'Pertama Kali di Dunia', 15 Sukarelawan Ini bakal Lakukan Proyek 'Gila' dengan Bertahan Hidup di Gua yang Terisolasi Tanpa Hal Ini

Selasa, 16 Maret 2021 | 17:30
Facebook

Proyek Deep Time

Suar.ID - Dalam upaya mengumpulkan data tentang efek isolasi jangka panjang tanpa mengetahui waktu pada otak manusia, 15 sukarelawan akan menghabiskan 40 hari di sebuah gua di Ariège, Selatan Prancis.Dalam apa yang digambarkan sebagai "yang pertama di dunia", delapan pria dan tujuh wanita akan menghabiskan 40 hari terisolasi di sebuah gua besar, tanpa telepon, tanpa jam tangan atau jenis perangkat apa pun yang dapat membantu mereka mengetahui waktu.

Proyek tersebut bernama Deep Time dan merupakan ide dari penjelajah Franco-Swiss Christian Clot, dia juga merupakan salah satu pesertanya.

Dia bersama dengan sukarelawan lainnya akan memulai eksperimen mereka hari ini, dan akan menghabiskan 40 hari terisolasi di sebuah gua besar di pegunungan Pyrénées.

Baca Juga: Blusukan ke Warkop, Anies Baswedan Pasrah tak Dikenali Warganya Sendiri: Saya Doakan Bapak Biar Cepet dapat Eselon ya

Mereka semua dilengkapi dengan sensor yang memungkinkan belasan ilmuwan mengikuti mereka dari permukaan."Eksperimen ini adalah yang pertama di dunia," kata Profesor Etienne Koechlin, direktur Laboratorium Ilmu Saraf Kognitif dan Komputasi di Ecole Normale Supérieure di Paris.

"Sampai sekarang, semua misi jenis ini berfokus pada studi ritme fisiologis tubuh, tetapi tidak pernah pada dampak dari jenis kerusakan temporal ini pada fungsi kognitif dan emosional manusia."15 sukarelawan perlu beradaptasi dengan suhu konstan 12 derajat Celcius dan kelembaban 95% dari gua, menghasilkan listrik sendiri menggunakan sistem perahu pedal, dan mengambil air yang mereka butuhkan dari kedalaman 45 meter.

Baca Juga: Skandal Perselingkuhan Artis: Terlihat Adem Ayem Siapa Sangka Hubungan Armand Maulana Dan Dewi Gita Pernah Diterpa Perselingkuhan, Bahkan Sampai Ancaman Gugatan Cerai

"Kehilangan waktu adalah disorientasi terbesar yang pernah ada, dan aspek inilah yang ingin dipahami oleh misi Deep Time dengan lebih baik," demikian bunyi situs resmi Deep Time.

"Selama peristiwa tertentu, persepsi kita tentang waktu berubah: tampaknya berlalu sangat lambat atau sangat cepat, tidak terkait dengan realitas setiap detik yang berlalu"

"Lalu apa yang terjadi? Bagaimana menemukan pengertian waktu? Apa hubungan antara waktu kognitif dan biologis, antara otak dan sel genetik?"

"Apa hubungan antara waktu yang dirasakan dan waktu normatif, dengan jam tangan kita? Bagaimana otak kita melihat waktu?"Dalam upaya menjawab beberapa pertanyaan ini, para ilmuwan diduga akan memantau 15 peserta dari permukaan, mengumpulkan data yang dikirimkan oleh sejumlah sensor.Christian Clot, pendiri Human Adaptation Institute, organisasi nirlaba di balik eksperimen Dream Time, terinspirasi untuk menggelar misi ini oleh pandemi Covid-19 dan bagaimana hal itu memengaruhi kehidupan.

Baca Juga: Anton Medan Sering Menyebut Nama Ahok di Akhir Hayatnya, BTP: Beliau Baik, Berani dan Setia Kawan

Arnaud Burel, seorang ahli biologi berusia 29 tahun dan salah satu sukarelawan yang berpartisipasi dalam Deep Time, mengatakan bahwa ia setuju untuk berpartisipasi karena keinginan "untuk merasakan kehidupan yang tidak mungkin dilakukan di luar dengan komputer dan ponsel".

Burel setuju bahwa menghabiskan 40 hari di gua dengan 14 orang asing tidak akan mudah, menambahkan bahwa komunikasi akan menjadi kuncinya.Untuk mengatur Deep Time, Human Adaptation Institute mengumpulkan 1,2 juta dana publik dan swasta.

15 peserta tidak akan menerima kompensasi, tetapi mereka diberi 1,5 ton perbekalan yang mereka miliki di dalam gua, untuk memastikan bahwa mereka dapat bertahan hidup tanpa intervensi dari luar.Deep Time telah mendapatkan banyak perhatian di Prancis, bahkan Christian Clot mendapat kecaman karena menyebut dirinya peneliti "tanpa pelatihan ilmiah".Misi Deep Time dimulai pada 14 Maret, dan dijadwalkan berlangsung hingga 22 April, jika semuanya berjalan sesuai rencana.

Tag

Editor : Adrie Saputra

Sumber Facebook, YouTube