Diduga Punya Kaitan Dengan Jaringan Terorisme, Begini Detik-detik Penangkapan Munarman Oleh Densus 88, Dibekap Matanya Saat Tiba Di Polda Metro Jaya

Rabu, 28 April 2021 | 10:57
kompas.com

Eks Juru bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman ditangkap Densus 88, Selasa (27/4) kemarin, diduga punya kaitan dengan jaringan teroris di Indonesia.

Suar.ID -Eks Juru bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman ditangkap Densus 88, Selasa (27/4) kemarin.

Pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, itu diduga punya keterkaitan dengan beberapa jaringan terorisme di Indonesia.

Begini detik-detik penangkapan Munarman yang dipaparkan oleh pengurus lingkungan di sekitar rumah Munarman di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten.

Seperit disebut di awal, Munarman diduga punya keterkaitan dengan pembaiatan di UIN Jakarta, Medan, dan juga Makassar.

Munarman juga disebut punya peran dalam membuat JAD dan ISIS di Indonesia.

Menurutketua RT 01 RW 13 Kelurahan Pondok Cabe Udik Kikied Wirawandika yang menyaksikan proses penangkapan Munarman, aparat pertama kali tiba di kawasan Blok G Perumahan Modern Hills sekitar pukul 14.30 WIB.

Ketika itu seorang perwakilan dari Polda Metro Jaya bilang, pihaknya akan melakukan penangkapan terhadap Munarman yang tinggal di sekitar situ.

Saat itu kurang lebih pukul 14.30 WIB.

"DariPolda minta izin akan ada penangkapan," ujar Kikied kepada wartawan, Selasa (27/4/2021).

Sekitar setengah jam kemudian, petugas langsung bergerak dari rumah Kikied ke rumah Munarman.

Di sana mereka langsung melakukan penangkapan.

Tak hanya menangkap, petugas juga menggeledah isi rumah Munarman.

Sekitar 30 menit kemudian, proses penangkapan itu kelar.

Di tengah-tengah proses penangkapan, Munarman sempat melaksanakan ibadah salat Ashar sebelum akhirnya diborgol dan dibawa ke mobil petugas.

"Selesai shalat ashar pukul 15.30 WIB sampai 15.35 WIB, beliau baru berangkat ke Polda menggunakan mobil dengan beberapa anggota Polda Metro," kata Kikied.

Ketika ditangkap, istri dan kedua anak Munarman juga berada di rumah.

Tapi mereka enggak turut diangkut, dan tetap berada di rumah.

Kompas.com

Eks Juru bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman ditangkap Densus 88, Selasa (27/4) kemarin, diduga punya kaitan dengan jaringan terorisme di Indonesia.

Kepolisian pun sempat berjaga di area luar, meski Munarman sudah diberangkat ke Polda Metro Jaya.

"Ada di rumah, anak istri ada di rumah. Tapi keluarga tidak dibawa. Hanya beliau (Munarman) saja," tutur Kikied.

Si ketua RT juga bilang, tiadka ada aktivitas mencurigakan yang dilakukan Munarman beserta keluarga sebelum akhirnya ditangkap.

Munarman, dia sebut tetapberaktivitas seperti biasa dan masih aktif mengikuti kegiatan bersama warga lain.

"Tidak ada sama sekali hal hal mencurigakan. Dia tinggal sudah lama. Saya sendiri di sini sudah dari 2009. Beliau sudah ada," tutur Kikied.

Selain menangkap Munarman, petugas juga mengamankan beberapa barang bukti.

Dari buku, flasdisk, hingga ponsel dari kediaman Munarman.

Rata-rata barang bukti yang diamankan dari lokasi penangkapan merupakan buku-buku keagamaan, begitu kata Kikied.

"Ada banyak buku-buku, ada handphone, ada beberapa flashdisk juga. Kurang lebih ada 60 sampai 70 item lah yang dibawa," ungkap Kikied.

"Saya juga bingung kalau jelasin satu satu. Rata-rata buku keagamaan," sambungnya.

Munarman pun dibawa ke Polda Metro Jaya.

Terlihat dari foto yang berhasil dijepret wartawan Kompas.com, Munarman tiba di Polda Metro Jaya dengan kondisi mata terbekap.

Munarman tiba di rutan Narkoba Polda Metro Jaya bersamaan dengan konferensi pers yang digelar sekitar pukul 19.50 WIB.

Munarman tiba dengan pengawalan polisi yang ketat.

Dia mengenakan baju koko berwarna putih dan sarung.

Dia juga dikenakan penutup mata berwarna hitam dengan tangan diborgol.

Tak banyak kata yang keluar dari mulut Munarman. Dia hanya diam saat digelandang menuju ruang tahanan.

Warta Kota
Warta Kota

Eks Juru bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman ditangkap Densus 88, Selasa (27/4) kemarin, diduga punya kaitan dengan jaringan terorisme di Indonesia.

Tag

Editor : Moh. Habib Asyhad