Bukan Main, Mantan PSK Ini Mengaku Sudah Berhubungan Badan Dengan Lebih Dari 10 Ribu Pria Selama 12 Tahun, Sangat Tahu Alasan Kenapa Pria Suka Jajan Walau Istrinya Cantik

Senin, 20 Desember 2021 | 14:29
Instagram Gwyneth Montenegro

Ini adalah cerita tentang Gwyneth Montenegro, seorang mantan pekerja seks komersial yang selama 12 tahun berkarier mengaku sudah berhubungan badan dengan lebih dari 10 ribu pria.

Suar.ID -Ini adalah cerita tentang Gwyneth Montenegro, seorang mantan pekerja seks komersial selama 12 tahun lamanya.

Selama berprofesi sebagai seorang PSK, Gwyneth Montenegro mengaku sudah tidur alias berhubungan badan dengan ribuan pria, lebih dari 10 ribu pria.

Dan dari profesinya itulah Gwyneth Montenegro akhirnya tahu alasan kenapa pria masih suka jajan walau sudah punya istri cantik.

Gwyneth Montenegro memutuskan jadi PSK ketika usianya masih 21 tahun.

Keputusan itu, atau kondisi itu, terjadi setelah Gwyneth Montenegro menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan ramai-ramai.

Seperti disebut di awal, selama menjadi PSK, Gwyneth Montenegro mengaku sudah berhubungan badan dengan lebih dari 10 ribu pria dengan beragam latar belakang.

Setelah 12 tahun, Gwyneth Montenegro pensiaun sebagai PSK.

Lalu pada 2017 lalu, Gwyneth Montenegro memutuskan menulis buku yang berisi pengalamannya selama menjadi seorang PSK.

Judul bukunya "10,000 Men and Counting".

Buku itu laris di pasaran.

Dan kebanyakan pembacanya adalah perempuan.

Mereka kebanyakan ingin tahu apa sebenarnya yang diinginkan oleh seorang pria sehingga mereka rela membayar mahal ke seorang PSK.

Dan ternyata dalam buku tersebut Gwyneth Montenegro punya jawabannya.

Menurutnya, kebanyakan pria ternyata tak terlalu mementingkan soal cara berhubungan seks yang aneh seperti dalam film dewasa.

Nyatanya, para pria sebetulnya hanya ingin para wanita, terutama istri mereka, bersikap 'membutuhkan'.

Ya, menurut Gwyneth, para pria sebetulnya ingin terlihat bahwa mereka dibutuhkan untuk berhubungan intim.

Tribun Kaltim
Tribun Kaltim

Ini adalah cerita tentang Gwyneth Montenegro, seorang mantan pekerja seks komersial yang selama 12 tahun berkarier mengaku sudah berhubungan badan dengan lebih dari 10 ribu pria.

Itu artinya, pria umumnya selalu suka melihat wanita yang birahi, kemudian meminta mereka untuk berhubungan intim.

"Itu adalah fantasi yang paling mereka harapkan," ujar Gwyneth.

Dia mengatakan, cara dan teknik hubungan intim itu tak penting.

"Tapi para wanita harus memperlihatkan, bahwa mereka benar-benar ngebet ingin bercinta dengan suami atau pasangan mereka,"

"Bahkan, berpura-pura sajalah bila kamu (wanita) sebenarnya tak terlalu ingin," ujar Gwyneth.

Dengan pendekatan ini, Gwyneth mengaku bisa sukses di jalur prostitusi.

Itulah mengapa dia sangat 'laris', sehingga bisa sampai melayani lebih dari 10.000 klien.

"Mereka itu hanyalah para pria yang ingin senang, dan mereka ingin agar kamu merasa senang juga," kata Gwyneth.

Gwyneth juga mengungkap bahwa pria hanya ingin berhubungan intim dengan pelacur berusia lebih muda, adalah mitos belaka.

Menurut dia, banyak PSK yang usianya tak lagi muda, tapi toh tetap punya pelanggan setia.

Gwyneth pertama kali menjadi berita utama pada 2014 ketika mengungkapkan rahasia masa lalunya.

Dia memasuki industri prostitusi setelah masa-masa yang traumatis.

Gwyneth bercerita bagaimana dia dibius, lalu dibawa ke suatu tempat, diperkosa ramai-ramai, dan ditinggalkan layaknya sampah.

Amazom.com
Amazom.com

Ini adalah cerita tentang Gwyneth Montenegro, seorang mantan pekerja seks komersial yang selama 12 tahun berkarier mengaku sudah berhubungan badan dengan lebih dari 10 ribu pria.

Dia sempat mendapatkan lisensi pilot komersial saat berusia 29 tahun dan bekerja sebagai pilot wisata.

Tapi Gwyneth kembali lagi jadi pelacur setelah didiagnosis menderita gagal ginjal yang membuatnya gagal mempertahankan lisensinya.

Setelah tak lagi menjadi pelacur, Gwyneth lebih banyak mencurahkan waktunya untuk mengurusi isu-isu pemberdayaan perempuan.

Dia ingin para perempuan bisa mencapai impian dan tujuannya meski banyak kesulitan yang dihadapi.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Baca Lainnya