Suar.ID -Terjadi Pernikahan antara Anak Pertama dengan Anak Terakhir, Benarkah Mitosnya bakal Langgeng Menurut Primbon Jawa?
Menikah tidak melulu soal asmara.
Benarkah pernikahan antara anak pertama dengan anak terakhir disebut sangat ideal?
Setidaknya, beginilah menurut Primbon Jawa.
Memang Ada berbagai macam mitos yang ada Indonesia ini.
Mitos ini mengatur berbagai hal, mulai dari hal sepele hingga hal yang serius seperti masalah pernikahan.
Dalam masyarakat Indonesia, ada mitos mengenai pernikahan anak pertama dengan anak terakhir.
Menurut Primbon Jawa, pernikahan anak pertama dengan terakhir ini sering kali dianggap pasangan yang ideal.
Karena pernikahan keduanya ini dari sifat dan kepribadian keduanya ini saling melengkapi.
Tak sedikit orangtua yang mempercayai mitos ini.
Lalu apa saja sih sebenarnya mitos anak pertama menikah dengan anak terakhir ini?
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini beberapa mitos pernikahan anak pertama dengan anak terakhir menurut Primbon Jawa.
1. Pasangan ideal
Menurut mitos pasangan anak pertama dengan anak terakhir adalah pasangan yang ideal.
Ini dikarenakan si bungsu yang terkenal memiliki sifat manja akan merasa nyaman dengan si sulung yang mandiri dan senang mengayomi.
Sedangkan si sulung sendiri akan paham dengan sifat manja si bungsu karena hafal dengan sifat-sifat adiknya.
Tak hanya itu, si bungsu sendiri yang sering dikenal orang memiliki kepribadiansantai bisa mengimbangi si sulung yang serius.
Dengan begitu, pasangan ini bisa saling melengkapi satu sama lain.
Nantinya, pasangan anak sulung dengan anak bungsu ini akan berjalan harmonis.
2. Rumah tangga bahagia
Pernikahan antara anak pertama dengan anak terakhir ini mitosnya akan berlangsung langgeng dan bahagia.
Ini tak lain dan tak bukan karena segela perselisihan dan pertengkaran akibat keegoisan bisa diredam dengan baik.
Hal ini berkat sifat si sulung yang mau mengalah terhadap si bungsu.
3. Rumah tangga mandiri
Hal ini tak lepas dari mitos pernikahan sesama anak bungsu.
Jika sesama anak bungsu ditakutkan, mereka tidak bisa membina rumah tangga secara mandiri.
Namun jika pernikahan anak sulung dengan anak bungsu ini, dikatakan akan menjadi pasangan yang mandiri dalam berumah tangga.
4. Mampu menyelesaikan masalah rumah tangga
Menurut Primbon Jawa, saat si sulung dan si bungsu menjadi pasangan, maka segala masalah bisa mereka atasi.
Si sulung nantinya bbisa menjadi sosok orang yang memberikan dan menuntun si bungsu yang kurang begitu mandiri.