Upacara Siraman Jelang Pernikahan Aurel Hermansyah, Begini Makna-makna Simbolis dan Ubarampe dari Upacara Tersebut

Sabtu, 20 Maret 2021 | 20:00
Instagram @aurelie.hermansyah

Foto siraman Aurel Hermansyah

Suar.ID – Aurel Hermansyah menggelar upacara Siraman pada Jumat (19/3/2021), setelah acara lamaran beberapa waktu lalu.

Meski beberapa orang sudah melewatkan upacara ini, namun Siraman merupakan salah satu rangkaian prosesi yang dilewati dalam upacara pernikahan adat Jawa.

Dalam upacara Siraman kita akan melihat saratnya akan lambang atau simbol yang diharapkan dapat menjadi nasihat bermanfaat bagi bekal hidup calon pengantin.

Melansir dari kompas.com yang mengutip buku "Ragam Pengantin di Jawa Tengah" yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provisi Jawa Tengah, Museum Jawa Tengah Ranggawarsita (2010), Siraman berarti mandi.

Baca Juga: Hadiri Acara Siraman Aurel Hermansyah Sambil Kenakan Kebaya Mewah yang Dirancang Desainer Ternama, Millen Cyrus Langsung Dapat Pujian Netizen Hingga Bikin Insecure: Wanita Tulen Merasa Gagal...

Ritual ini bertujuan untuk membersihkan sepasang calon pengantin lahir dan batin.

Selain orangtua pengantin, ada pula kehadiran beberapa ibu lanjut usia pada upacara tersebut yang diundang untuk memandikan pengantin, termasuk nenek dari pengantin.

Jumlahnya tujuh orang atau dalam Bahasa Jawa pitu.

Maksudnya, orang-orang tersebut diharapkan bisa memberikan pertolongan (pitulungan).

Sementara menurut ulasan yang ditulis oleh Ernawati Purwaningsih dan dipublikasikan melalui situs Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, sebetulnya jumlah orang yang menyirami tidak dibatasi.

Baca Juga: Hubungan Ashanty dan Krisdayanti kembali jadi Sorotan, Istri Anang Hermansyah Ketahuan Diam-diam Geser Kursi KD agar Dekat Aurel, Ternyata Bermula dari Hal Ini

Semakin banyak semakin baik, asalkan jumlahnya ganjil.

Namun, agar calon pengantin tidak kedinginan karena banyaknya yang menyirami, maka biasanya hanya dibatasi tujuh orang saja.

Upacara Siraman biasanya diselenggarakan siang atau sore hari, yang kemudian dilanjutkan dengan upacara Midodareni.

Sesaji

Upacara siraman diperlukan sesaji atau barang-barang siraman yang meliputi:

- Tempat air besar yang terbuat dari tembaga atau perunggu.

- Air yang diambil dari sumur bersih dengan harapan memberikan kekuatan kesucian lahir batin.

- Kembang setaman, terdiri dari mawar, melati, kantil, dan kenanga, yang ditaruh di dalam air untuk mandi. Tujuannya memberikan aroma harum dan wangi.

- Konyoh manca warna, yakni lulur yang dibuat dari tepung beras dan kencur yang dicampur lima warna, yaitu merah, kuning, hijau, biru, dan putih. Konyoh sebagai sabun yang menghaluskan kulit.

Baca Juga: Absen di Acara Siraman Aurel Hermansyah, Krisdayanti Pilih Lakukan Hal Ini: Bukan Salah Saya

- Sampo tradisional.

- Dua kelapa yang diikat jadi satu.

- Slemek lungguh (alas duduk) berupa tikar pandan dengan ukuran kira-kira satu meter persegi, mori satu lembar, dan jarik satu lembar, serta dedaunan yang terdiri dari daun kluwih, daun kara, daun apa-apa, daun awar-awar, daun turi, daun dhadhap srep, alang-alang, eri kemarung, dan dlingo bengle.

- Jarik atau kain empat warna, yaitu bango tulak yuyu sekandhang, yaitu kain lurik tenun berwarna coklat ada benang kuning, pulo watu, yaitu kain lurik warna putihgaris hitam, dan kain yang berwarna jingga.

- Kain mori satu lembar, kira-kira dua meter, dan kain batik untuk slemek sebelum memakai mori.

- Kain dua warna yaitu grombol dan nagasari. Tetapi kedua motif tersebut bisa diganti motif lainnya, asalkan motif tersebut berarti baik, seperti sidomukti, sidoasih, semen raja, semen rama, atau sidoluhur.

- Sabun dan handuk, kelengkapan untuk membersihkan dan mengeringkan badan setelah siraman.

- Kendhi berisi air untuk mengakhiri acara siraman.

- Sesaji siraman yang meliputi tumpeng robyong, tumpeng gundhul, dhahar anyep-anyepan, pisang raja salirang, pisang pulut saliran yang isinya genap, pala gumantung, pala kependhem, pala kesimpar, empluk-empluk diberi bumbu pawon komplit, satu butir telur ayam kampung, kelapa yang sudah dikupas kulitnya, gula jawa setangkep, cuplak ajug-ajug, kembang telon, jenang werna pitu, jajanan pasar, jadah, jenang dodol, wajik, kacang cina atau kacang tanah direbus bersama kulitnya, serta ayam jago satu ekor.

Baca Juga: Wajar aja Ngebet Nikah hingga Terkesan Buru-buru saat Persiapan, Rupanya Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar Kepergok Datangi Dokter Kandungan karena Hal Ini

Tata urutan upacara Siraman Air yang digunakan untuk siraman.

Setelah sesaji dikumpulkan, berikut tata urutan upacara Siraman yang akan dilaksanakan:

1. Kembang setaman disebar di tempat yang telah diisi air, yang akan dipergunakan untuk Siraman. Kemudian, kelapa dua buah yang telah diikat dimasukkan ke dalam tempat air untuk Siraman.

2. Calon pengantin yang sudah mengenakan busana Siraman dijemput oleh kedua orangtuanya dari kamar pengantin.

Kemudian pengantin digandeng menuju tempat Siraman. Para pinisepuh yang bertugas membawa ubarampe mengiringi dari belakang.

Ubarampe tersebut berupa jarik grompol satu lembar, nagasari satu lembar, handuk, dan padupan.

3. Setelah semua siap, acara diwali dengan doa, kemudian orang tua mengawali menyiram calon pengantin menggunakan air yang telah tersedia.

Orang yang pertama menyirami calon pengantin adalah bapak pengantin, diikuti oleh ibunya, kemudian para pinisepuh yang telah diminta untuk ikut menyirami calon pengantin dan memberi berkah.

Siraman calon pengantin diakhiri oleh juru rias, atau sesepuh yang sudah ditunjuk atau disepakati.

Baca Juga: Ahmad Dhani Celingak-celinguk Bareng Mulan Jameela saat Baru Tiba di Lamaran Aurel-Atta, Ternyata Gegara Ulah Jail Maia Estianty

4. Pada akhir Siraman, juru rias atau sesepuh mengeramasi calon pengantin menggunakan landha merang, santen kanil dan banyu asem, serta meluluri tubuh dengan konyoh, kemudian menyiram lagi sampai bersih.

Setelah itu, calon pengantin memanjatkan doa, dan kemudian juru rias mengucurkan air kendhi untuk berkumur sebanyak tiga kali.

Selanjutnya juru rias mengguyurkan air kendhi ke kepala sebanyak tiga kali, membersihkan muka, telinga, leher, tangan, kaki sebanyak tiga kali.

Setelah air kendhi habis, juru rias memecah kendhi di depan kedua orangtua calon pengantin.

5. Acara dilanjutkan dengan membawa calon pengantin menuju kamar pengantin.

Calon pengantin digandeng oleh kedua orangtuanya menuju kamar pengantin untuk mengeringkan tubuh dan disiapkan untuk melaksanakan prosesi selanjutnya, yakni upacara Ngerik. (Nabilla Tashandra)

Baca Juga: Keberadaan Gen Halilintar jadi Sorotan usai tak Hadiri Lamaran Atta dan Aurel, Akhirnya Ungkapkan Alasan Mereka tak Hadiri Momen Besar Sang Kakak: Maaf Ya Kita nggak Sempat

Editor : K. Tatik Wardayati

Baca Lainnya