Suar.ID - Belum lama ini, sebuah kisah dari seorang miliader asal China jadi sorotan publik.
Pasalnya, miliader yang bernama Cao Duc Vuong hampir menceraikan istrinya demi seorang pelakor.
Dilansir Eva.vnviaGridHot.id, istri miliader asal China ini bernama Tran Phung Ahn.
Untuk diketahui, Cao Duc Vuong ini menikahi Tran Phun Anh lewat sebuah perjodohan.
Usai menikah, Cao Duc Vuong pun mencoba untuk merintis usaha.
Ia sampai menjual semua mahar yang diberikannya pada sang istri ketika menikah untuk modal bisnis jamur putih.
Sayangnya, Duc Vuong ini malah kena tipu dan langsung memuliki banyak hutang di bank.
Kala masa susah ini, Phung Anh tetap setia dan terus mendukung Duc Vuong.
Ia bahkan rela ketika sang suami menjual semua perabotan rumah untuk membayar utang.
Kendati sudah melakukan hal ini, namun uang yang didapat pun masih kurang.
Sampai akhirnya Phung Anh ini mengusulkan untuk menjual ruamh mereka sebagai modal dan melunasi semua utangnya.
Duc Vuong akhirnya terpaksa mengirim istri dan anaknya ke rumah nenek usai menjual rumahnya ini.
Ia juga sempat meminta Phung Anh untuk mencari lelaki lain gegara tak bisa memberikan kehidupan yang enak.
"Sekarang saya tidak punya apa-apa lagi selain tubuh ini. Pikirkan lagi jika mungkin kamu bisa mencari suami lagi," kata Duc Vuong.
Namun, tak disangkanya kalau usulan ini langsung ditolak dan Phung Anh malah tetap bersama Duc Vuong apapun keadaannya.
"Begitulah istri saya, tidak peduli betapa sedihnya saya, dia masih percaya pada sepenuhnya. Dia selalu sederhana dan lembut. Dia tidak pernah bertengkar dengan saya selama 50 tahun menikah," kata Duc Vuong.
Sedikit demi sedikit, usaha Duc Vuong ini pun mulai menunjukkan hasil hingga akhirnya, Duc Vuong ini mendapat untung banyak.
Sayangnya, di masa enak ini Duc Vuong ini malah tergoda pelakor.
Bahkan, ia sampai tergila-gila dengan wanita muda kaya raya yang berusia 25 tahun ini.
Saking cintanya, Duc Vuong pun sampai berniat untuk menceraikan istri dan meninggalkan 3 anaknya.
Lantas, Duc Vuong ini pun menulis surat pada sang istri untuk meminta cerai.
Namun karena sang istri ini buta huruf, ia pun meminta suaminya ini untuk membacakan isinya.
Karena tak sabar, Duc Vuong ini akhirnya memilih pergi tanpa menjelaskan apa isi surat ini.
Sampai suatu hari ketika Duc Vuong ini kembali ke desa dan melihat sang istri duduk dengan tenang di dekat jendela.
Sang istri pun bahkan masih ramah menyapa dan menanyakan kabar suaminya yang ingin menceraikan dirinya ini.
Dengan lembut Phung Anh ini berkata kalau dirinya ikhlas bila sang suami memilih meninggalkannya demi wanita lain.
Meski begitu, bukannya marah akan dicerai, Phung ini masih memikirkan kehidupan sang suami dan anak-anaknya di masa depan.
"Aku tahu aku tidak pantas untukmu. Cepat atau lambat kamu akan meninggalkan aku. Kamu pergi saja dengan gadis itu. Aku hanya meminta kamu menyiapkan rumah untuk kamu dan tiga anak kita. Sisanya terserah kamu untuk memutuskan," kata Phung Anh.
Mendengar kalimat ini, Duc Vuong merasa menyesal dan langsung menangis.
Dirinya pun menyesal telah egois dan melupakan semua kesulitan dan penghinaan yang ditanggung istrinya di masa lalu.
"Tiba-tiba saya sangat sedih mendengar itu dari istrisaya. Saya lebih suka istrisaya memarahi dan menyalahkan saya. Saya mulai menyalahkan diri saya," kata Duc Vuong.
Akhirnya, Duc Vuong pun memilih membatalkan untuk bercerai dari istrinya dan meninggalkan pelakor tersebut.
Duc Vuong bahkan mengubah semua aset miliknya ini menujadi nama istrinya.
"Orang-orang terus mengatakan perusahaan itu milik saya, tapi bukan. Secara hukum itu semua milik istrinya saya, meskipun dia tidak pernah meminta apa pun dari saya," tandasnya.