Suar.ID - Seorang oknum guru ngaji di Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan (Sumsel) diringkus polisi seusai melecehkan tiga bocah.
RT alias R (76) merudapaksa tiga bocah yang masih duduk di bangkus SD, berusia antara 9 sampai 10 tahun.
Kepada polisi, R mengaku merudapaksa tiga bocah itu karena sudah lama tak berhubungan badan dengan sang istri.
Karena itu, ia langsung bernafsu melihat ketiga anak didiknya yang masih belia.
Saat melancarkan aksinya, R mengiming-imingi korban dengan uang lalu melecehkannya.
Aksi bejat itu sudah tiga kali dilakukannya kepada para korban.
Aksi R terbongkar setelah aksi cabulnya direkam oleh seorang saksi.
Kejadian itu berlangsung pada Sabtu (11/9/2021) sekira pukul 10.00 WIB.
Setelah melihat aksi R, saksi merekamnya lalu mengadukannya ke orangtuakorban.
Setelah itu, orangtua mulai menaruh curiga pada korban karena selalu membawa uang Rp 10 ribu seusai bermain.
Setiap ditanya, korban selalu beralasan menemukan uang itu di jalan serta menjual hasil rongsokan.
Tak percaya pada sang anak, orangtua korban pun melapor ke polisi.
Kapolres PALI, AKBP Rizal Agus Triadi membenarkan adanya kejadian itu.
Tersangka pun sudah ditangkap meski sempat melarikan diri ke Kecamatan Rantau Bayur, Kabupaten Banyuasin.
R diringksu pada Kamis (6/9/2021) sekira pukul 20.00 WIB.
"Tersangka kita amankan di Kabupaten Banyuasin, karena sudah sempat melarikan diri," terang Rizal, dikutip dari SRIPOKU.com, Sabtu (18/9/2021).
"Saat ini tersangka masih kita periksa lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada korban lainnya lagi."
Pengakuan Orangtua Korban
Menurut RI, ayah seornag korban, ia melaporkan tersangka karena tak terima anak kandungnya dilecehkan.
Ia pun menyebut sudah lama mencurigai tingkah anaknya.
"Kami memang sudah lama curiga. Sebab, saat kami pulang dari kebun karet, ia sering pulang main bawa uang. Rata-rata Rp10 ribu. Saat ditanya, ia tidak mengaku. Bilangnya habis jual rongsokan, kadang beralasan nemu," kata RI.
"Pelaku ini merupakan tokoh agama di desa kami. Ia juga sering ngajar ngaji. Namun kedekatannya dengan anak-anak justru dimanfaatkan untuk melakukan tindak asusila."
"Makanya kami mohon keadilan dan pelaku dihukum seberat-beratnya. Sebab masa depan anak-anak kami jadi taruhannya."