Suar.ID- Mencuatnya kabar tewasnya mahasiswa UNS setelah menjalani Diklat Menwa UNS masih menjadi sorotan.
Mahasiswa bernama GE (20) dikabarkan tewas setelah menjalani program diklat yang dilaksanakan sejak tanggal 23 Oktober 2021 lalu.
Jenazah GE sendiri telah diautopsi di RSUD Moewardi Solo sebagai salah satu bentuk proses penyidikan.
DilansirTribun Solo,walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka juga angkat bicara terkait masalah ini.
Menurutnya, segala sesuatu yang terjadi di Solo merupakan bagian dari tanggung jawabnya.
"Kejadian apa pun yang terjadi di Kota Solo itu tanggung jawab saya," ungkap Gibran seperti yang dikutip dariTribunSolo.com, Selasa (26/10/2021).
"Sudah nanti saya koordinasikan dengan Pak Rektor, lagi diurus Pak Kapolres, kita tunggu saja hasil penyelidikan," ujarnya menekankan.
Gibran sendiri masih menunggu hasil autopsi dan proses penyidikan dari pihak kepolisian.
Putra sulung Presiden Jokowi juga mengungkapkan bahwa dirinya merasa malu dengan kejadian ini.
Ia berharap kasus semacam ini terkait kasus perpeloncoan di kampus tidak lagi terulang apalagi sampai menelan korban jiwa.
Baca Juga: 4 Fakta Mahasiswa Tewas Dikeroyok di Masjid: Sang Kakak Ungkap Perubahan Perilaku Adiknya
"Kita tunggu saja hasil autopsiseperti apa, yang jelas saya sangat menyayangkan kejadian seperti ini, bikin malu," katanya.
Dia mengimbau bagi yang mahasiswa yang hendak melakukan pelatihan fisik dalam kegiatan kampus agar tidak berlebihan.
"Jangan berlebih, jangan sampai kejadian kayak seperti ini terlulang lagi," ujarnya.
Kejadian ini tentunya menjadi tamparan keras bagi banyak pihak termasuk pihak kampus yang telah memberikan keterangan kepada publik untuk menyerahkan sepenuhnya proses penyidikan kepada pihak kepolisian.
Pihak kepolisian sendiri telah memeriksa sejumlah saksi untuk dimintai keterangan.
"Total ada 18 saksi, dengan rincian 8 peserta diklat, 9 panitia dan 1 dosen," ungkapKapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak.
Pihak keluarga sendiri juga masih menunggu hasil dari proses penyidikan dari tim gabungan yang telah dibentuk.
Pasalnya ada dugaan tindakan kekerasan yang akhirnya menyebabkan korban harus meregang nyawa.
Keluarganya yang berasal Dusun Keti, Desa Dayu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar terus mengikuti perkembangan penyelidikan.
Baca Juga: Durhaka! Anak Tega Pukuli Ibunya hingga Tewas hanya karena Terlambat Sajikan Makanan