Suar.ID - Kecelakaan maut bus pariwisata di Bukit Bejo, Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta pada Minggu (6/2/2022) sore ini jadi sorotan publik.
Salah satu korban kecelakaan maut yang bernama Danarto (38) ini pun masih harus jalani perawatan di rumah sakit.
Dilansir Tribun Jogja, Danarto ini adalah sosok yang duduk di dekat sopir bus pariwisata ini.
Ia pun merasa masih ingat betul kondisi di dalam bus pariwisata berisi 47 orang ini sebelum terjadinya kecelakaan maut.
Untuk diketahui, kecelaan bus pariwisata ini menghilangkan nyawa 13 orang di dalamnya.
Danarto juga akui sudah merasa ada yang tak beres ketika bus pariwisata yang ditumpanginya ini memasuki perbukitan atau jalan menanjak.
Bus pariwisata ini pun terkesan tak kuat menanjak dan kerap mogok saat jalan naik.
"Saat mulai nanjak setelah keluar dari Becici, bus itu sudah tidak kuat, mesin sempat mati, dan penumpang udah mulai histeris," tuturnya sampil duduk di atas kasur rumah sakit, Senin (7/2/2022).
Ketika itu bahkan bus ini pun sempat mundur sedikit gegara rem yang tak kuat menahan beban bus di jalan yang curam ini.
Karena itu, sang sopir minta kernetnya untuk mengganjal ban menggunakan balok kayu.
Kala itu, penumpang histeris ddlangsung diarahkan keluar untuk menenangkan diri.
Danarto saat itu pun duduk di dekat sopir juga sampai ikut keluar karena merasa panik.
"Saya langsung buka pintu juga dan menyuruh penumpang turun, alhamdulillah setelah itu bus sudah bisa nyala lagi dan bisa naik, penumpang terus dimasukin lagi," lanjut dia.
Kendati bisa menyala kembali dan melanjutkan perjalanan, ada sesuatu yang buat perasaan Danarto ini tak enak.
Lebih-lebih posisinya yang dekat dengan sopir buatnya bisa mendengar percakapan sopir dengan kernet.
Dari percakapan ini pun ia baru tahu kalau bus ini sedang dalam masalah.
"Saat mendengar itu, perasaan saya udah mulaindakenak, tapi saya tetap diam saja takutnya nanti malah keluarga saya itu malah histeris semua," ujarnya.
Ketika bus kembali berhadapan dengan jalan naik turun, rasa panik pun mulai melanda semua orang yang ada di dalam bus.
Sang supir pun bahkan nampak berwajah panik gegara tak kuasa menahan laju kendaraan saat jalan turun.
Danarto kemudian melihat sopir seperti sudah tak bisa mengendalikan rem dan persneling yang buat bus bisa menahan kecepatannya.
"Saya sempat bertanya ke sopir'Pir, ini gimana masih bisandak?',tapi sopir itu udahndakada yang bicara, diam semuanya, kelihatan panik. Saya sudah berpikir mungkin ini blong lah, dan bus turun dalam kecepatan tinggi," paparnya.
"Pas rem blong itu penumpang udah pada teriak histeris semua, ada yang bersholawat, ada yang bertakbir," imbuh dia.
Entah apa yang terjadi dengan rem di bus ini, ia pun pastikan kalau sopir tak bisa menghentikan kendaraannya.
Seketika bus ini menabrak ke tebing.
Dikatakan juga kalau hal ini merupakan pilihan terakhir karena tak tahu lagi harus ke mana.
Pasalnya, di kiri jalan ini adalah jurang dan mungkin malah membuat kecelakaan makin parah.
"Bolak-balik bus itu mau dihantemin kemana ndak tahu, lalu ada Elf dari bawah, itu mau dihantemin situ, takut semuanya habis, kalau ke kiri jurang, akhirnya langsung ambil ke kanan, tebing itu," jelasnya.
Di sisi lain, Reza Abdul (24) yang merupakan saksi sekaligus keluarga korban juga ceritakan detik-detik terjadinya kecelakaan.
Ia mengatakan kalau bus ini adalah bus yang disewa oleh perusahaan konveksi asal Sukoharjo, Jawa Tengah.
Perusahaan ini ingin ajak karyawannya berlibur ke Pantai Parangtritis, Bantul.
"Posisi saya persis di belakang bus. Saya tidak bersama rombongan, tetapi menumpangi mobil pribadi," beber Reza Abdul.
Rombongan ini sendiri terdiri dari 3 bus dengan 2 mobil pribadi yang berjalan beriringan.
Saat itu, posisi Reza ini berada di mobil yang tepat di balakang bus yang terlibat kecelakaan.
Ketika mengikuti bus ini, ia pun sebut kalau kendaraan ini tak kuat menanjak hingga penumpang diminta turun.
"Setelah bus berhasil menanjak, penumpang masuk lagi ke dalam bus. Ketika turunan, saat bus menurun,tiba-tiba rem bus blong," sambungnya.
Reza pun akui melihat lampu rem yang ada di belakang bus menyala saat bus ini melaju hingga menabrak tebing.
Ia pun duga kalau bus ini dalam keadaan rem blong.
"Cuaca belum hujan. Baru setelah kecelakaan, hujan turun," kata Reza.