Suar.ID - Vistoria Eugenia Henao menikah pada usia 15 tahun dengan Pablo Escobar, sosok yang dikenal sebagai gembong narkoba terkaya sepanjang sejarah dengan berbagai kontroversialnya.
Wanita yang berusia 50-an tahun ini bertemu dengan Pablo Escobar ketika usianya masih 12 tahun.
Ia jatuh cinta dan tergila-gila pada sosok pria yang lebih tua 11 tahun darinya itu.
Bahkan, meski keluarganya menentang, ia tetap nekat menikah dengan Pablo Escobar.
Victoria rela meninggalkan keluarganya. Keputusan yang akhirnya harus 'dibayar mahal' olehnya.
Pernikahan selama 17 tahun dengan gembong narkoba terkaya sepanjang sejarah ini membuatnya harus melalui siksaan batin dari waktu ke waktu.
Bukan hanya tentang profesi suaminya sebagai gembong narkoba, yang diakuinya tak ia ketahui sejak awal, tapi juga tentang perselingkuhan-perselingkuhan sang suami.
Melansir The Sun (30/12/2020), Victoria berbicara untuk pertama kali tentang pernikahan dengan Pablo Escobar pada 2019 lalu.
Dalam bukunya, Mrs Escobar: My Life With Pablo, Victoria mengungkapkan pertemuan hingga kehidupan pernikahannya dengan Pablo Escobar.
Dikisahkan, ketika Victoria pertama kali bertemu Pablo Escobar, dia merupakan sosok gadis yang tumbuh di keluarga kelas menengah yang dihormati di distrik Envigado Kolombia, dekat Medellin.
Sebelum menikah, sebenarnya Victoria telah mengalami hal mengerikan yang disebabkan kekasihnya, namun tampaknya cinta telah membutakannya.
Victoria menceritakan, ketika dia berusia 14 tahun - usia legal di Kolombia - pasangan itu berhubungan seks untuk pertama kalinya.
"Saya belum siap," tulisnya dalam bukunya.
“Saya belum merasakan hasrat seksual. Saya tidak memiliki alat untuk memahami apa arti kontak yang intens dan intim itu."
Tiga minggu kemudian, Victoria mulai merasa "aneh". Dan Pablo yang curiga kekasihnya hamil, membawanya ke sebuah rumah di pinggiran kota Medellin yang dilanda kemiskinan.
Tanpa Victoria tahu apa yang sedang terjadi, seorang wanita menyuruhnya untuk berbaring.
Baca Juga: Bisa Dicoba Malam ini, Rupanya Racikan Kopi Sederhana ini Bisa Jadi Obat Kuat, Dijamin Ampuh Loh!
Wanita itu kemudian memasukkan beberapa tabung ke dalam rahimnya, menyuruh Victoria remaja untuk melepaskannya ketika dia mulai berdarah.
Akibatnya, selama beberapa hari berikutnya dia berbaring di tempat tidur, lumpuh karena sakit perut dan mengeluarkan banyak darah.
Belakangan, Victoria baru menyadari bahwa itu adalah sebuah tindakan aborsi.
Mengalami kekerasan seksual yang demikian, Victoria yang sangat mencintai Escobar, terlebih ia masih gadis remaja saat itu, tetap bersedia menikah dengan pria tersebut.
Bahkan, saking tergila-gilanya, dia siap untuk menentang orang tuanya, melarikan diri dan kemudian menjalani kehidupan cinta dan rumah tangga yang gelap.
Pada 29 Maret 1976, pasangan itu diam-diam menikah di gereja Santisima Trinidad di Palmira di depan nenek dan bibi Victoria.
Dalam beberapa minggu setelah menikah, dia hamil lagi. Lagi-lagi, ia menghadapi pengalaman tak terlupakan tentang kehamilannya.
Dia memperhatikan tanda-tanda bahwa dia akan melahirkan pada suatu pagi tetapi berjuang untuk tetap masuk sekolah karena dia memiliki ujian bahasa Inggris dan "tidak ingin mendapat nilai buruk".
Benar saja, setelah ujian selesai, dia merasakan ketubannya pecah dan berjalan dua blok ke rumah orang tuanya.
Ia sampai ke rumah sakit hanya setengah jam sebelum putra mereka Juan Pablo dilahirkan.
Pasangan itu kemudian memiliki seorang putri, Manuela, tujuh tahun kemudian.
Kehidupan pernikahan Victoria dengan Pablo Escobar masuk ke babak mengerikan berikutnya setelah sang suami membangun kartelnya yang kuat di Medellin, mengumpulkan kekayaan besar dan menyelundupkan 15 ton narkoba sehari.
Penderitaan batin hadir untuk Victoria dengan perselingkuhan-perselingkuhan yang dilakukan Escobar.
"Pada tahun-tahun pertama itu, saya tidak pernah berpikir bahwa aktivitasnya sangat berbahaya atau salah," kata Victoria yang mengklaim tidak tahu apa pekerjaan suaminya sejak awal.
"Mereka bukanlah topik pembicaraan. Di dunia saya, orang-orang tidak membicarakan narkoba, jelas bukan kokain, apalagi Medellín Cartel."
Tapi pengantin itu sangat menyadari perselingkuhan sang suami dengan sederetan wanita simpanan.
“Gosip tentang perselingkuhannya terus-menerus dan, harus saya akui, sangat menyakitkan bagi saya,” kata Victoria.
"Aku ingat aku dulu menangis sepanjang malam, menunggu fajar datang," ungkapnya.
Namun, Victoria memilih untuk menutup mata, "Saya memutuskan untuk tidak mengikutinya, melacak panggilan teleponnya, atau memeriksa lipstik di bajunya," katanya.
"Dia yang mencari akan menemukan -dan aku lebih suka tidak menemukan apa pun," katanya.
Hampir setiap malam, selama dekade pertama pernikahan, Victoria akan ditinggalkan untuk menidurkan anak-anak di tempat tidur sementara Pablo pergi ke klub malam kota di mana dia bertemu dengan wanita-wanita cantik.
Ketika bisnis Escobar semakin besar, penderitaan bagi cinta Victoria juga semakin besar.
Dia menjalani kehidupan ganda - membagi waktunya antara keluarga dan teman-teman dan kekasihnya.
Untuk bertemu dengan kekasihnya, Pablo bahkan membangun apartemen yang disamarkan, yang sangat dekat dengan rumah utama, ungkap Victoria.
“Dia juga membangun beberapa kabin di daerah yang lebih terpencil, tempat mereka biasa melarikan diri, bahkan ketika kita berada di sana.”
Bahkan, perselingkuhan dengan itu pun dilakukan di depan mata Victoria sendiri.
Penderitaan juga dirasakannya saat Escobar menjadi buronan setelah melarikan diri dari penjara karena khawatir penjara mewahnya terbongkar dan ia akan dipindahkan.
Pada Agustus 1993, keluarga itu bersembunyi di sebuah rumah dekat Medellin.
“Saat kami di sana, saya terbangun terus-menerus sepanjang malam, dicekam oleh rasa takut dan keyakinan yang mengerikan bahwa saya akan membuka mata untuk melihat laras senapan beberapa inci dari wajah saya,” kata Victoria.
Setelah berminggu-minggu bersembunyi, Pablo memberi tahu Victoria bahwa dia dan anak-anak akan pindah ke rumah persembunyian di bawah perlindungan pemerintah.
Bagaimanapun, Pablo Escobar adalah pria yang dicintainya.
“Saya menangis dan menangis,” katanya. “Saya menikah pada usia 15 tahun di Gereja Katolik, mengira itu seumur hidup. Saya sangat mencintai Pablo."
Victoria berkata, “sangat sedih karena saya harus meninggalkan ayah anak-anak saya untuk menyelamatkan mereka” tetapi dia mengerti bahwa dia tidak punya pilihan.
"Ini adalah hal tersulit yang pernah saya lakukan, meninggalkan cinta dalam hidup saya tepat saat dunia sedang menimpanya."
“Saya menangis dan menangis,” ungkap Victoria. “Saya menikah pada usia 15 tahun di Gereja Katolik, mengira itu seumur hidup. Saya sangat mencintai Pablo."
Hanya 75 hari kemudian, pada bulan Desember 1993, Pablo Escobar terbunuh dalam baku tembak di atap di Medellin dengan Polisi Nasional Kolombia.
Baca Juga: Bisa Dicoba Malam ini, Rupanya Racikan Kopi Sederhana ini Bisa Jadi Obat Kuat, Dijamin Ampuh Loh!
Sementara, Victoria melarikan diri ke Argentina dan mengubah nama belakangnya menjadi Marroquin.
Hari ini, Victoria, yang berusia akhir 50-an, mengatakan "hantu" suaminya terus menghantuinya.
“Sekarang saya merasakan kesedihan dan rasa malu yang luar biasa atas rasa sakit luar biasa yang disebabkan suami saya, bahkan saat saya berduka atas konsekuensi menyakitkan yang ditimbulkan oleh tindakannya terhadap anak-anak saya dan saya,” katanya.
“Orang-orang melihat saya bukan sebagai perempuan, tapi sebagai kelanjutan dari kejahatan suami saya," ratapnya.
(*)