Indonesia Jangan Kepedean Untuk Langsung Menirunya, Ternyata Inilah 5 Hal Yang Bikin Singapura Berani Hidup Berdampingan Dengan Covid-19

Sabtu, 03 Juli 2021 | 10:20
Freepik

Singapura menegaskan dirinya siap hidup berdampingan dengan Covid-19. Indonesia belum bisa menirunya.

Suar.ID -Di beberapa pemberitaan disebutkan, Singapura memutuskan untuk hidup berdampingan dengan Covid-19.

Ada beberapa hal yang membuat Negeri Jiran kecil ini berani memutuskan hal tersebut.

Meski begitu, bukan berarti apa yang hendak diterapkan oleh Singapura bisa diterapkan oleh negara lain.

Baca Juga: Ledakan Covid-19 Merajalela, Anies Baswedan Ungkap Skenario yang Akan Dilakukan Bila Kasus Covid-19 di Jakarta Tembus 100 Ribu Orang

Termasuk Indonesia--yang sangat jauh berbeda dengan Singapura.

Setidaknya ini beberapa hal yang membuat Singapura berani hidup berdampingan dengan Covid-19.

Vaksinasi yang gencar

Singapura menjadi salah satu negara yang menggencarkan vaksinasi dengan target: dua per tiga warga menerima dosis pertama sampai 9 Agustus 2021.

Hingga 27 Juni kemarin, menurut laporan Kompas.com, ada 80 ribu warga Singapura yang divaksinasi setiap hari.

Selain itu, warga Singapura rencananya juga akan rutin divaksinasi dari tahun ke tahun.

Dengan demikian, penerbangan internasional ditargetkan bisa beroperasi kembali.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innaillaihi Rojiun, Putri Presiden Soekarno Rachmawati Soekarnoputri Meninggal Dunia Usai Dirawat di ICU RSPAD karena Covid-19

Kuncinya ada di masker

Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, bilang, masker tetap menjadi salah satu cara paling efektif mencegah Covid-19.

Dia melanjutkan, pencabutan kewajiban menggunakan masker akan menjadi yang terakhir dievaluasi di era new normal.

Pelacakan masif

Direktur medis International Medical Clinic Singapura, Dr Lim Hui Ling, bilang,ada aplikasi Trace Together untuk melacak dengan siapa saja pasien Covid-19 berkontak.

Aplikasi ini pertama kali diperkenalkan pada Maret 2020 lalu, dan itu harus dipakai saat warga Singapura berkunjung ke tempat-tempat penting.

Seperit toko, rumah sakit, bahkan saat naik taksi.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Rachmawati Soekarnoputri Meninggal Dunia Karena Covid-19

Travel bubble dengan negara yang sukses tangani Covid-19

Salah satu langkah pertama Singapura hidup berdampingan dengan Covid-19 adalahd engan meluncurkantravel bubble dengan sejumlah negara yang berhasil mengendalikan Covid-19.

Di antaranya adalahHong Kong, Australia, Selandia Baru, dan Korea Selatan.

Dengan begitu, para pekerja asing seperti asisten rumah tangga dan buruh konstruksi diharapkan dapat kembali masuk ke Singapura.

Singapura melakukannya, karena sektor-sektor ekonomi yang sangat bergantung dengan pekerja asing saat ini kewalahan akibat kekurangan tenaga kerja.

Rumah sakit fokus tangani pasien Covid-19 parah

Selain itu, ada aturan warga Singapura yang terpapar Covide-19 tapi dengan gejala ringan tak perlu dirawat inap di rumah sakit.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Mengharukan, Pria Ini Berusaha Tenangkan Putri Kecilnya Sebelum Ditembak Mati Di Depannya | Siti Fadilah Supari Sebut Pemerintah Hanya Bisa Tebar Ketakutan Di Tengah Covid-19 Yang Kian Ganas di Indonesia

Selain itu, ada dua hal penting lainnya yang membuat Singapura berani hidup berdampingan dengan Covid-19.

Pertama adalah kebijakan lockdown parsial yang sukses.

Saat ini Singapura sedang menjalani transisi menuju new normal setelah mencabut lockdown parsial, yang sempat diterapkan sejak 16 Mei hingga 13 Juni.

Sejak pertama kali mengalami pelonjakan, penyebaran Covid-19 bisa langsung dikendalikan dengan kebijakan lockdown parsial itu.

Dan angka kasus infeksi pun menurun sedikit demi sedikit.

Selain itu, Singapura juga sudah berpengalaman menangani SARS.

Sekadar informasi, wabah SARS beberapa tahun yang lalu telah memberi pelajaran berharga bagi warga Singapura.

Terutama dalam hal menangani kasus Covid-19.

Sekali lagi, apa yang hendak dilakukan oleh Singapura belum tentu bisa diterapkan di negara lain, termasuk Indonesia.

Lebih-lebih dengan model penangan Covid-19 yang masih acakadut seperti sekarang.

Editor : Moh. Habib Asyhad

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya