Covid-19 Di Indonesia Benar-benar Nggak Pandang Bulu, Putri Mantan Orang Nomor 1 Di Indonesia Pun Kini Jadi Korbannya, Semoga Almarhumah Husnul Khatimah

Sabtu, 03 Juli 2021 | 11:23
Instagram @kawendra

Putri mendiang Bung Karno, mantan orang nomor satu di Indonesia, Rachmawati Soekarnoputri dikabarkan meninggal dunia karena Covid-19.

Suar.ID -Bagi yang masih meremehkan Covid-19, rasanya harus segera membuka matanya: virus ini nggak main-main.

Virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China, ini nggak pernah pandang bulu.

Yang paling terbaru, putri mendiang Bung Karno, mantan orang nomor satu di Indonesia, Rachmawati Soekarnoputri dikabarkan meninggal dunia karena Covid-19.

Adik Megawati Soekarnoputri itu meninggal di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, pada Sabtu (3/7).

Rachmawati meninggal sekitar pukul 09.15 WIB.

Kabar meninggalnya Rachmawati Soekarnoputri di antaranya dibenarkan oleh Ketua Harian DPP partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.

"Meninggal dunia karena Covid-19," ujarnya, seperti dilaporkan Kompas.com.

Dapat ucapan belangsungkawa dari PDI Perjuangan

Terkait meninggalnya Rachmawati Soekarnoputri karena Covid-19, Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah langsung mengirimkan rasa belasungkawanya.

Dia berdoa supayaRachmawati Soekarnoputri diterima segala amal ibadahnya dan mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan.

"Inalillahi wa innalilahi roji'un. Kami sekeluarga turut berduka cita yang mendalam atas wafatnya Ibu Rachmawati Soekarnoputri," ujar Basarah, dilaporkan Kompas.com.

"Semoga Allah SWT mengampuni segala dosa dan kekhilafannya serta menerima segala amal ibadahnya serta arwah almarhumah mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Amin."

Angka Covid-19 Indonesia per 2 Juli 2021, rekor!

Bukannya melandai, angka Covid-19 di Indonesia semakin mengkhawatirkan.

Per 2 Juli 2021 kemarim, setidaknya ada 25.830 kasus baru Covid-19.

Tentu saja angka itu kembali memecahkan rekor.

Angka itumerupakanjumlah kasus baru harian tertinggi selama pandemi di Indonesia.

Penambahan kasus baru itu menjadikan total kasus Covid-19 di Indonesia kini menjadi 2.228.933 kasus, dari sebelumnya sebanyak 2.203.108 kasus.

Itu bisa kita lihat dilaman resmi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, covid.go.id pada Kamis sore pukul 17.21 WIB.

Selain penambahan angka yang cukup besar itu, tetap ada kabar baik.

Yaitu,sebanyak 11.578 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh.

Jumlah pasien sembuh diketahui bertambah menjadi 1.901.865 dari sebelumnya yang sebanyak 1.890.287 pasien.

Lalupasien yang meninggal dunia akibat Covid-19 bertambah sebanyak 529 pasien.

Sehingga, total pasien yang meninggal dunia karena Covid-19 menjadi 59.534 dari yang sebelumnya 58.995 pasien.

Penambahan kasus tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Di sisi lain, satgas penanganan Covid-19 melaporkan lima provinsi di Pulau Jawa ini berkontribusi menyumbangkan angka kematian tertinggi di Indonesia, bahkan hingga mencapai lebih dari 400%.

Adapun lima provinsi tersebut adalah Jawa Barat naik 463%, diikuti DKI Jakarta naik 236%, Daerah Istimewa Yogyakarta naik 148%, Jawa Timur naik 145% dan Jawa Tengah naik 75%.

Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengungkapkan kenaikan kematian yang tinggi ini seharusnya dapat segera diperbaiki dengan menghindari potensi kematian pada pasien Covid-19.

Salah satunya berpatokan pada kasus aktif saat ini sehingga dapat menyelamatkan nyawa lainnya.

“Angka kematian yang terus meningkat ini tentunya tidak dapat ditoleransi, karena 1 kematian saja terbilang nyawa,” tegas Wiku dalam keterangannya, Jumat (2/7/2021).

Sementara saat ini, provinsi yang menyumbangkan kasus aktif tertinggi adalah DKI Jakarta, dengan 57.295 kasus, disusul Jawa Barat 43.436 kasus, Jawa Tengah 33.805 kasus, DIY 8.917 kasus dan Jawa Timur 7.488 kasus.

Fokus utama dalam menekan angka kematian adalah memastikan penanganan pasien Covid19 sebaik mungkin, utamanya pada pasien gejala sedang-berat.

Namun saat ini kelima Provinsi ini memiliki keterisian tempat tidur Isolasi dan ICU diatas 70%, bahkan DKI mencapai lebih dari 90%, maka keadaan ini akan mempersulit penanganan pada pasien gejala berat.

Selain itu, fokus pencegahan kematian dapat dilakukan berdasarkan kelompok usia yang paling rentan.

Di kelima provinsi, persentase kematian yang paling tinggi terjadi pada kelompok usia lansia. Hal ini dapat disebabkan oleh tingginya komorbid pada lansia, serta imunitas yang semakin menurun seiring bertambahnya usia.

Ada Sekitar 5-19% lansia yang terkena covid, meninggal dunia.

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad