BREAKING NEWS: Dalang Kondang Ki Manteb Soedharsono Meninggal Dunia Di Karanganyar

Jumat, 02 Juli 2021 | 10:44
(Biro pers setpres)

dalang kondang Ki Manteb Soedharsono yang dikabarkan meninggal dunia pada Jumat (2/7) sekitar pukul 9.45 WIB.

Suar.ID - Dunia hiburan tanah air kembali berduka.

Kali ini giliran dalang kondang Ki Manteb Soedharsono yang dikabarkan meninggal dunia pada Jumat (2/7) sekitar pukul 9.45 WIB.

Sekadar informasi, Ki Manteb Soedharsono lahir di Palur, Sukoharto, 31 Agustus 1948.

Baca Juga: Lama Tak Muncul, Kini Penampilan Putri Semata Wayang Ariel NOAH ini Kembali Curi Perhatian, Alleia Anata Irham ini Pamer Tak Malu Pamerkan Aksi Pelukannya, Netizen: Tak Kerasa Alea Udah Gadis, Sehat Terus Anak Cantik

Dalang kondang itu meninggal pada usia 72 tahun.

Nama Ki Manteb Soedharsono tidak hanya kondang di Jawa Tengah, tapi juga di seluruh Indonesia.

Oleh para penggemarnya dia disebut sebagia Dalang Setan.

Tak hanya itu, Ki Manteb Soedharsono juga disebut sebagai pelopor dalang yang memadukan seni pedalangan dengan peralatan musik modern.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap! Rupanya Ayus Sabyan Inilah Dalang Dibalik Tangisan Nissa Sabyan yang Sempat Bikin Heboh Warganet, Ternyata Gegara Ucapan ini!

Ogah jadi politikus walau dekat dengan Megawati

Dilaporkan Tribunnews.com, Ki Manteb Soedharsono pernah bilang nggak minat masuk politik walau dekat dengan Megawati.

Sejatinya, bagi Ki Manteb Soedharsono, dunia politik bukan hal baru.

Dia hampir selalu membawakan lakon-lakon yang menceritakan kehidupan politik.

Banyak tokoh politik yang memintanya pentas di kampanye partainya.

Walau begitu, Pak Manteb bilang nggak terlalu tertarik masuk dunia politik yang kejam.

Berbeda dengan sejawatnya yang lain yang berani terjun ke dunia yang dikenal menghalalkan banyak cara itu.

"Saya sering sekali diminta mendalang sama banyak partai. Saya juga punya hubungan baik dengan para petinggi parpol, seperti Bu Megawati. Tapi, saya tetap jadi dalang saja," ucap Ki Manteb, sebelum pementasan wayang kulit dalam rangka HUT Ke-1.108 Kota Magelang, di Kota Magelang, Kamis (17/4/2014).

Walau nggak tertarik masuk politik, Sang Dalang Setan terang-terangan bilang banyak yang menawarinya masuk politik.

Tapi seperti disebut di awal, dia ingin berada di posisi yang tetap netral.

Dia ingin mengabdi untuk seni dan budaya.

"Walaupun saya sering pentas di berbagai kegiatan partai, saya tetap seniman, tapi bukan seniman milik partai karena seniman itu milik bangsa. Kalau partai mau pakai saya, ya silakan," ujarnya.

Walau dia ogah masuk politik, bukan berarti dia sinis dengan rekan-rekan dalangnya yang jadi politikus.

Pria kelahiran 31 Agustus 1948 itu berpesan, agar seyogianya seorang seniman berkaca dan mengukur kemampuan diri sendiri sebelum terjun ke dunia politik praktis.

"Sebelum maju, seniman harus tahu diri. Sejauh mana kemampuannya. Kalau sudah tahu, dia akan tahu jati diri. Kalau sekarang, kebanyakan mereka justru mengukur orang lain. Tapi, dia sendiri tidak tahu dirinya sendiri," tutur salah bintang iklan obat sakit kepala ini.

Ki Manteb selalu berpesan kepada para politikus Indonesia agar menekankan cara politik yang berbudaya alih-alih budaya politik.

Menurutnya, keduanya adalah dua hal yang berbeda.

Menurutnya, politi berbudaya merupakan cara berpolitik yang santun, menghargai orang lain, dan membantu mereka yang benar-benar membutuhkan.

Sebaliknya, budaya politi, baginya,meripakancaraseseorang menggunakan politik dalam hal apa pun.

Perilaku ini, katanya, akan cenderung menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan, termasuk melakukan kejahatan korupsi.

"Sudah banyak contohnya. Misalnya, ada terpidana korupsi yang masih saja membela diri merasa dirinya benar, padahal sudah ketahuan korupsi. Itulah hasil budaya politik," ujarnya.

Ketika ditanya sosok calon presiden RI yang diidolakan, ia pun enggan menyebutkan secara spesifik.

Dengan senyum khasnya, Ki Mantep menjawab bahwa siapa pun yang akan mempimpin negeri ini nanti haruslah yang mempunyai satu tujuan dengan rakyatnya dan mau belajar dan meneladani pemimpin terdahulu.

"Saya titip pesan, lelakon sing wis kelakon dadio pengilon (siapa pun yang sudah jadi pemimpin jadilah teladan). Berkacalah dengan pemimpin terdahulu. Tiru yang baik. Tinggal yang buruk," pesannya.

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad