Inilah Efek Mengerikan Bila Sering Naik Kapal Selam, Kolonel Iwa Kartiwa Kena Penyakit Kronis Ini hingga Badan Kurus

Minggu, 02 Mei 2021 | 15:02
Kompas.com

Komandan Satuan Kapal Selam TNI AL Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwan (kiri) Kapal Selam KRI Nanggala-402 (kanan).

Suar.ID - Jarang diketahui, ternyata naik kapal selam secara rutin memiliki efek yang mengerikan bagi tubuh.

Kandungan zat besi yang ada pada kapal selam bisa berbahaya bagi tubuh penumpangnya.

Tak tanggung-tanggung, penumpang bisa terkena penyakit kronis ini bila terpapar udara di dalam kapal selam secara terus-menerus.

Salah satu sosok yang terkena dampak negatif kapal selam ialah mantan Komandan Satuan Kapal Selam (Satsel) dan KRI Nanggala-402 Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa.

Baca Juga: Terjadi Lagi, Seorang Pria Pengguna Akun Muhammad Jisrah Rahman Berikan Komentar Tak Senonoh Atas Tragedi Nanggala-402, Menyebut Akan Setubuhi Istri Prajurit yang Gugur

Dia sudah mengabdikan hidupnya untuk menjaga lautan Indonesia selama 26 tahun.

Namun, kondisi Iwa kini memprihatinkan.

Karena sakit paru-paru kronis yang diderita, tubuh Iwa semakin kurus dan sulit berbicara."Iwa sakit karena terlalu lama bertugas berlayar di kapal selam, sudah 26 tahun. Dia begitu mencintai pekerjaannya."

Baca Juga: Ini Kabar Terbaru Nurhadi, Capres Fiktif yang Diciduk karena Buat Candaan Terkait Tenggelamnya KRI Nanggala 402

"Kalau Iwa tak sakit, mungkin saat tenggelam kapal selam kemarin masih Iwa komandannya," jelas ibu Iwa, Momoh, kepada wartawan di rumahnya di Simpang Lima, Kota Tasikmalaya, Sabtu (1/5/2021).Kolonel Iwa mengalami sakit parah karena mengisap terlalu banyak zat besi selama bertugas di kapal selam.Bahkan, untuk biaya pengobatan, Iwa yang masih menjadi prajurit TNI aktif ini terpaksa menjual rumahnya.

dok. twitter/taufikaris1613
dok. twitter/taufikaris1613

Penampakan KRI Nanggala-402 terakhir kalinya

"Kalau rumahnya dulu ada tapi bukan di Jati, di Parhon itu."

"Itu sudah lama dijual untuk berobat," kata Heni, mertua Iwa.

Pertaruhkan nyawa Mantan Kapolda Jabar Irjen Pol Purnawirawan Anton Charliyan yang juga kakak Iwa mengatakan, dia mendampingi adiknya itu saat terbaring tak berdaya karena sakit yang diderita.

Baca Juga: Setia Menunggu di Darat Bersama Calon Bayi Suaminya, Inilah Istri Sertu Yoto Eki yang Gugur Bersama Kru KRI Nanggala-402 yang Lain, Pesan WA untuk Suaminya Bikin Pilu

"Bagaimana tidak, Iwa dan teman-temannya berulang kali curhat kalau sudah masuk kapal selam saat akan bertugas seperti sudah masuk kuburan," jelas Anton kepada Kompas.com saat dihubungi via WhatsApp, Jumat (30/4/2021).

Anton berharap pemerintah memberikan perhatian khusus bagi para pasukan khusus kapal selam sesuai dengan pengabdian mereka selama ini.

Ia pun membandingkan dengan para pegawai BUMN dengan gaji besar dan tunjangan para anggota dan pensiunan TNI-Polri selama ini.

"Jauh berbeda, sangat jauh sekali."

ANTARA

Nanggala-402

"Padahal, para pasukan khusus ini bekerja selama 24 jam penuh dengan risiko mempertaruhkan nyawa demi negara," ujar dia.

Menurut Anton, kondisi sakit karena kandungan metal kapal selam bukan hanya dialami adiknya, tapi juga kebanyakan pasukan kapal selam.

"Selain adik saya, ternyata sebagian besar rekan-rekannya juga sama, menderita kandungan zat besi saat bernapas di kapal selam selama bertugas."

"Saya berharap pemerintah lebih meperhatikan kesejahteraan pasukan khusus kapal selam yang selama ini mengabdi, tapi kondisinya memprihatinkan," ujar Anton.

Baca Juga: Tak Main-main Lawan China yang Sok Berkuasa, Inggris Kerahkan Kapal Perang Terhebatnya yang Dilengkapi dengan Peralatan Tempur Tercanggihnya

Anton mengaku mendapatkan cerita tersebut karena dahulu banyak rekan-rekan Iwa yang berkumpul di rumahnya.

Mereka sering bercerita marabahaya yang kerap dihadapi pasukan kapal selam.

Atas kondisi adiknya, Anton juga mengaku ada rasa kecewa.

Sebab dia melihat prajurit lain di luar kapal selam tidak mengalami risiko besar, tapi memiliki karier yang lebih baik.

"Sedangkan mereka yang bertugas di luar kapal selam meraih sukses karirnya. Bukan apa-apa, ini saya sakit hati sebagai kakak kandung dan merasakan," kata Anton.

Meski demikian, Anton mengetahui bahwa para prajurit memang sudah siap untuk menghadapi segala risiko untuk menjalankan tugas negara.

"Mereka tahu risikonya begitu, karena sudah mengemban tugas negara."

"Betul-betul jiwa dan raganya diberikan, menjaga kedaulatan negara," kata dia.

Editor : Adrie Saputra

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya