Suar.ID - Belakangan kasus meninggalnya mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta ini sedang jadi soroton publik.
Pasalnya, mahasiswa D4 Prodi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diketahui bernama Gilang Endi meninggal usai mengikuti Pendidikan dan latihan dasar (Diklatsar).
Diklatsar ini dilakukan oleh Resimen Mahasiswa (Menwa) UNS.
Diduga korban ini meninggak di Rumah Sakit Umum Daerah Moewardi Surakarta dengan tubuh penuh luka lebam.
Sampai sekarang, polisi pun menyelidiki penyebab kematian korban.
Bahkan, sejumlah saksi pun telah diperiksa termasuk panitia diklat dan keluarga.
Kini terungkap juga kisah di balik mahasiswa semester 3 ini mengikuti organisasi Menwa.
Hal ini diungkapkan oleh Novarina Ekaputri yang merupakan sepupu korban di kanal YouTube tvOne pada Rabu (27/10) malam.
Menurut Nova, korban in telah mengikuti organisasi Menwa sejak awal kuliah, semester satu lalu.
"Mas Gilang masuk Menwa itu setahu kami dari pihak keluarga sudah dari semester satu."
"Jadi sudah dari awal masuk kuliah di Prodi K3 UNS, Mas Gilang mengikuti salah satunya Menwa dan BEM Sekolah Vokasi," kata Nova.
Selanjutnya, Nova pun mengungkapkan kalau korban ini pernah bercerita terkait alasannya mengikuti organisasi Menwa.
Baca Juga: Belum Juga Lahir, Rizky Billar Ngotot Jodohkan Calon Bayinya, Bocah Asal Turki Ini Jadi Incaran
Berdasarkan pengakuan korban, ia memutuskan kalau masuk Menwa dikarenakan ingin melatih fisik dan mentalnya.
Sebab, korban ini sebelum berkuliah di UNS ini sempat mendaftar di Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun.
Sayangnya, ia tak berhasil lolos.
"Pernah ngobrol, dulu kita sempat tanya kenapa pengin masuk Menwa, katanya pengin melatih fisik dan mentalnya karena sebenarnya dulu itu Mas Gilang pengen sekali masuk sekolah di ikatan dinas API Madiun."
"Sempat beberapa kali mengikuti tes tapi dinyatakan gagal, kemudian mengikuti SBMPTN dan akhirnya diterima di D4 Prodi K3 UNS."
"Jadi mungkin dia masih ingin melanjutkan cita-citanya di ikatan dinas makanya dia mengikuti organisasi Menwa itu," ungkap Nova.
Pernah dapat kekerasan?
Kemudian, Nova juga mengatakan kalau korban ini belum pernah bercerita soal pengalaman kekerasan selama mengikuti organisasi Menwa.
Menurutnya, keluarga ini mungkin tak akan mengizinkan Gilang masuk Menwa bila tahu kalau ada dugaan kekerasan dalam organisasi militer kampus ini.
"Dari semester satu sampai semester tiga, kalau untuk masalah seperti itu (dugaan kekerasan, red) engga pernah cerita."
"Kalau pernah ada seperti itu dan Mas gilang cerita ke keluarga, otomatis pihak keluarga akan melarang ikut organisasi Menwa."
"Tapi sejauh ini tidak ada cerita seperti itu dari almarhum," ungkap Nova.
Untuk diketahui korban ini merupakan anak pertama dari 2 bersaudara yang juga merupakan anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga.
Keluarga pun sangat terpukul dan menyanyangkan adanya dugaan yang menewaskan Gilang ini saat Diklatsar Menwa.
Padahal, Nova ini juga bercerita kalau orangtua korban ini punya harapan besar untuk bisa melihat anak sulungnya ini sukses dengan cita-citanya bekerja di bidang pertambangan.
"Ketika mas Gilang masuk ke Prodi K3 UNS itu salah satu cita-cita mas Gilang yang sudah diamini oleh kedua orang tua dan keluarga besar."
"Rencananya ingin bekerja di bidang pertambangan, orang tua harapannya Mas Gilang menjadi anak yang sukses," ungkap Nova.