Suar.ID - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan bahwa operasi militernya di Ukraina bisa dihentikan asalkan Kyiv berhenti melawan dan memenuhi tuntutan Moskwa.
Mengutip dari Kompas.com pada Senin (7/3/2022), Putin menyampaikan hal tersebut ketika berbicara via telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Layanan pers Kremlin, dilansir media Rusia TASS, Minggu (6/3/2022), melaporkan pembicaraan kedua pemimpin tersebut.
"Vladimir Putin menginformasikan tentang kemajuan operasi militer khusus untuk melindungi Donbass, menyampaikan pendekatan dan penilaian utama dalam konteks ini, menjelaskan secara rinci tujuan dan tugas yang ditetapkan," kata Kremlin.
"Ditekankan bahwa operasi khusus berjalan sesuai dengan rencana dan sesuai jadwal," sambung Kremlin, sebagaimana dilansir TASS.
Selama percakapan, Putin mengonfirmasi kesiapan pihak Rusia untuk berdialog dengan pihak berwenang Ukraina dan mitra asing untuk menyelesaikan konflik.
Kremlin mengatakan, setiap upaya proses negosiasi yang gagal dimanfaatkan tentara Ukraina untuk mengumpulkan kembali kekuatan dan sarananya.
"Sehubungan dengan itu, ditegaskan bahwa penghentian operasi khusus hanya dimungkinkan jika Kyiv menghentikan aksi militer dan memenuhi tuntutan Rusia yang telah dibuat dengan sangat jelas," lapor Kremlin.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Minggu bahwa dia berbicara melalui telepon dengan Presisen AS Joe Biden.Dilansir AFP, keduanya membahas dukungan keuangan dan sanksi terhadap Rusia ketika negaranya menghadapi serangan yang gencar.
"Sebagai bagian dari dialog terus-menerus, saya melakukan percakapan lain dengan @POTUS," twit Zelensky, me-mention akun Twitter Presiden AS.
"Agendanya termasuk masalah keamanan, dukungan keuangan untuk Ukraina dan kelanjutan sanksi terhadap Rusia," sambung Zelensky.
Gedung Putih mengatakan, Biden telah menekankan langkah-langkah yang diambil pemerintahannya dan sekutunya untuk meningkatkan biaya yang harus dibayar Rusia atas agresinya di Ukraina.