Biar Nggak Mati Konyol Saat Naik Gunung, Begini Cara Mengatasi Hipotermia Yang Bisa Bikin Korbannya Mengigau, Pingsan, Hingga Meninggal Dunia

Kamis, 19 Agustus 2021 | 15:15
Freepik

begini cara mengatasi hipotermia yang bisa menyebabkan pingsan hingga meninggal dunia

begini cara mengatasi hipotermia yang bisa menyebabkan pingsan hingga meninggal dunia

Suar.ID -Tiga pendaki gunung di Sulawesi Selatan meninggal dunia karena hipotermia.

Kita pun bertanya-tanya, bagaimana cara menghindarinya?

Begini cara mengatasi hipotermia seperti yang dialami pendaki gunung di Sulawesi Selatan yang meninggal dunia itu.

Untuk informasi, hipotermia adalahkeadaan medis di mana tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada yang bisa menghasilkan panas.

Sehinggamenyebabkan suhu tubuh sangat rendah.

Suhu tubuh norman manusia biasanya di angka 37 derajat Celcius, danhipotermia terjadi ketika suhu tubuh turun di bawah 35 derajat Celcius.

Dan di momen itulah kondisi jantung, sistem saraf, dan organ lainnya tidak dapat bekerja secara normal.

Jika tidak segera ditangani, hipotermia dapat menyebabkan gagal jantung, gangguan sistem pernapasan, komplikasi lainnya hingga menyebabkan kematian.

Lalu apa yang menyebabkan hipotermia?

Hipotermia terjadi paling umum karenacuaca yang cukup dingin.

Saattubuh terpapar suhu yang sangat dinin ia akan kehilangan panas lebih cepat daripada yang bisa dihasilkannya.

Mekanisme kehilangan panas dari tubuh:

- Panas yang terpancar: Sebagian besar kehilangan panas disebabkan oleh panas yang terpancar dari permukaan tubuh Anda yang tidak terlindungi.

- Angin: Angin menghilangkan panas tubuh dengan membawa lapisan tipis udara hangat di permukaan kulit Anda.

Faktor angin dingin penting dalam menyebabkan kehilangan panas.

- Kontak langsung: Ketika Anda bersentuhan langsung dengan sesuatu yang sangat dingin, seperti air dingin, maka panas akan terhindar dari tubuh Anda.

Karena air sangat baik dalam mentransfer panas dari tubuh Anda, panas tubuh hilang jauh lebih cepat dalam air dingin daripada di udara dingin.

Demikian pula, kehilangan panas dari tubuh Anda akan jauh lebih cepat jika pakaian Anda basah, seperti ketika Anda terjebak dalam hujan.

Kontak yang terlalu lama ke lingkungan yang lebih dingin daripada tubuh Anda dapat menyebabkan hipotermia, jika Anda tidak berpakaian dengan benar atau tidak bisa mengendalikan kondisi.

Kondisi spesifik yang menyebabkan hipotermia meliputi:

- Mengenakan pakaian yang tidak cukup hangat untuk kondisi cuaca.

- Tinggal terlalu lama dalam cuaca dingin.

- Tidak bisa keluar dari pakaian basah atau pindah ke lokasi yang lebih hangat dan kering.

- Jatuh ke air, seperti dalam kecelakaan berperahu.

- Tinggal di rumah yang terlalu dingin, baik karena pemanas yang buruk atau terlalu banyak pendingin ruangan.

Gejala Hipotermia

1. Menggigil

2. Bicara cadel atau bergumam

3. Napas lambat dan dangkal

4. Denyut nadi melemah

5. Kecanggungan atau kurangnya koordinasi

6. Mengantuk

7. Kelelahan yang berlebihan

8. Kebingungan

9. Hilang kesadaran

10. Merah cerah, kulit dingin (pada bayi)

Cara Mengatasi Hipotermia

1. Tangani penderita hipotermia tersebut dengan hati-hati

Tangani penderita hipotermia dengan hati-hati, jangan memijatnya (upaya mengembalikan aliran darah).

Setiap gerakan yang kuat atau berlebihan dapat menyebabkan henti jantung.

Lebih baik, pindahkan atau lindungi tubuhnya dari dingin.

2. Jika menggunakan pakaian yang basah, lepaskan

Lepaskan pakaian yang basah, kemudian tutupi tubuhnya dengan selimut hangat, termasuk wajah tetapi tidak dengan mulut.

Jika selimut tidak tersedia, gunakan panas tubuh Anda untuk menghangatkannya.

Atau jika dalam kondisi sadar, cobalah untuk memberinya minuman hangat atau sup, yang dapat membantu meningkatkan suhu tubuh.

3. Kompres hangat

Berikan kompres hangat (bukan panas), seperti botol air hangat atau handuk hangat.

Hanya oleskan kompres ke dada atau leher, dan jangan mengompres lengan atau kakinya.

Selain itu, jangan menggunakan bantal pemanas atau lampu panas.

Menerapkan kompres ke daerah-daerah tersebut akan mendorong darah dingin kembali ke jantung, paru-paru, dan otak.

Sebaliknya, suhu yang terlalu panas dapat membakar kulit atau menyebabkan henti jantung.

4. Pantau pernapasan

Pantau pernapasannya, jika pernapasan mereka tampaknya lambat, atau jika mereka kehilangan kesadaran, lakukan CPR jika Anda dilatih untuk melakukannya.

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad