Sering Dilakukan Masyarakat Indonesia, Ternyata Kerokan Malab Bisa Akibatkan 5 Bahaya untuk Kesehatan

Kamis, 08 Juli 2021 | 18:46
Kolase: Tribun Bali dan Pixabay

Datangi Pijat Tradisional untuk Menghilangkan Lelah dengan Kerokan, Pria ini Malah Alami Stroke!

Suar.ID - Kerokan memang menjadi pengobatan tradisional yangkerap dilakukan ketika masuk angin melanda.

Sebab, kebanyakan orang percaya setelah kerokan tubuh menjadi terasa lebih enak.

Bahkan tak sedikit yang merasakan perubahan besar setelah kerokan.

Baca Juga: Sering Jadi Alternatif Kesehatan Bagi Masyarakat Indonesia, Rupanya Kerokan Bisa Sangat Berbahaya Hingga Timbulkan Efek Mengerikan ini!

Namun, siapa sangka kerokan ternyata malah bisa memberikan dampak buruk bagi tubuh kita, lho.

Bahaya kerokan bisa saja muncul sebagai efek samping yang sulit dicegah, seperti berikut ini.

1. Menyebabkan memar dan bengkak di area yang dikerok

Proses kerokan membuat pembuluh darah kecil di bawah permukaan kulit yang disebut pembuluh darah kapiler, pecah.

Hal ini membuat kulit jadi terlihat memar dan merah setelah terapi ini selesai dilakukan.

Pada beberapa orang, pembengkakan juga bisa muncul di area kulit yang dikerok.

Umumnya, memar dan pembengkakan yang terjadi akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari atau minggu.

Baca Juga: Datangi Pijat Tradisional untuk Menghilangkan Lelah dengan Kerokan, Pria ini Malah Alami Stroke!

2. Berisiko menimbulkan perdarahan

Kerokan tidak seharusnya menyebabkan perdarahan.

Namun, jika tekanan yang diberikan di kulit dilakukan secara berlebihan, maka pecahnya pembuluh darah kapiler tidak hanya akan menghasilkan memar, tapi juga perdarahan minor.

3. Berisiko memicu penularan penyakit

Keluarnya darah dari permukaan kulit, juga membuka kesempatan terjadinya infeksi yang bisa menular melalui darah.

Risiko penularan penyakit melalui kerokan juga akan meningkat apabila koin atau alat lain yang digunakan untuk terapi ini tidak steril dan telah digunakan oleh lebih dari satu orang.

4. Mengakibatkan nyeri

Ada orang yang bisa menahan sakitnya dikerok, ada yang tidak.

Apabila kita termasuk yang tidak bisa menahan rasa sakitnya, sebaiknya jangan terlalu memaksakan untuk menjalani terapi ini.

Baca Juga: Viral Aksi Pasangan Suami Istri 'Santuy' Kerokan di Lampu Merah, Netizen: 'Cinta Mah Ya Bodo Amat'

5. Tidak semua orang cocok dikerok

Tidak semua orang cocok untuk dikerok. Sebab, terapi ini berhubungan dengan pecahnya pembuluh darah kapiler.

Kelompok individu dengan kondisi berikut ini, sebaiknya menghindari kerokan:

- Mempunyai riwayat gangguan medis yang menyerang kulit atau pembuluh vena

- Mudah berdarah

- Sedang mengonsumsi obat pengencer darah

- Menderita deep vein thrombosis

- Sedang mengalami infeksi, tumor, atau luka yang belum sembuh sempurna

- Menggunakan implan di organ tubuh, seperti alat pacu jantung dan defribilator internal.

Manfaat Baik Kerokan

Orchid Thai
Orchid Thai

Ilustrasi pijat Gua Sha atau kerokan

Meski begitu, kerokan juga memiliki manfaat dan dinilai dapat mengatasi nyeri sendi dan nyeri otot.

Selain itu, kerokan pun dianggap baik untuk meningkatkan sistem imun di tubuh dan mengurangi peradangan.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk membongkar manfaat kerokan bagi kesehatan tubuh, seperti berikut ini:

1. Melancarkan peredaran darah

Kerokan dinilai dapat membantu memperlancar aliran darah serta proses perfusi darah.

Perfusi adalah proses perpindahan darah dari pembuluh ke jaringan yang dituju. Kerokan juga disebut dapat meningkatkan metabolisme energi di tubuh.

Berbagai manfaat kerokan di atas, diuji pada sebuah penelitian skala kecil yang menggali dampak kerokan pada 23 orang partisipan.

Baca Juga: Jangan Lagi Buang Sia-sia Ampas Kopi, Ternyata Bisa Jadi 'Bubuk Ajaib' untuk Kesehatan dan Kecantikan, Begini Caranya!

2. Meredakan sakit leher

Manfaat kerokan yang satu ini sudah cukup dikenal secara tradisional dan sekarang sudah diperkuat dengan salah satu penelitian yang dilakukan pada 48 responden yang merasakan sakit leher kronis.

Dari total jumlah partisipan, peneliti membagi mereka menjadi dua kelompok. Kelompok pertama mendapat perawatan dengan kerokan.

Sementara itu, kelompok lainnya diobati dengan koyo.

Setelah satu minggu, para peneliti mencatat hasil perawatan masing-masing kelompok.

Hasilnya, kelompok pertama melaporkan lebih sedikit rasa sakit dibandingkan dengan kelompok kedua.

3. Meringankan sakit kepala migrain

Sakit kepala sebelah atau migrain juga dipercaya bisa diredakan dengan kerokan.

Kesimpulan tersebut diambil dari sebuah penelitian yang dilakukan pada seorang lansia yang menderita migrain.

Setelah dikerok secara teratur selama 14 hari, lansia tersebut merasa bahwa migrainnya berkurang.

Namun, jumlah responden di penelitian ini terlalu sedikit, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk bisa memastikan konsistensi hasil tersebut.

4. Meredakan gejala perimenopause

Terapi yang satu ini juga dianggap dapat meredakan gejala perimenopause seperti banyak berkeringat, insomnia, dan sakit kepala.

Perlu diingat, masih banyak penelitian yang perlu dilakukan untuk memastikan manfaat kerokan bagi kesehatan.

Metode kerokan bukanlah perawatan utama dari kondisi-kondisi di atas.

Oleh karena itu, berkonsultasilah dengan dokter apabila kita merasakan gejala maupun sudah pernah didiagnosis menderita penyakit-penyakit di atas.

Baca Juga: Bukannya Menyehatkan, Ternyata Minum Air Hangat Setiap Hari Malah Berbahaya, Peneliti Beberkan 6 Risikonya

Tag

Editor : Rahma Imanina Hasfi