Suar.ID -Mantan presiden Timor Leste Xanan Gusmao punya prediksi mengerikan soal nasib negaranya.
Juga soal kemiskinan yang sekarang terjadi di sana.
Dia bilang, 10 tahun ke depan Timor Leste bisa jadi negara mati.
Kok bisa, kan Timor Leste punya kekayaan alam yang melimpah?
Sudah 20 tahun Timor Leste pisah dari Indonesia.
20 tahun juga negara yang pernah jadi provinsi ke-27 Indonesia itu tak lepas dari jerat kemiskinan.
Menurut UNDP, Timor Leste menempat urutan 152 dari 162 negara termiskin di dunia.
Soal itu, mantan presiden Xanana Gusmao membongkar persoalan pokok Timor Leste.
Dia bahkan pesimistis Timor Leste bisa keluar dari zona kemiskinan.
Menurut Xanana Gusmao, Timor Leste sejatinya punya dana abadi dengan nominal ratusan triliun rupiah.
Dana itu tersimpan diBank New York, Amerika Serikat.
Meski begitu, masih menurut Xanana Gusmao, kalaupun danaratusan triliun rupiah itu cair, 10 tahun mendatang Timor Leste tetap akan menjadi negara yang mati.
DilaporkanThe Oekui Post pada16 September 2020 lalu, laporan trimestral dari Banco Central Timor Leste (BCTL), baru-baru ini mengumumkan, jumlah dana perminyakan Timor Leste yang tersimpan di Bank New York sebesar 18,4 miliyar dolar AS (Rp 273 triliun – kurs Rp 14.840).
Mulai 2021, Pemerintah Timor Leste akan menggunakan uang simpanan itu sebagai kebutuhan belanja negaranya sebesar 1,4 miliyar dolar AS atau Rp 20,77 triliun.
Sehubungan dengan hal itu, banyak orang yang mulai berfikir dan prihatin terhadap keberlanjutan kondisi keuangan Timor Leste.
Sebuah seminar digelar di negara itu untuk mendiskusikan segala prioritas anggaran nasional Timor Leste.
Dalam acara itu, mantan PM dan juga pejabat kharismatik Timor Leste, Xanana Gusmao percaya bahwa, negaranya memiliki uang yang disimpan di Bank New York.
Gusmao juga sangat percaya bahwa, Rancangan Anggaran Negara akan lolos di tingkat parlemen, karena memiliki suara mayoritas.
"Anggaran bisa saja lolos, tapi prosedurnya yang bermasalah," kata Xanan Gusmao.
Dia juga menambahkan, dana perminyakan masih ada.
Tetapi menurutnya, jika pemerintah Taur Matan Ruak memimpin hingga 10 tahun lagi, semua orang akan mati.
Dia mengambil contoh, untuk membayar hotel yang digunakan untuk karantina, membayar catering juga tidak tahu bagaimana cara mengelola uang.
Pemerintahan itu juga tutup mata dalam menganggarkan proyek yang bersifat emergensi, seperti pandemi Covid-19.
“Ini artinya, selama 10 tahun mereka tetap memimpin, lebih baik kita lari saja entah kemana."
"Kalau 10 tahun mereka memimpin, kotamadya jangan disebutkan,” katanya.
Gusmao menyebutkan, hampir dua tahun lebih pemerintahan yang dipimpin PM Taur Matan Ruak tidak memiliki anggaran negara, bahkan hingga saat ini.
PM Taur Matan Ruak mengatakan bahwa, tahun 2020 merupakan tahun yang penuh dengan tantangan.
“Karena pertama, anggaran negara tidak lolos di Parlemen Nasional, dimana negara terpaksa menggunakan dana duaddecimal,” katanya.
Selain itu, Ruak menyebut Timor Leste dilanda bencana alam pada 13 Maret 2020 dan 22 Mei 2020, yang merusak rumah warga dan fasilitas publik yang mengalami kerugian mencapai 50 juta dolar AS (Rp 742 miliyar).
“Terakhir, timbul Covid-19 yang bukan hanya memberikan pengaruh terhadap layanan kesehatan, tetapi memicu dampak ekonomi dan sosial,” ujarnya.
(Pos Kupang)