Suar.ID - Saat ini di India tengah terjadi krisis karena virus corona.
Hal itu membuat rumah sakit di India kewalahan karena pasien Covid-19 yang membludak.
Namun, di tengah itu,masih ada orang yang melanggar protokol kesehatan secara terang-terangan.
Pasangan India menyewapesawat penumpang untuk menggelar pernikahan di udara.
Hal itu tentu melanggar batasan virus corona dengan membawa lebih dari 160 tamu, kata laporan.
Para pejabat pada hari Senin mengatakan otoritas penerbangan sipil India telah memerintahkan penyelidikan dan menangguhkan awakpesawat tersebut.
Karena gelombang kedua virus corona yang parah, sebagian besar negara bagian di India hanya mengizinkan 50 tamu di pesta pernikahan.
Tetapi di pernikahan itu, ada 161 teman dan keluarga pengantin baru berada di pesawat pada hari Minggu, seperti melansir Al Jazeera, Selasa (25/5/2021).
Pasangan itu, yang belum disebutkan namanya, menikah di pesawat SpiceJet.
Pesawat itu terbang di atas kuil Meenakshi Amman yang bersejarah dalam perjalanan dari Madurai ke Bengaluru, kata surat kabar Hindustan Times.
Video dan foto-foto perayaan diposting di media sosial.
Postingan menunjukkan orang-orang dengan bunga di leher mereka dan mengambil foto selfie, tetapi tidak dapat segera diverifikasi oleh kantor berita AFP.
Dalam pelanggaran aturan penerbangan sipil, hampir tidak ada dari mereka yang memakai masker dan aturan jarak sosial diabaikan secara terang-terangan.
Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil telah memberi tahu SpiceJet untuk mengambil tindakan terhadap pengantin baru dan tamu mereka, kata laporan tersebut.
Semua bisa dilarang mengambil penerbangan penumpang.
"Agen dan penumpang tamu diberi pengarahan secara rinci, baik secara tertulis maupun lisan, tentang jarak sosial dan norma keselamatan yang harus diikuti sesuai pedoman COVID baik di bandara maupun di dalam pesawat selama perjalanan," kata juru bicara SpiceJet kepada Media India.
"Meskipun ada permintaan dan pengingat berulang kali, penumpang tidak mengikuti pedoman COVID dan maskapai mengambil tindakan yang sesuai sesuai aturan," tambah pejabat itu.
Beberapa negara bagian telah memberlakukan penguncian yang ketat selama enam minggu terakhir karena India menderita gelombang virus corona yang menghancurkan yang telah menyebabkan lebih dari 120.000 kematian.