Belum Pernah Ditemukan Sebelumnya, Lubang Hitam Kecil Terdeteksi Muncul Dekat Bumi, Apa Itu?

Minggu, 25 April 2021 | 15:01

Intisari-Online.com - Sebuah lubang hitam muncul di dekat planet kita.

Dilansir dari Science Alert, Jumat (23/4/2021), diperkirakan lubang hitam tersebut berada kira-kira 1.500 tahun cahaya dari Bumi.

Untungnya, lubang hitam yang terdeteksi dekat planet Bumi ini cukup kecil.

Astronom menyebutnya sebagai kandidat lubang hitam terdekat yang belum ditemukan oleh ilmuwan planet.

Baca Juga: Masih Ada Harapan! Sosok Ini sebut Masih Ada Aktivitas di Dalam Kapal KRI Nanggala 402 yang Tenggelam

Letak lubang hitam dekat Bumi tersebut berada di dalam konstelasi galaksi Bima Sakti yang dikenal sebagai konstelasi Monoceros.

Karena lubang hitam kecil dekat Bumi ini diklaim belum pernah ditemukan sebelumnya, tim peneliti dari Ohio State University, Amerika Serikat, menamakannya Unicorn, yang merujuk lubang hitam, yang berada di tepi galaksi dan sifatnya sangat langka.

"Saat kami melihat datanya, lubang hitam (Unicorn) ini, muncul begitu saja," kata astronom Tharindu Jayasinghe.

Sejak dahulu kala, lubang hitam yang kecil hingga lubang hitam supermasif raksasa telah menggerakkan jantung galaksi.

Baca Juga: Disebut Tega Jatuhkan Ibu Sambungnya Sendiri, Putri Delina Banjir Hujatan usai Nathalie Holscher Minggat dari Rumah Sule hingga Singgung Soal Dendam: Terpenting Semuanya yang Rasain Putri!

Teori memprediksi bahwa lubang hitam dapat muncul dalam berbagai massa atau ukuran.

Namun, saat sampai pada lubang hitam yang dibentuk oleh inti bintang mati yang runtuh, selama bertahun-tahun para astronom telah menemukan beberapa 'celah massa'.

Jika sebuah bintang runtuh hingga kurang dari 2,3 kali massa Matahari kita, itu akan menjadi bintang neutron, bukan lubang hitam.

Black Hole Berhasil Dipotret untuk Pertama Kali

Baca Juga: Nindy Ayunda Gembar-gembor Bilang Askara Harsono Selingkuh Tak Pandang Bulu, Kini Malah Senjata Makan Tuan, Sang Suami Skakmat Dengan Bukti Penyanyi Seksi Itu Selingkuh Dengan Pria Ini

Dunia penelitiantelah digegerkan denga munculnya citra pertama dari lubang hitam supermassive atau black hole pada 11 April 2019.

Dosen Fisika Teori Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS) Surabaya, Bintoro Anang Subagyo memberi tanggapan mengenai dampak penemuan tersebut terhadap perkembangan sains dan teknologi, khususnya di Indonesia.

Dilansir dari lamanITS(16/4/2019), Bintoro ini menyebutkan bahwa keberhasilan pengamatan black hole merupakan salah satu pembuktian teori relativitas umum Einstein yang paling ekstrim.

Selain itu, Bintoro menganggap penemuan ini merupakan pembenaran mengenai keberadaan supermassive black hole dipusat galaksi yang telah lama diyakini para ilmuwan.

Baca Juga: Tiap Hari Tidur Seranjang, Begini Kondisi Aurel Hermansyah usai Atta Halilintar Positif Covid-19: Banyak yang Doain

Teleskop 4 benua

Melalui laman resmi ITS Bintoro memaparkan selama ini penggambaran black hole hanya didasarkan pada simpulan terkait aktivitas benda-benda disekitar black hole.

Sementara citra black hole yang berhasil didapatkan baru-baru ini, menurut Bintoro, cukup sukses memperlihatkan bagian-bagian black hole seperti yang telah disimulasikan.

“Meskipun resolusinya rendah, hal ini tetap saja luar biasa,” pujinya.

Gambar ini sendiri merupakan black hole yang terletak di galaksi Messier 87.

Area cerah pada gambar merupakan material pada cakram akresi yang terpanaskan saat masuk ke dalam black hole, sementara bayangan gelap di tengah adalah lubang hitam itu sendiri.

Baca Juga: Bukan karena Orang Ketiga atau KDRT, Akhirnya Terkuak Penyebab Nathalie Holscher Minggat dari Rumah Sule: Kalau Ditinggalkan, ya Mau Bagaimana?

Para astronom merilis gambar pertama dari lubang hitam ini setelah mengamatinya selama dua tahun terakhir melalui delapan teleskop radio di empat benua, yang tergabung dalam jaringan Event Horizon Telescope (EHT).

Setiap teleskop mengumpulkan sejumlah besar informasi tersendiri.

Adapun total data yang terlibat dalam proses pengambilan gambar ini mencapai lebih dari lima petabyte (1 petabyte = 1.000 terabyte).

Jumlah yang cukup untuk menyimpan file MP3 dengan durasi 5.000 tahun.

(*)

Tag

Editor : Muflika Nur Fuaddah