Suar.ID -Sebelum Anaknya Tewas di Tangan KKB Papua, Ayah Anggota TNI Ini Ternyata tak Bisa Tidur Nyenyak, Sang Ibu Syok Berat hingga Komat-kamit Sebut Putranya Masih Sehat.
Meninggalnya seorang prajurit Praka (Anumerta) Dwi Miftahul Akhyar (26) warga Kelurahan Babat, Lamongan, Jawa Timur menyisakan suasana duka di pihak keluarga.
Semua memberikan kesaksian yang sama, bahwa semasa hidup almarhum adalah orang baik.
Menurut kaka korban, Yanta ada perubahan pada adiknya pada dua bulan terakhir sebelum meninggal.
Almarhum kerap meminta bantuan kakaknya untuk membagikan uang yang dikirimnya dari Papua untuk keluarga, teman dan beberapa orang yang sakit di Babat.
"Akhir-akhir ini sering memberi sedekah.
Saya sering disuruh untuk menyerahkan," ungkap Yanta kepada Surya.co.id, Minggu (24/4/2022).
Bahkan, menurut Yanta, uang yang ditransfer melalui rekeningnya itu dinilainya teramat sering dan jumlahnya juga cukup banyak.
"Lhok kok banyak, ini kan belum Idul Fitri," kata Yanta pada sang adik.
Namun berulangkali Miftah (almarhum) menjawab, ia sedang dapat banyak tambahan uang. Dan tambahan itu diniatkan semua untuk disedekahkan.
"Gak, gak popo mas, aku dapat tambahan uang banyak. Tolong itu bagikan untuk orang- orang di rumah, teman, tetangga dan keluarga yang sakit," kata Yanta mengutip jawaban Miftah.
Kebaikan almarhum diakui Yanta bukan semasa jadi abdi negara.
Sejak kecil sampai berhasil masuk TNI AL, Miftah tetap baik, santun dan sederhana.
Firasat yang berbeda dirasakan orangtuanya, Sartono, bapak almarhum ini mengakui hanya tidak bisa tidur nyenyak pada Jumat malam sampai ada kabar kalau anaknya telah meninggal oleh kekejaman KKB.
"Saya semalam itu susah tidur, tidak seperti biasanya.
Tahu-tahu kemudian ada kabar kalau Mif (panggilan korban) meninggal karena KKB," ungkapnya.
Sartono benar merasa sedih kehilangan sang putra yang masih lajang itu.
Dia diakui sebagai anak yang baik.
Sejak kecil hingga dewasa dan menjadi anggota TNI, akhlaknya tetap, dia santun dan baik dengan semua orang.
"Kalau pulang maupun hendak berangkat tugas selalu pamit dan jabat tangan dengan para tetangga, termasuk dengan keluarga," katanya.
Mif, katanya, punya rencana juga akan mengumpulkan teman- teman sekolahnya ketika sudah pulang dari tugas di Papua.
"Anak itu baik, santun sama semua orang," kata Sartono.
Bahkan, almarhum belum berencana untuk menikah karena ingin melanjutkan sekolah sebagai seorang tentara.
"Dia belum, belum punya pacar.
Dia tidak mikir itu, karena maunya hanya ingin sekolah dulu," ungkapnya.
Sartono berharap kejadian yang dialami anaknya menjadi insiden terakhir.
Kberadaan KKB segera bisa diselesaikan.
Doa dari semua orang untuk anaknya sangat ia harapkan.
"Semoga husnul khotimah," ujarnya.
Ia juga memohon maaf pada semua teman, dan orang yang kenal dengan almarhum untuk dimaafkan.
Hingga berita dikirim, ibu almarhum, Rumina belum biasa diajak bicara, ia masih shock dan hanya berucap berulangkali kalau anaknya masih sehat.