Jangan Asal Telan Kalau Tak Mau Nyawa Taruhannya, Ini Obat-obatan Yang Harus Dihindari Oleh Para Pasien Covid-19 Yang Sedang Isolasi Mandiri Di Rumah

Sabtu, 17 Juli 2021 | 09:40
freepik

Antibiotik, salah satu obat-obatan Yang Harus Dihindari Oleh Para Pasien Covid-19 Yang Sedang Isolasi Mandiri Di Rumah

Suar.ID -Orang yang sedang isolasi mandiri di rumah kareka Covid-19 biasanya cepat panik.

Kalau sudah begitu, segala obat yang digembar-gemborkan bisa mengatasi penyakit itu diminum begitu saja.

Padahal bukan seperti itu aturannya.

Ternyata ada beberapa obat yang dilarang diminum oleh para pasien Covid-19 yang sedang isolasi mandiri di rumah.

Pada prinsipsnya, pasien Covid-19 tanpa gejala atau bergejala ringan bisa disembuhkan.

Salah satu yang utama adalah dengan meningkatkan imunitas alias sistem kekebalan tubuh.

Biasanya, mereka dianjurkan untuk mengonsumsi makanan bernutrisi dan makanan dengan gizi seimbang.

Di antaranya beragam multivitamin seperti vitamin C, vitamin D, vitamin B, dan Zinc.

Selain itu, mereka juga dianjurkan untuk istirahat yang cukup, rajin berjemur, serta mengelola setres dan emosi.

Mereka juga dianjurkan untuk mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter penanggung jawab.

Atau para petugas kesehatan yang ditugaskan oleh fasilitas kesehatan terdekat.

Meski begitu, ada beberapa ha hang harus diperatikan oleh pasien Covid-19 yang sedang isolasi mandiri.

Terutama soal beberapa jenis obat yang tak boleh dikonsumsi selama sedang perawatan mandiri.

Intinya, selama kondisi sakit apa pun, menurut WHO Indonesia, pasien harus taat pada instruksi tenaga kesehatan yang berwenang.

Jangan mengonsumsi obat lantaran inisiatif pribadi padahal belum ada kajian ilmiahnya cuma gara-gara banyak beredar di grup WA.

"Jangan melakukan pengobatan sendiri dengan obat lain tanpa anjuran tenaga kesehatan," ujar WHO Indonesia, dilansir Kompas.com.

Ada beberapa jenis obat yang tak boleh dikonsumsi oleh pasien Covi-19 yang sedang isolasi mandiri:

Antibiotik tanpa resep dokter

"Jangan melakukan pengobatan sendiri dengan antibiotik. Covid-19 disebabkan oleh virus, antibiotik tak berdampak pada virus," jelas WHO.

Kalaupun harus mengonsumsi antibiotik, biasanya karena pasien punya gejala yang disebabkan bakteri, harus melalui resep dokter.

Hidroksiklorokuin

Selain antibiotik, pasien Covid-19 yang sedang isolasi mandiri tidak dianjurkan mengonsumsi hidroksiklorokuin.

Ia adalah obat yang digunakan untuk mencegah penyakit malaria.

Memang sempat ada isu obat ini bisa digunakan untuk pengobatan Covid-19, tapi setelah diuji ternyata tidak efektif.

Alih-alih menyembuhkan, obat ini bisa menyebabkan kematian bila dikonsumsi tanpa anjuran dokter.

Lopinavir

Ketiga adalah Lopinavir, kombinasi obat antivirus yang digunakan untuk menangani inveksi HIV.

Selain tak ada manfaat untuk mengobati Covid-19, obat ini juga disebut bisa membunuh yang mengonsumsinya.

Ivermectin

Ini yang lagi ramai, Ivermectin.

Obat ini, sekali lagi, tak ada di dalam daktar obat yang dikeluarkan izin penggunaan daruratnya oleh BPOM.

Ivermectin merupakan obat keras yang tidak boleh dibeli secara perseorangan tanpa resep dokter.

Dan tidak bisa diperjualbelikan tanpa distribusi obat yang baik.

Remdesivir

Kelima ada Remdesivir, yang, oleh WHO, disebut belum ditemukan buktinya bisa mengatasi Covid-19.

Steorid

Terakhir adalah Steroid, termasuk salah satunya adalah Deksametason.

Bahkan, obat ini disebut bisa membatasi kemampuan tubuh untuk melawan virus.

"Penggunaan berlebih steroid bisa berdampak serius dan mengancam nyawa, termasuk infeksi mukormikosis (jamur hitam)," ujar WHO Indonesia lagi.

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad

Sumber Kompas.com, WHO Indonesia