga terjadi kekerasan bentuk lain, korban dibiarkan kelaparan, tanpa diberi susu dan makanan layak.

"Ceritanya, korban ini adalah anak bawaan istri dari suami sebelumnya. Dengan suami barunya, dia memiliki dua anak lagi. Usianya 1,5 tahun dan 5 bulan. Nah apakah kedua adik dari korban juga mengalami kekerasan, kita sekaligus dalami. Untuk kedua adik korban, sudah diambil keluarga para tersangka," katanya.

Lamanya kasus kekerasan dan penyiksaan terhadap balita 3 tahun ini menjadi pertanyaan penyidik.

Dari sejumlah keterangan saksi yang merupakan para tetangga, penyiksaan sering terjadi.

"Tetangga sering melakukan mediasi dan meminta para tersangka tidak kasar kepada anak. Tapi lagi lagi penyiksaan terjadi terus menerus yang akhirnya membuat tetangganya melaporkannya ke polisi," kata Aldi.

Laporan tersebut, disertai dengan barang bukti rekaman ponsel. Dalam rekaman, terlihat si RM yang merupakan ayah tiri korban, menginjak kepala si bocah dan menekannya kuat ke lantai.

"Sangat kasihan kalau melihat kekerasan yang dilakukan. Ada luka di kepala korban yang cenderung mulai infeksi, itu lumayan parah dan sedang ditangani dokter," lanjutnya.

Saat ini, polisi sudah menggandeng Dinas Perlindungan Anak untuk mendampingi kasus ini.

"Nantinya, Dinas Perlindungan Anak Kota Tarakan yang akan menentukan, apakah bocah yang menjadi korban kekerasan orangtuanya akan dikembalikan ke pihak keluarga atau ada tindakan khusus lain untuk trauma dan psikologi korban,’’ kata Aldi, dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Digendong Krisdayanti, Kondisi Tubuh Ameena jadi Sorotan, Posisi Tubuh Bayi Aurel Ditegur Netizen: Jadi Takut Lihatnya

Tag

Editor : Rahma Imanina Hasfi

Sumber Kompas.com