Indonesia dalam Bahaya? China Rencanakan Serang Australia di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Kawasan Selatan NKRI Terancam Membara!

Sabtu, 09 April 2022 | 06:32
kolase freepik

Konflik China dan Australia memanas di tengah perang Rusia dan Ukraina.

Suar.ID -China Rencanakan Serang Australia di Tengah Perang Rusia-Ukraina, Kawasan SelatanIndonesiaTerancam Membara, NKRIdalam Bahaya?

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mendesak China agar bergabung dengan aksi global dalam mempromosikan perdamaian dan menghentikan invasi Rusia ke Ukraina.

Berbicara di lembaga think tank Lowy Institute, Morrison menyinggung klaim China tentang perannya menjadi kontributor perdamaian dan stabilitas global.

"China telah lama mengklaim memiliki peran sebagai salah satu kekuatan besar di dunia dan menjadi kontributor perdamaian dan stabilitas global."

"Tidak ada negara yang akan memiliki dampak lebih besar dalam menyelesaikan perang mengerikan di Ukraina ini selain China," kata Morrison, diwartakan Reuters.

Dalam pidatonya, Morrison juga mengaku kecewa dengan sikap China yang lebih banyak diam selama invasi Rusia yang telah berlangsung sejak 24 Februari lalu.

"Saya mendengar suara pemerintah China dalam mengutuk aksi Rusia, dan ada keheningan yang mengerikan," katanya.

Bagi Morrison, serangan Rusia jelas merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional.

Invasi Rusia ke Ukraina juga dilihatnya sebagai contoh terbaru dari rezim otoriter yang berusaha menantang status quo melalui ancaman dan kekerasan.

Sikap China saat ini adalah menolak menyebut serangan Rusia ke Ukraina sebagai invasi.

Sebaliknya, China meminta negara-negara Barat untuk menghormati masalah keamanan sah milik Rusia.

China juga menyerukan adanya negosiasi untuk mengakhiri masalah itu.

Saat ini, sebagian besar negara telah memutuskan perdagangan dengan Rusia.

Perusahaan pembayaran, seperti Visa dan Mastercard juga telah menangguhkan operasinya di sana.

Sebaliknya, China justru melonggarkan tarif gandum ke Rusia dan mungkin memasok sistem UnionPay-nya.

The Canberra Times
The Canberra Times

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison

"Bagi saya, ini benar-benar mengejutkan, dengan kepentingan internasional yang lebih luas."

"Selama mereka bertaruh setiap cara untuk hal ini, maka saya khawatir pertumpahan darah akan terus berlanjut," tambah Morrison.

Lebih lanjut, Morrison melihat tatanan otokrasi China dan Rusia saat ini telah secara naluriah berjalan secara beriringan.

Mereka berupaya menantang, serta mengatur ulang tatanan dunia berdasarkan visi mereka sendiri.

Kini, sekutu Rusia, China, dilaporkan membuat ketakutan terburuk Australia menjadi kenyataan.

Diberitakan dailymail.co.uk, sebuah dokumen rahasia telah mengungkap niat China untuk mendirikan pangkalan militer permanen di Kepulauan Solomon.

Padahal, Kepulauan Solomon hanya berjarak 2.000 km dari pantai timur Australia.

Dokumen yang bocor itu ditulis pada 2020 silam oleh sebuah perusahaan teknik yang didukung Beijing.

Hal ini menunjukkan, bagaimana negara adidaya komunis itu mencari basis operasi untuk pasukan angkatan laut selama 75 tahun ke depan.

Fakta ini muncul hanya 24 jam setelah Kedutaan Besar China di ibu kota Honiara mengatakan laporan tentang Beijing yang mendirikan pangkalan militer, benar-benar informasi yang salah yang sengaja disebarkan dengan motif politik.

Tangkapan layar Al Jazeera
Tangkapan layar Al Jazeera

Menteri Luar Negeri China dengan Menteri Luar Negeri Kepulauan Solomon

Sehingga, membuat kekhawatiran di wilayah Australia.

Dalam dokumen itu, Rong Qian dari Perusahaan Rekayasa Proyek Internasional Avic menulis kepada Leslie Kikolo yang merupakan mantan Perdana Menteri Provinsi Isobel.

Surat itu 'menunjukkan niat kami untuk mempelajari peluang untuk mengembangkan Angkatan Laut dan proyek infrastruktur di tanah yang disewa untuk Angkatan Laut Pembebasan Rakyat, untuk Provinsi Isobel dengan hak eksklusif selama 75 tahun,' kata Rong dalam dokumen yang diterbitkan oleh news.com.au.

Dan Rong berjanji, sebelum pengembangan proyek, China akan membantu Kepulauan Solomon, termasuk infrastruktur, pendidikan dan olahraga.

"Keahlian kami di sektor terkait, tidak hanya akan berkontribusi pada keberhasilan Pelatihan Kejuruan di Kepulauan Solomon, tetapi juga akan membantu negara itu untuk meningkatkan tingkat pendidikan dan kerjasama militernya dengan China," ujarnya.

Baca Juga: Bikin Ngeus Dada, Inilah Foto Mengerikan dari Lokasi Kecelakaan Pesawat China Eastern

Tag

Editor : Ervananto Ekadilla

Sumber Reuters, Daily Mail, News.com