Suar.ID- Meski sudah sekian tahun meninggal dunia, masih banyak yang penasaran dengan kisah cinta Soeharto dan Ibu Tien.
Seperti dilansirkompas.com(28/01/2022), Ibu Tien Soeharto atau Siti Hartinah meninggal pada 27 Januari 1996 silam.
Selepas sang istri tercinta meninggal dunia, konon Soeharto begitu larut dalam kesedihan.
Penguasa Orde Baru ini sampai sering mengunjungi TMII (Taman Mini Indonesia Indah) demi melepaskan rasa rindunya pada sang istri tercinta.
Konon, TMII merupakan salah satu proyek yang sempat ditentang banyak pihak karena dinilai terlalu menghabiskan banyak uang negara.
Seperti diketahui, proyek TMII ini diinisiasi oleh mendiang Tien Soeharto dan pertama kali dibuka pada 20 April 1975.
Diduga karena rasa cintanya yang teramat besar, Soeharto tetap membela istrinya untuk membangun TMII tersebut.
Jauh sebelum keduanya menikah, Presiden Soeharto konon sempat merasa minder ketika dijodohkan dengan Siti Hartinah.
Pasalnya, kala itu Soeharto merasa dirinya hanyalah bagian dari rakyat jelata.
Sedangan Siti Hartinah datang dari keluarga ningrat yang tinggal di lingkungan Mangkunegaran.
Bermula dari pernyataan bibi dari Soeharto yang bernama Prawiro yang berniat untuk menjodohkan keponakannya dengan Siti Hartinah.
Namun, saat itu Soeharto merasa dirinya masih ingin meneruskan karir militernya.
Sang bibi pun meyakinkan bahwa pernikahan tidak lantas akan membuat perjuangan karir menjadi meredup.
Di sisi lain, Soeharto masih ragu dan gamang ketika paham status sosial Siti Hartinah yang datang dari keluarga ningrat.
"Tetapi bagaimana bisa? Apa dia akan mau? Apa orang tuanya memberikan? Mereka orang ningrat.
Ayahnya, Wedana, pegawai Mangkunegaran," jawab Soeharto ragu-ragu.
Keraguan itu langsung ditepis Prawiro dengan penuh keyakinan.
Ia mengatakan mengenal keluarga Hartinah dan akan menjodohkan Soeharto dengan putri dari RM Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmati Hatmohoedojo itu.
Singkat cerita, Soeharto dan Siti Hartinah pun menikah di Solo pada 26 Desember 1947.
Tanpa bulan madu, Tien Soeharto langsung diajak serta ke Yogyakarta untuk berdinas.
Kisah cinta mereka pun turut mewarnai perjalanan sejarah bangsa.
Hingga akhirnya, Siti Hartinah meninggal di tahun 1996 dan menyisakan rasa duka yang mendalam di hati sang Mayor Jenderal.
Demi melepas rindu, Soeharto kerap diminta untuk diantar ke TMII untuk sekedar duduk dan mengenang kehadiran istri tercintanya.
Walau bicaranya sudah tidak jelas, tapi saya bisa mengerti isi perkataan beliau. Pak Harto bilang, 'Saya rindu pada Ibu.
Dan setiap saya merindukan Ibu, Taman Mini ini yang membuat kerinduan saya terobati'," kata Bambang Sutanto, mantan pimpinan TMII, menirukan ucapan Soeharto.