Intisari-online.com -Rumah Baim Wong yang digadang-gadang selesai dibangun dalam waktu 8 bulan ternyata tidak kunjung selesai.
Kekesalan Baim Wong wajar mengingat dia telah banyak mengeluarkan biaya untuk pembangunan rumahnya itu.
"Beton masih bisa diakalin, gue enggak tahulah, ya, gimana masih bisa selamat, yang enggak bisa selamat itu pekerja," ujar Baim Wong dikutip dari YouTube Baim Paula, Jumat (30/4/2021).
Setiap minggunya, Baim Wong menggelontorkan dana sampai Rp 25 juta untuk membayar total 39 pekerja.
"Seminggu Rp 25 juta, ada 39 atau 38 orang, seharinya Rp 150.000, hitung saja," kata Baim.
Baim Wong terpaksa memecat semua pekerja bangunan.
Ia menilai para pekerja tidak profesional dalam menggarap rumahnya.
"Lihat tuh, sepi, enggak ada orang sama sekali, jadi (pekerja) diberhentiin secara paksa," ujar Baim.
Kejanggalan mulai disadari Baim ketika dia merekrut Manajemen Konstruksi (MK) untuk memantau pembangunan rumahnya.
"Akhirnya ketemulah di situ yang harus dipakainya 300 (pondasi) dibelinya 250.
"Jadi itu kayak kekuatan untuk menopang sampai atas pondasi," kata Baim.
"Pondasinya disuruhnya beli apa, dia beli apa. Ya sudah enggak boleh, kan ada gambar strukturnya," tutur Baim kesal.
Suami Paula Verhoeven ini langsung melakukan rapat mendadak guna membahas masalah tersebut bersama arsitek, MK, dan kepala proyek atau mandor.
Baim mengatakan, mandor bangunan pun memberikan jawaban berkelit ketika ditanya soal pemilihan komponen pondasi yang tak sesuai itu.
"Semua teman-teman saya kasihan sama saya, pada telepon saya, kasihan katanya, 8 bulan masa cuma begitu doang," kata Baim.